Inti Kekristenan yang Sejati

Inti Kekristenan yang Sejati

Pendahuluan:

Kekristenan adalah salah satu agama terbesar di dunia, namun pertanyaan mendasar tentang inti Kekristenan sering muncul: Apakah yang sebenarnya menjadi inti dari iman Kristen? Dalam pandangan teologi Reformed, Kekristenan bukanlah sekadar agama dengan aturan moral atau ritual ibadah, melainkan sebuah hubungan yang mendalam antara manusia yang telah ditebus dengan Allah melalui Yesus Kristus. Artikel ini akan membahas inti Kekristenan menurut para pakar teologi Reformed, menyoroti aspek teologis, esensial, dan praktis dari iman Kristen.

1. Allah yang Berdaulat dan Relasi dengan Pencipta

a. Allah yang Berdaulat

Dalam teologi Reformed, inti Kekristenan dimulai dari pengenalan akan Allah yang berdaulat. John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menyatakan bahwa "pengetahuan akan Allah dan diri sendiri" adalah dasar dari iman Kristen. Kekristenan dimulai dengan pengakuan bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu, yang berdaulat atas seluruh ciptaan, dan layak menerima segala penghormatan dan penyembahan (Mazmur 24:1).

Kekristenan bukan tentang pencapaian manusia, tetapi tentang Allah yang berinisiatif untuk menyatakan diri-Nya kepada manusia. Dalam Roma 1:20, Paulus menulis bahwa "apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat terlihat dari ciptaan-Nya." Allah berdaulat dan memanggil manusia untuk hidup dalam hubungan dengan-Nya.

b. Relasi yang Rusak oleh Dosa

Anthony Hoekema menjelaskan bahwa inti Kekristenan tidak dapat dipahami tanpa mengakui realitas dosa. Dalam Kejadian 3, manusia jatuh ke dalam dosa, yang memutuskan hubungan dengan Allah dan membawa manusia kepada kematian rohani. Kekristenan menjawab kebutuhan manusia yang mendesak akan pemulihan hubungan dengan Penciptanya.

Dosa tidak hanya merusak manusia secara individu, tetapi juga memengaruhi seluruh tatanan dunia. Efesus 2:1-3 menggambarkan manusia sebagai "mati karena pelanggaran dan dosa." Kekristenan hadir untuk membawa pengharapan dan solusi atas permasalahan ini melalui karya penebusan Allah.

2. Inti Kekristenan: Injil Yesus Kristus

a. Kabar Baik tentang Yesus Kristus

Teologi Reformed menegaskan bahwa inti Kekristenan adalah Injil Yesus Kristus. Injil adalah kabar baik tentang karya Allah untuk menyelamatkan manusia melalui kematian dan kebangkitan Kristus. R.C. Sproul menjelaskan bahwa inti Injil adalah bahwa manusia yang berdosa dapat diperdamaikan dengan Allah melalui iman kepada Yesus Kristus (Roma 5:1).

Yesus Kristus adalah pusat Kekristenan. Dalam Yohanes 14:6, Yesus berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." Tim Keller menekankan bahwa Kekristenan bukanlah tentang apa yang harus dilakukan manusia untuk mencapai Allah, tetapi tentang apa yang telah Allah lakukan untuk menyelamatkan manusia melalui Kristus.

b. Penebusan Melalui Salib

Karya salib adalah inti dari Injil. Dalam 1 Korintus 15:3-4, Paulus merangkum Injil dengan berkata bahwa Kristus "telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan pada hari yang ketiga."

John Owen, seorang teolog Reformed, menjelaskan bahwa melalui salib, Yesus memikul hukuman dosa yang seharusnya ditanggung manusia. Pendamaian Kristus memenuhi tuntutan keadilan Allah, sehingga Allah dapat membenarkan orang berdosa tanpa mengkompromikan kekudusan-Nya (Roma 3:26).

c. Kebangkitan: Bukti Kemenangan

Kebangkitan Yesus adalah jantung dari Kekristenan. Charles Hodge menulis bahwa kebangkitan Kristus adalah bukti bahwa karya penebusan-Nya telah diterima oleh Allah dan bahwa Ia telah menang atas dosa dan kematian. Kebangkitan memberi jaminan hidup kekal bagi semua orang percaya (1 Korintus 15:17).

3. Keselamatan: Anugerah Allah yang Murni

a. Keselamatan oleh Kasih Karunia

Kekristenan menekankan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah yang diberikan kepada manusia, bukan hasil usaha manusia. Efesus 2:8-9 menyatakan, "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah."

John Calvin menegaskan bahwa keselamatan manusia sepenuhnya adalah karya Allah. Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa tidak mampu menyelamatkan dirinya sendiri. Oleh karena itu, keselamatan adalah hasil dari kasih karunia Allah yang bekerja melalui Yesus Kristus.

b. Iman sebagai Respons

Dalam teologi Reformed, iman adalah sarana melalui mana manusia menerima keselamatan. R.C. Sproul menjelaskan bahwa iman bukanlah usaha manusia untuk mencapai Allah, tetapi respons terhadap anugerah Allah. Iman melibatkan percaya kepada Kristus sebagai satu-satunya sumber keselamatan dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya (Roma 10:9-10).

4. Hidup Baru dalam Kristus

a. Identitas Baru dalam Kristus

Kekristenan tidak hanya berbicara tentang pengampunan dosa, tetapi juga tentang pembaruan hidup. Dalam 2 Korintus 5:17, Paulus menyatakan, "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."

Anthony Hoekema menjelaskan bahwa keselamatan mencakup transformasi total dari identitas manusia. Orang percaya dipanggil untuk hidup sebagai anak-anak Allah, mencerminkan kasih dan kebenaran-Nya di dunia.

b. Hidup dalam Kekudusan

Teologi Reformed menekankan bahwa keselamatan menghasilkan kehidupan yang kudus. John Owen menulis bahwa keselamatan bukanlah lisensi untuk hidup dalam dosa, tetapi panggilan untuk mengejar kekudusan. Roma 6:22 menyatakan bahwa orang percaya telah dibebaskan dari dosa untuk hidup dalam kekudusan, dengan tujuan akhir hidup kekal.

5. Tujuan Kekristenan: Kemuliaan Allah

a. Soli Deo Gloria

Dalam teologi Reformed, inti Kekristenan adalah hidup untuk kemuliaan Allah. Konsep Soli Deo Gloria (hanya bagi Allah segala kemuliaan) menekankan bahwa seluruh hidup manusia, termasuk keselamatan, adalah untuk memuliakan Allah. Dalam 1 Korintus 10:31, Paulus menulis, "Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah."

Baca Juga: Injil yang Benar Menurut Perspektif Teologi Reformed

John Piper menyebut bahwa "Allah paling dimuliakan dalam kita ketika kita paling puas di dalam Dia." Kekristenan memanggil umat percaya untuk menemukan sukacita terbesar mereka dalam hubungan dengan Allah dan hidup untuk memuliakan-Nya dalam segala aspek kehidupan.

b. Misi untuk Dunia

Kekristenan juga memiliki tujuan misi yang jelas. Dalam Matius 28:19-20, Yesus memberikan Amanat Agung untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia. Teologi Reformed menekankan bahwa orang percaya dipanggil untuk menjadi saksi Injil melalui perkataan dan tindakan, membawa kabar baik tentang keselamatan kepada mereka yang belum mengenal Kristus.

6. Kekristenan dalam Kehidupan Sehari-hari

a. Hubungan dengan Allah

Kekristenan bukan sekadar agama formal, tetapi sebuah hubungan hidup dengan Allah. Doa, pembacaan Firman, dan ibadah adalah cara di mana orang percaya memelihara hubungan mereka dengan Allah.

b. Hubungan dengan Sesama

Kekristenan juga menekankan kasih kepada sesama sebagai inti kehidupan iman. Dalam Matius 22:37-39, Yesus menyatakan bahwa hukum yang terutama adalah mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Kekristenan memanggil umat percaya untuk hidup dalam kasih, keadilan, dan belas kasihan, mencerminkan karakter Kristus di dunia.

Penutup: Inti Kekristenan yang Sejati

Inti Kekristenan adalah Injil Yesus Kristus—kabar baik bahwa Allah yang kudus dan berdaulat telah mengambil inisiatif untuk menyelamatkan manusia yang berdosa melalui karya penebusan Kristus di kayu salib. Melalui iman kepada Kristus, manusia menerima pengampunan dosa, hidup baru, dan hubungan yang dipulihkan dengan Allah.

Kekristenan memanggil umat percaya untuk hidup dalam kekudusan, melayani sesama, dan memuliakan Allah dalam segala hal. Seperti yang dinyatakan oleh Paulus dalam Roma 11:36, "Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya."

Berdoalah agar Roh Kudus memberikan pengertian dan kekuatan untuk hidup sesuai dengan inti Kekristenan, yaitu mengenal Allah, memuliakan-Nya, dan membawa kabar baik tentang Kristus kepada dunia.

Next Post Previous Post