Injil yang Palsu: Peringatan dan Penegasan Injil yang Sejati

Injil yang Palsu: Peringatan dan Penegasan Injil yang Sejati

 Pendahuluan:

Dalam zaman yang dipenuhi dengan informasi dan ideologi yang saling bersaing, umat Kristen harus waspada terhadap munculnya injil yang palsu. Injil yang palsu adalah penyimpangan dari kabar baik tentang keselamatan yang sejati melalui Yesus Kristus, sering kali bercampur dengan ide-ide manusia, legalisme, atau janji-janji kosong yang tidak sesuai dengan Alkitab. Rasul Paulus dengan keras memperingatkan tentang bahaya ini, yang tidak hanya membingungkan umat Allah tetapi juga menyesatkan mereka dari jalan keselamatan.

Artikel ini akan membahas apa itu injil palsu, ciri-cirinya, dasar Alkitabiah yang mendasari peringatan terhadap injil palsu, pandangan dari para teolog Reformed, dan bagaimana orang percaya dapat berpegang teguh pada Injil yang sejati.

1. Apa Itu Injil yang Palsu?

a. Definisi Injil Palsu

Injil palsu adalah ajaran yang menyimpang dari kebenaran Alkitab tentang keselamatan oleh kasih karunia Allah melalui iman di dalam Kristus. Injil ini sering kali mencampurkan elemen-elemen yang tidak alkitabiah, seperti legalisme, humanisme, atau materialisme, yang menggantikan atau menambah Injil sejati.

b. Dasar Alkitabiah

Galatia 1:6-9 memberikan peringatan keras tentang injil palsu:"Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan berpaling kepada suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Memang ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus."

Rasul Paulus menegaskan bahwa siapa pun yang memberitakan injil lain yang berbeda dari Injil yang sejati akan berada di bawah kutukan Allah.

2. Ciri-Ciri Injil yang Palsu

a. Menambahkan atau Mengurangi Injil Sejati

Injil palsu sering kali menambahkan syarat tertentu untuk keselamatan atau mengurangi unsur-unsur penting dari Injil sejati.

  • Menambahkan Legalistik: Mengajarkan bahwa keselamatan harus dicapai melalui perbuatan baik, seperti dalam kasus ajaran kaum Yudaisme yang menuntut sunat (Kisah Para Rasul 15:1).
  • Mengurangi Kebenaran Alkitab: Beberapa ajaran mengabaikan kebutuhan akan pertobatan atau meremehkan dosa.

b. Berpusat pada Manusia, Bukan pada Allah

Injil palsu sering memuliakan manusia daripada Allah, memfokuskan pada kesuksesan duniawi, kekayaan, atau kesehatan.

2 Timotius 4:3:"Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya."

c. Mengabaikan Salib dan Pengorbanan Kristus

Injil palsu sering kali mengabaikan pentingnya salib Kristus dan pengorbanan-Nya untuk dosa. 1 Korintus 1:18 berkata:"Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah."

d. Menyediakan Janji Kosong

Injil palsu sering menawarkan janji-janji yang tidak sesuai dengan kebenaran Alkitab, seperti kemakmuran material atau kebebasan dari segala penderitaan di dunia ini.

3. Dasar Teologi Reformed tentang Injil Palsu

a. Keselamatan oleh Kasih Karunia Melalui Iman

Teologi Reformed menekankan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah yang diberikan melalui iman kepada Yesus Kristus. Ephesians 2:8-9 berkata:"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu."

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menulis bahwa upaya manusia untuk menambah atau mengganti Injil menunjukkan kurangnya penghormatan terhadap karya Kristus yang sempurna.

b. Kekudusan dan Kemuliaan Allah

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menegaskan bahwa Injil palsu sering kali merendahkan kekudusan dan kemuliaan Allah dengan menekankan hal-hal duniawi. Injil sejati, sebaliknya, memuliakan Allah dan menunjukkan keindahan rencana keselamatan-Nya.

c. Pentingnya Doktrin yang Benar

R.C. Sproul dalam The Holiness of God memperingatkan bahwa injil palsu sering kali berakar pada doktrin yang salah tentang Allah, manusia, dan keselamatan. Ia menekankan bahwa pengajaran yang salah tentang Allah membawa konsekuensi kekal.

4. Contoh-Contoh Injil Palsu dalam Sejarah dan Zaman Modern

a. Legalisme

Legalisme menambahkan hukum manusia ke dalam Injil, seolah-olah keselamatan bergantung pada ketaatan terhadap peraturan tertentu. Kaum Yudaisme di Perjanjian Baru berusaha memaksakan sunat sebagai syarat keselamatan (Galatia 5:1-6).

b. Injil Kemakmuran

Injil kemakmuran mengajarkan bahwa iman kepada Kristus akan selalu menghasilkan kekayaan dan kesehatan. Ajaran ini sering kali mengabaikan penderitaan Kristen sebagai bagian dari rencana Allah untuk pengudusan.

c. Relativisme

Injil palsu modern sering kali bercampur dengan relativisme, yang menyangkal kebenaran absolut Injil dan menggantinya dengan pandangan bahwa semua jalan menuju Allah adalah sah. Yohanes 14:6 dengan jelas membantah ini:"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

5. Bagaimana Melindungi Diri dari Injil Palsu?

a. Mengenal Injil yang Sejati

Orang percaya harus memahami dan menghidupi Injil sejati. Roma 1:16 berkata:"Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya."

b. Berakar dalam Firman Tuhan

Mazmur 119:105 menyatakan:"Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."
Orang percaya harus terus membaca, mempelajari, dan menerapkan firman Tuhan untuk melindungi diri dari ajaran yang menyesatkan.

c. Menguji Segala Pengajaran

1 Yohanes 4:1 berkata:"Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah."
Setiap pengajaran harus dibandingkan dengan Alkitab untuk memastikan kebenarannya.

d. Bergabung dengan Komunitas yang Sehat

Bersama dengan komunitas iman yang berpegang teguh pada kebenaran Alkitab akan membantu orang percaya tetap setia kepada Injil sejati.

6. Respons Terhadap Injil Palsu

a. Menolak dengan Tegas

Paulus dengan jelas mengatakan bahwa injil palsu harus ditolak dengan tegas. Galatia 1:9 berkata:
"Jika ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia."

b. Memperbaiki dengan Kasih

Ketika berhadapan dengan orang yang terjebak dalam injil palsu, kita dipanggil untuk memperbaiki mereka dengan kasih. 2 Timotius 2:25 berkata:"Hendaklah ia dengan lemah lembut mendidik orang-orang yang suka melawan."

c. Memberitakan Injil yang Sejati

Orang percaya harus giat memberitakan Injil sejati untuk membawa orang lain kepada kebenaran dan menyelamatkan mereka dari kebinasaan.

Kesimpulan

Injil yang palsu adalah ancaman nyata yang dapat menyesatkan banyak orang dari jalan keselamatan yang sejati. Dengan memahami Injil sejati, berakar pada firman Tuhan, dan bergabung dengan komunitas yang sehat, orang percaya dapat melindungi diri dari injil palsu dan tetap setia kepada kebenaran Allah.

Baca Juga: Keunikan Keselamatan Kristen: Perspektif Teologi Reformed

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjadi saksi Injil sejati, memberitakan kebenaran yang menyelamatkan, dan memuliakan Allah melalui hidup kita. Kiranya kita selalu hidup dalam terang kasih karunia Allah dan tidak pernah menyimpang dari Injil yang membawa kehidupan kekal.

"Karena itu, marilah kita tetap berpegang pada Injil sejati dan menolak segala bentuk injil palsu yang menyesatkan."

Next Post Previous Post