Menghitung Hari-Hari Kita: Perspektif Teologi Reformed

Menghitung Hari-Hari Kita: Perspektif Teologi Reformed

Pendahuluan:

Hidup manusia bersifat sementara, penuh dengan batas waktu yang tidak kita ketahui. Pemazmur mengingatkan kita akan hal ini dalam Mazmur 90:12:Ajarilah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

Dalam pandangan teologi Reformed, ayat ini bukan hanya seruan untuk menyadari kefanaan hidup, tetapi juga undangan untuk merenungkan kehidupan kita dalam terang kekekalan dan kedaulatan Allah. Artikel ini akan mengeksplorasi apa arti “menghitung hari-hari kita,” mengapa hal ini penting, dan bagaimana kita dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai pandangan beberapa pakar teologi Reformed.

1. Makna Alkitabiah "Menghitung Hari-Hari Kita"

a. Kesadaran akan Waktu yang Terbatas

Dalam Mazmur 90, Musa merenungkan kefanaan manusia dibandingkan dengan kekekalan Allah. Dalam ayat 10, ia berkata, "Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun." Namun, sekalipun panjang, kehidupan manusia tetap berlalu dengan cepat.

John Calvin, dalam tafsirannya, menyebut bahwa “menghitung hari-hari kita” adalah pengakuan bahwa waktu kita di dunia ini singkat dan penuh dengan tantangan. Ini adalah ajakan untuk tidak hidup dengan sembrono, tetapi dengan hikmat, menggunakan setiap hari untuk maksud yang bermakna.

b. Hidup dalam Terang Kekekalan

Anthony Hoekema menjelaskan bahwa menghitung hari-hari kita berarti melihat hidup dalam perspektif kekekalan. Manusia tidak diciptakan hanya untuk hidup sementara di dunia ini, tetapi untuk kekekalan bersama Allah. Kesadaran akan hal ini membantu kita menempatkan prioritas yang benar dalam hidup kita.

c. Mencari Hikmat Allah

Dalam Mazmur 90:12, seruan untuk menghitung hari-hari dihubungkan dengan permohonan untuk “beroleh hati yang bijaksana.” Teologi Reformed menekankan bahwa hikmat sejati hanya berasal dari Allah, dan hidup bijaksana berarti hidup sesuai dengan kehendak-Nya. R.C. Sproul menegaskan bahwa hidup bijaksana adalah hidup yang dipandu oleh Firman Allah dan diarahkan pada kemuliaan-Nya.

2. Mengapa Penting Menghitung Hari-Hari Kita?

a. Hidup yang Bersifat Sementara

Teologi Reformed mengajarkan bahwa kefanaan hidup manusia adalah akibat dari dosa. Dalam Kejadian 3, ketika manusia jatuh dalam dosa, kematian menjadi bagian dari kehidupan manusia. Roma 6:23 menyatakan bahwa “upah dosa ialah maut.”

Herman Bavinck menulis bahwa kefanaan manusia mengingatkan kita bahwa hidup ini adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir. Kesadaran ini mendorong kita untuk memanfaatkan waktu yang diberikan Allah dengan bijaksana.

b. Pertanggungjawaban di Hadapan Allah

Dalam 2 Korintus 5:10, Paulus menulis bahwa semua orang akan berdiri di hadapan takhta pengadilan Kristus untuk memberi pertanggungjawaban atas hidup mereka. Charles Hodge menekankan bahwa menghitung hari-hari kita berarti hidup dengan kesadaran bahwa setiap tindakan, keputusan, dan penggunaan waktu kita akan dinilai oleh Allah.

c. Menghindari Kesombongan dan Kebodohan

Tim Keller, seorang teolog Reformed kontemporer, sering berbicara tentang bagaimana manusia cenderung hidup seolah-olah mereka memiliki kendali penuh atas hidup mereka. Namun, Yakobus 4:14 mengingatkan bahwa hidup kita seperti uap yang hanya sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Menghitung hari-hari kita membantu kita menghindari kesombongan ini dan membawa kita pada ketergantungan penuh kepada Allah.

3. Menghitung Hari-Hari Kita: Perspektif Teologi Reformed

a. Kedaulatan Allah atas Waktu

Dalam teologi Reformed, waktu adalah ciptaan Allah dan berada di bawah kendali-Nya yang berdaulat. John Piper menekankan bahwa setiap hari dalam hidup kita adalah pemberian dari Allah, dan setiap detik diarahkan oleh kehendak-Nya. Mazmur 139:16 menyatakan bahwa "semua hari yang akan dibentuk untukku telah tertulis dalam kitab-Mu sebelum ada satu pun dari padanya."

Menghitung hari-hari kita berarti hidup dengan kesadaran bahwa Allah memegang kendali penuh atas waktu kita. Ini adalah panggilan untuk menyerahkan rencana kita kepada kehendak Allah dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya.

b. Hidup untuk Kemuliaan Allah

Teologi Reformed menekankan bahwa tujuan utama manusia adalah memuliakan Allah dan menikmati Dia selamanya (Westminster Shorter Catechism). R.C. Sproul menulis bahwa menghitung hari-hari kita berarti mengarahkan seluruh hidup kita untuk memuliakan Allah, menggunakan waktu, talenta, dan sumber daya kita untuk tujuan kekal.

c. Keselamatan dan Anugerah Allah

Dalam Efesus 5:15-16, Paulus memerintahkan orang percaya untuk “hidup dengan penuh hikmat” dan “mempergunakan waktu yang ada.” Charles Spurgeon menekankan bahwa setiap hari adalah kesempatan untuk hidup dalam anugerah Allah dan menunjukkan kasih Kristus kepada dunia. Menghitung hari-hari kita berarti menyadari bahwa setiap hari adalah kesempatan untuk bertobat, bertumbuh dalam iman, dan melayani Allah.

4. Praktik Menghitung Hari-Hari Kita dalam Kehidupan Sehari-Hari

a. Hidup dengan Prioritas yang Benar

Menghitung hari-hari kita berarti hidup dengan prioritas yang sesuai dengan kehendak Allah. Tim Keller mendorong umat Kristen untuk meninjau bagaimana mereka menggunakan waktu mereka dan bertanya apakah hal itu mencerminkan nilai-nilai kekal.

  • Prioritas kepada Allah: Mengutamakan hubungan dengan Allah melalui doa, pembacaan Firman, dan ibadah.
  • Prioritas kepada Sesama: Mengasihi sesama melalui tindakan kasih, pengampunan, dan pelayanan.

b. Menggunakan Waktu dengan Bijaksana

Teologi Reformed menekankan pentingnya disiplin rohani dalam menggunakan waktu. Jonathan Edwards, dalam resolusinya, menulis bahwa ia bertekad untuk tidak pernah menyia-nyiakan waktu, tetapi menggunakannya dengan cara yang paling bermanfaat bagi kekekalan.

  • Disiplin Waktu: Mengatur waktu untuk kegiatan rohani, pekerjaan, dan waktu bersama keluarga.
  • Menghindari Distraksi: Menghindari penggunaan waktu untuk hal-hal yang tidak membangun iman atau tidak bermakna.

c. Mencari Hikmat Allah dalam Keputusan

Menghitung hari-hari kita juga berarti membawa setiap keputusan kepada Allah dalam doa. Dalam Amsal 3:5-6, kita diajarkan untuk “mengakui Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”

5. Buah dari Hidup yang Menghitung Hari-Hari

a. Hidup dengan Damai

Menghitung hari-hari kita membantu kita hidup tanpa kekhawatiran berlebihan tentang masa depan. Dalam Matius 6:34, Yesus berkata, “Janganlah kamu khawatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.” Kesadaran akan kedaulatan Allah memberi damai dalam menghadapi ketidakpastian hidup.

b. Hidup dengan Sukacita

Charles Spurgeon menekankan bahwa menghitung hari-hari kita membawa sukacita, karena kita tahu bahwa hidup kita memiliki tujuan kekal. Sukacita ini tidak tergantung pada keadaan duniawi, tetapi pada pengharapan akan janji Allah yang kekal.

c. Hidup yang Bermakna

Hidup yang menghitung hari-hari adalah hidup yang diarahkan pada maksud Allah. R.C. Sproul menggambarkan bahwa hidup seperti ini membawa makna yang mendalam, karena setiap tindakan, sekecil apa pun, dilakukan untuk memuliakan Allah.

6. Tantangan dalam Menghitung Hari-Hari Kita

a. Distraksi Duniawi

Hidup di dunia modern yang penuh dengan distraksi seperti teknologi dan hiburan dapat mengalihkan perhatian kita dari tujuan kekal. Teologi Reformed mengingatkan kita untuk tetap fokus pada Allah dan menjadikan Dia pusat dari segala sesuatu.

b. Kesibukan yang Berlebihan

Charles Hodge menekankan bahwa kesibukan duniawi sering kali membuat kita lupa untuk berhenti dan merenungkan makna hidup kita. Menghitung hari-hari kita berarti meluangkan waktu untuk merenungkan Firman Allah dan mencari kehendak-Nya.

7. Menghitung Hari-Hari Kita dalam Terang Injil

a. Hidup dengan Pengharapan Kekal

Menghitung hari-hari kita berarti hidup dengan pengharapan akan kekekalan. Dalam Yohanes 14:2-3, Yesus berjanji bahwa Ia pergi untuk mempersiapkan tempat bagi kita. Janji ini memberi kita penghiburan dan pengharapan untuk hidup dengan tujuan kekal.

b. Hidup dalam Kasih Karunia

Teologi Reformed mengajarkan bahwa menghitung hari-hari kita adalah respon terhadap kasih karunia Allah. Setiap hari adalah kesempatan untuk hidup dalam kasih karunia-Nya dan membagikan Injil kepada dunia yang membutuhkan.

Penutup: Hidup dengan Hikmat dan Kekekalan

Menghitung hari-hari kita adalah panggilan untuk hidup dengan hikmat, kesadaran akan kefanaan kita, dan pengharapan akan janji Allah yang kekal. Dalam teologi Reformed, ini adalah tindakan iman yang mengarahkan kita untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah dan memuliakan Dia dalam segala hal.

Baca Juga: No Other Name: Satu-Satunya Nama dalam Reformed Theology

Sebagaimana Pemazmur berdoa, marilah kita juga meminta Allah untuk mengajarkan kita menghitung hari-hari kita, sehingga kita dapat hidup dengan hati yang bijaksana dan memanfaatkan setiap hari yang telah diberikan kepada kita untuk kemuliaan-Nya.

Next Post Previous Post