Kisah Para Rasul 4:12: Jalan Keselamatan dalam Nama Yesus Kristus
Pendahuluan:
Kisah Para Rasul 4:12 merupakan salah satu ayat yang sangat penting dalam teologi Kristen, terutama dalam hal pengajaran tentang keselamatan. Ayat ini berbunyi:
"Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."
Pernyataan ini diucapkan oleh Rasul Petrus ketika ia bersama Yohanes berdiri di hadapan Mahkamah Agama Yahudi. Pernyataan ini bukan hanya sebuah deklarasi iman, tetapi juga sebuah pengakuan teologis yang mendalam tentang peran unik dan eksklusif Yesus Kristus dalam rencana keselamatan Allah.
Artikel ini akan menguraikan makna Kisah Para Rasul 4:12 dalam konteks Alkitab dan teologi Reformed. Dengan merujuk pada tulisan-tulisan para teolog seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul, kita akan membahas eksklusivitas keselamatan dalam Kristus, dasar teologisnya, serta implikasinya bagi kehidupan Kristen.
1. Konteks Kisah Para Rasul 4:12
a. Latar Belakang Peristiwa
Ayat ini muncul dalam konteks pengajaran para rasul setelah kebangkitan Yesus. Dalam pasal sebelumnya (Kisah Para Rasul 3), Petrus dan Yohanes telah menyembuhkan seorang yang lumpuh sejak lahir di Gerbang Indah Bait Allah. Mukjizat ini menarik perhatian banyak orang, yang kemudian memberikan kesempatan kepada Petrus untuk memberitakan Injil.
Namun, tindakan mereka mendapat penentangan dari para pemimpin agama Yahudi. Dalam Kisah Para Rasul 4:7, mereka bertanya:"Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu melakukan hal itu?"
Petrus menjawab dengan penuh keberanian bahwa mukjizat itu dilakukan dalam nama Yesus Kristus, yang telah disalibkan tetapi dibangkitkan oleh Allah (Kisah Para Rasul 4:10). Ayat 12 kemudian menegaskan bahwa hanya melalui Yesus ada keselamatan.
b. Pernyataan Eksklusivitas Keselamatan
Pernyataan Petrus dalam ayat ini sangat tegas: tidak ada keselamatan di luar Yesus Kristus. Pernyataan ini menantang eksklusivitas agama Yahudi saat itu, yang percaya bahwa keselamatan hanya ditemukan melalui ketaatan pada Taurat.
John Calvin, dalam komentarnya tentang Kisah Para Rasul, menulis:"Petrus dengan jelas menyatakan bahwa keselamatan hanya dapat ditemukan dalam Kristus, karena Dialah satu-satunya yang diutus oleh Allah untuk mendamaikan manusia dengan-Nya."
2. Eksklusivitas Keselamatan dalam Kristus
a. Yesus sebagai Satu-Satunya Jalan Keselamatan
Ayat ini menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan menuju keselamatan. Pernyataan ini sejalan dengan pengajaran Yesus sendiri dalam Yohanes 14:6:"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
Louis Berkhof, dalam Systematic Theology, menjelaskan bahwa eksklusivitas keselamatan dalam Kristus didasarkan pada fakta bahwa hanya melalui Dia dosa dapat ditebus dan hubungan dengan Allah dapat dipulihkan.
b. Nama Yesus sebagai Sumber Keselamatan
Nama Yesus memiliki makna teologis yang mendalam. Dalam tradisi Yahudi, nama seseorang mencerminkan identitas dan otoritasnya. Dengan menyatakan bahwa keselamatan hanya ada dalam nama Yesus, Petrus menegaskan bahwa keselamatan hanya dapat ditemukan melalui karya dan otoritas Yesus Kristus sebagai Juruselamat.
R.C. Sproul menulis bahwa nama Yesus adalah simbol dari misi penebusan-Nya, yang mencakup kehidupan-Nya yang sempurna, kematian-Nya yang menebus, dan kebangkitan-Nya yang penuh kemenangan.
c. Penolakan terhadap Sinkretisme
Pernyataan dalam Kisah Para Rasul 4:12 juga menolak gagasan bahwa keselamatan dapat ditemukan melalui jalan lain atau melalui sinkretisme agama. Teologi Reformed menegaskan bahwa keselamatan adalah hasil dari kasih karunia Allah yang diberikan melalui Kristus saja (solus Christus).
Herman Bavinck menulis:"Kristus bukanlah salah satu dari banyak jalan menuju keselamatan; Dia adalah satu-satunya jalan, karena hanya melalui Dia Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya."
3. Dasar Teologis Keselamatan dalam Kristus
a. Karya Penebusan Kristus
Eksklusivitas keselamatan dalam Kristus didasarkan pada karya penebusan-Nya di kayu salib. Dalam Roma 3:24-25 (TB), Paulus menulis:"...dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya."
John Calvin menekankan bahwa hanya melalui pengorbanan Kristus dosa dapat diampuni. Ia menulis:
"Karena Kristus adalah satu-satunya korban yang sempurna, maka tidak ada jalan lain bagi manusia untuk mendamaikan dosa mereka selain melalui Dia."
b. Kebangkitan Kristus
Kebangkitan Kristus adalah bukti bahwa karya penebusan-Nya diterima oleh Allah. Dalam 1 Korintus 15:17 (TB), Paulus berkata:"Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu."
R.C. Sproul menegaskan bahwa kebangkitan Kristus adalah jaminan bahwa Dia memiliki kuasa untuk menyelamatkan mereka yang percaya kepada-Nya.
4. Implikasi Kisah Para Rasul 4:12 bagi Kehidupan Kristen
a. Panggilan untuk Memberitakan Injil
Karena keselamatan hanya ditemukan dalam Kristus, umat Kristen memiliki tanggung jawab untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa. Dalam Matius 28:19-20, Yesus memberikan Amanat Agung kepada murid-murid-Nya untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya.
Herman Bavinck menulis bahwa eksklusivitas keselamatan dalam Kristus tidak berarti bahwa Allah tidak peduli terhadap dunia, tetapi justru menjadi motivasi untuk membawa Injil kepada mereka yang belum mengenal Dia.
b. Hidup dalam Ketaatan dan Iman
Keselamatan dalam Kristus memanggil orang percaya untuk hidup dalam ketaatan dan iman. Dalam Efesus 2:10 (TB), Paulus berkata:"Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya."
Louis Berkhof menekankan bahwa hidup dalam Kristus adalah bukti dari iman sejati dan keselamatan yang telah diterima.
c. Keyakinan dalam Keselamatan
Pernyataan dalam Kisah Para Rasul 4:12 memberikan keyakinan kepada orang percaya bahwa keselamatan mereka aman dalam Kristus. Dalam Yohanes 10:28 (TB), Yesus berkata:"Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya."
John Calvin menulis bahwa keselamatan dalam Kristus adalah jaminan yang kokoh, karena didasarkan pada kasih karunia Allah yang tidak berubah.
5. Relevansi Kisah Para Rasul 4:12 di Tengah Pluralisme Modern
a. Tantangan Pluralisme Agama
Dalam dunia modern yang semakin pluralis, pernyataan eksklusivitas keselamatan dalam Kristus sering kali dianggap tidak toleran. Namun, teologi Reformed menegaskan bahwa kebenaran Alkitab tidak dapat dikompromikan demi menyenangkan budaya.
R.C. Sproul menulis bahwa klaim eksklusivitas Injil adalah konsekuensi dari siapa Yesus itu—satu-satunya Anak Allah yang menjadi perantara antara Allah dan manusia.
b. Kesaksian yang Berakar pada Kasih
Meskipun Injil menuntut eksklusivitas, pemberitaan kebenaran ini harus dilakukan dengan kasih dan kerendahan hati. Dalam 1 Petrus 3:15 (TB), Petrus berkata:"Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungjawaban kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungjawaban dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat."
Kesimpulan
Kisah Para Rasul 4:12 menegaskan bahwa keselamatan hanya dapat ditemukan dalam Yesus Kristus. Eksklusivitas ini didasarkan pada karya penebusan-Nya yang sempurna dan kebangkitan-Nya yang penuh kuasa. Dalam perspektif teologi Reformed, ayat ini menegaskan kedaulatan Allah dalam keselamatan dan panggilan untuk hidup dalam iman dan ketaatan.
Sebagai umat percaya, kita dipanggil untuk hidup sebagai saksi Kristus di dunia, memberitakan bahwa tidak ada nama lain di bawah kolong langit yang olehnya manusia dapat diselamatkan. Semoga ayat ini menguatkan iman kita dan mendorong kita untuk membawa Injil kepada mereka yang belum mengenal Kristus.
Catatan: Kiranya Roh Kudus memimpin kita untuk memahami dan membagikan kebenaran tentang keselamatan dalam Kristus dengan kasih dan keberanian.