Yohanes 8:57-58: Pernyataan Keilahian Yesus dalam Konteks Usia-Nya
Pendahuluan:
Yohanes 8:57-58 (AYT):
"Lalu, orang-orang Yahudi itu berkata kepada-Nya, 'Usia-Mu saja belum ada 50 tahun, tetapi Kamu telah melihat Abraham?' Yesus berkata kepada mereka, 'Sesungguhnya, Aku mengatakan kepadamu, sebelum Abraham ada, Aku sudah ada.'”
Ayat ini adalah salah satu pernyataan Yesus yang paling tegas tentang keilahian-Nya. Dalam Yohanes 8:57-58, Yesus menyatakan eksistensi-Nya sebelum Abraham, yang langsung memicu reaksi keras dari orang-orang Yahudi. Pernyataan ini tidak hanya berkaitan dengan usia Yesus, tetapi juga dengan identitas-Nya sebagai "Aku adalah" (Ego Eimi), yang merujuk pada nama Allah dalam Perjanjian Lama.
Dalam artikel ini, kita akan membahas makna mendalam dari ayat ini, implikasinya dalam teologi Reformed, serta pandangan dari beberapa pakar teologi.
1. Konteks Yohanes 8:57-58
a. Diskusi dengan Orang Yahudi
Pasal 8 dalam Injil Yohanes mencatat diskusi Yesus dengan orang-orang Yahudi mengenai kebenaran, kebebasan, dan identitas-Nya. Yesus menyatakan bahwa Dia adalah terang dunia (Yohanes 8:12) dan bahwa kebenaran yang berasal dari-Nya akan membebaskan manusia dari dosa (Yohanes 8:32). Namun, orang Yahudi terus menolak klaim-Nya, termasuk klaim-Nya tentang hubungan-Nya dengan Abraham (Yohanes 8:39-41).
b. Fokus pada Eksistensi Yesus
Ketika Yesus menyatakan bahwa Abraham bersukacita melihat hari-Nya (Yohanes 8:56), orang Yahudi mengejek-Nya karena usia-Nya yang masih muda. Respons Yesus di Yohanes 8:58 mengungkapkan realitas eksistensi kekal-Nya, yang melampaui waktu dan sejarah.
2. Analisis Mendalam Yohanes 8:57-58
a. "Usia-Mu saja belum ada 50 tahun, tetapi Kamu telah melihat Abraham?" (Yohanes 8:57)
Kesalahpahaman Orang Yahudi
Orang-orang Yahudi salah memahami pernyataan Yesus tentang Abraham. Mereka memandang usia Yesus secara literal dan mempertanyakan bagaimana mungkin Dia telah melihat Abraham yang hidup sekitar 2.000 tahun sebelumnya.Konteks Pemahaman Duniawi
Pertanyaan ini menunjukkan keterbatasan pemahaman mereka yang terfokus pada perspektif duniawi. Mereka tidak dapat memahami bahwa Yesus berbicara dalam konteks keilahian-Nya yang kekal.
b. "Sebelum Abraham ada, Aku sudah ada." (Yohanes 8:58)
"Aku sudah ada" sebagai Pernyataan Keilahian
Dalam bahasa Yunani, frasa ini menggunakan kata Ego Eimi (Aku adalah). Kata ini tidak hanya menunjukkan keberadaan Yesus sebelum Abraham, tetapi juga menyatakan identitas-Nya sebagai Allah. Ego Eimi adalah istilah yang sama yang digunakan Allah untuk memperkenalkan diri kepada Musa di semak yang menyala (Keluaran 3:14).Eksistensi Kekal Yesus
Yesus tidak mengatakan, "Sebelum Abraham ada, Aku telah ada," tetapi "Aku sudah ada." Ini menunjukkan keberadaan kekal-Nya di luar waktu. Dalam teologi Reformed, ini mengacu pada doktrin keilahian Yesus, bahwa Dia adalah Allah yang kekal, yang tidak diciptakan.
3. Tafsiran dalam Teologi Reformed
a. Keilahian Kristus
Teologi Reformed menekankan bahwa Yesus adalah Allah yang sejati dan manusia yang sejati. Yohanes 8:58 adalah salah satu bukti Alkitab tentang keilahian-Nya. Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menyebutkan bahwa pernyataan Yesus ini adalah pengungkapan langsung tentang sifat kekal dan keilahian-Nya yang setara dengan Allah Bapa.
b. Eksistensi Kekal Yesus
John Calvin menyoroti bahwa Yohanes 8:58 menunjukkan keberadaan Yesus yang kekal sebelum penciptaan dunia. Calvin menulis:"Kristus menyatakan bahwa keberadaan-Nya tidak dibatasi oleh waktu, tetapi bahwa Ia adalah Allah yang kekal yang mengatasi seluruh ciptaan."
c. Kristus sebagai Pusat Wahyu
Teologi Reformed memahami bahwa Yesus adalah pusat dari seluruh wahyu Allah. R.C. Sproul mencatat bahwa penggunaan Ego Eimi oleh Yesus adalah pengakuan eksplisit bahwa Ia adalah Allah yang menyatakan diri-Nya kepada umat-Nya sejak Perjanjian Lama.
4. Reaksi Orang Yahudi terhadap Pernyataan Yesus
Setelah Yesus menyatakan, "Sebelum Abraham ada, Aku sudah ada," orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari-Nya (Yohanes 8:59).
a. Tuduhan Penghujatan
Orang Yahudi memahami implikasi pernyataan Yesus. Mereka menyadari bahwa Yesus mengklaim keilahian, yang dalam pandangan mereka adalah penghujatan. Dalam tradisi Yahudi, hanya Allah yang berhak menggunakan nama Ego Eimi.
b. Penolakan terhadap Yesus sebagai Mesias
Reaksi ini mencerminkan penolakan keras mereka terhadap klaim Yesus sebagai Mesias dan Allah. Dalam teologi Reformed, ini menunjukkan kebutaan rohani manusia yang hanya dapat disingkirkan oleh karya Roh Kudus.
5. Aplikasi Teologis
a. Pengenalan Akan Kristus
Yohanes 8:57-58 mengajarkan bahwa Yesus bukan hanya seorang guru atau nabi, tetapi Allah yang kekal. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menyembah dan menghormati-Nya sebagai Tuhan atas segala sesuatu.
b. Kepercayaan pada Firman Allah
Pernyataan Yesus menunjukkan bahwa seluruh Alkitab, dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru, berpusat pada diri-Nya. Kita dipanggil untuk memahami Kitab Suci dalam terang Kristus.
c. Ketergantungan pada Keilahian Kristus
Karena Yesus adalah Allah yang kekal, kita dapat sepenuhnya mempercayai-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita. Ia adalah sumber kekuatan, penghiburan, dan keselamatan kita.
6. Pandangan Pakar Teologi Reformed
a. John Calvin
Calvin menekankan bahwa Yohanes 8:58 adalah bukti langsung keilahian Yesus. Ia menyatakan:
"Kristus berbicara tentang diri-Nya sebagai Allah yang kekal, yang keberadaan-Nya melampaui semua makhluk ciptaan."
b. Herman Bavinck
Bavinck mencatat bahwa pernyataan Yesus dalam Yohanes 8:58 mengungkapkan kesatuan antara Allah Bapa dan Allah Anak dalam keberadaan kekal mereka.
c. R.C. Sproul
Sproul menyoroti bahwa klaim Yesus sebagai "Aku adalah" menunjukkan otoritas-Nya sebagai Tuhan atas kehidupan dan kematian. Ini memberikan dasar bagi iman kita kepada-Nya sebagai Juruselamat.
d. Charles Spurgeon
Spurgeon memandang Yohanes 8:58 sebagai deklarasi yang memberikan penghiburan bagi orang percaya. Ia berkata:"Karena Kristus adalah Allah yang kekal, maka janji-Nya tidak pernah gagal, dan kasih-Nya tidak pernah berubah."
7. Relevansi Yohanes 8:57-58 untuk Kehidupan Kita
a. Kepercayaan pada Keilahian Yesus
Sebagai orang percaya, kita harus mengakui dan menghormati Yesus sebagai Tuhan yang kekal. Keilahian-Nya adalah dasar dari iman dan penyembahan kita.
b. Hidup dalam Ketergantungan pada Kristus
Yesus, sebagai Allah yang kekal, adalah sumber kehidupan dan keselamatan kita. Kita dipanggil untuk hidup dalam ketergantungan penuh pada-Nya.
c. Memberitakan Identitas Kristus
Yohanes 8:57-58 mengingatkan kita untuk dengan berani memberitakan identitas Yesus sebagai Allah yang sejati kepada dunia yang sering kali menolak-Nya.
Kesimpulan
Yohanes 8:57-58 adalah salah satu pernyataan paling tegas dari Yesus tentang keilahian-Nya. Dalam ayat ini, Yesus menyatakan keberadaan kekal-Nya sebagai Allah, yang langsung memicu reaksi keras dari orang Yahudi.
Baca Juga: Yohanes 8:52-56: Pertanyaan Orang Yahudi tentang Keagungan Yesus Dijawab
Dalam teologi Reformed, ayat ini menegaskan doktrin keilahian Kristus, keberadaan kekal-Nya, dan otoritas-Nya sebagai Allah. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengakui, menghormati, dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya sebagai Tuhan atas segala sesuatu.