Penebus dan Penebusan oleh Kristus
Pendahuluan:
Konsep penebusan adalah inti dari Injil dan doktrin keselamatan Kristen. Dalam Alkitab, Yesus Kristus disebut sebagai Penebus yang datang untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa dan membawa mereka kepada Allah (Efesus 1:7, 1 Petrus 1:18-19). Dalam tradisi teologi Reformed, penebusan dipahami sebagai karya Allah yang berdaulat, di mana Kristus menjadi pengganti bagi umat-Nya, menanggung dosa mereka, dan memberikan mereka hidup yang kekal.
Artikel ini mengeksplorasi makna "Penebus" dan "penebusan" dalam teologi Reformed berdasarkan Alkitab, pemikiran teolog terkemuka seperti John Calvin, Herman Bavinck, dan R.C. Sproul, serta relevansinya bagi kehidupan orang percaya.
1. Penebus: Yesus Kristus sebagai Satu-satunya Juruselamat
a. Makna Penebus dalam Alkitab
Kata “penebus” berasal dari istilah Ibrani go’el dan Yunani lutron, yang memiliki arti dasar “membebaskan” atau “menebus melalui pembayaran.” Dalam Perjanjian Lama, penebus adalah seseorang yang membayar harga untuk membebaskan orang lain, baik itu dalam konteks keluarga (Rut 4:4-10) maupun keselamatan bangsa Israel (Yesaya 43:1).
Dalam Perjanjian Baru, Yesus Kristus dikenali sebagai Penebus yang sempurna, yang datang untuk membayar harga dosa manusia melalui kematian-Nya di kayu salib (Markus 10:45).
b. Kristus sebagai Penebus dalam Teologi Reformed
Dalam teologi Reformed, penebusan oleh Kristus adalah inti dari rencana keselamatan Allah. John Calvin menulis bahwa Kristus adalah Penebus yang memenuhi tuntutan keadilan Allah dengan menjadi pengganti kita. Kematian-Nya di kayu salib adalah harga yang dibayarkan untuk membebaskan kita dari hukuman dosa.
Herman Bavinck menggambarkan Kristus sebagai Penebus yang bekerja secara menyeluruh, bukan hanya membebaskan kita dari dosa, tetapi juga memulihkan hubungan kita dengan Allah. Kristus tidak hanya menghapus dosa, tetapi juga memperbarui kita untuk hidup dalam kekudusan.
c. Eksklusivitas Kristus sebagai Penebus
R.C. Sproul menekankan bahwa hanya Kristus yang bisa menjadi Penebus karena Dia adalah Allah yang menjadi manusia. Sebagai Allah, Dia memiliki kemampuan untuk menanggung dosa umat-Nya, dan sebagai manusia, Dia dapat mewakili mereka di hadapan Allah. Penebusan melalui Kristus adalah satu-satunya jalan menuju keselamatan (Yohanes 14:6, Kisah Para Rasul 4:12).
2. Penebusan: Karya Agung Kristus
a. Definisi Penebusan
Penebusan adalah tindakan pembebasan dari dosa dan hukuman melalui pembayaran harga. Dalam konteks Kristen, penebusan merujuk pada karya Kristus yang menanggung dosa umat-Nya dan memberikan hidup yang baru melalui kasih karunia Allah.
Efesus 1:7 menulis, “Di dalam Dia kita memiliki penebusan oleh darah-Nya, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya.”
b. Komponen Utama Penebusan
Penggantian (Substitution):
Dalam teologi Reformed, penebusan melibatkan substitusi penal (penal substitutionary atonement), di mana Kristus mengambil tempat umat-Nya dan menanggung hukuman dosa mereka. Yesaya 53:5 menyatakan, “Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita.”Pembayaran Harga (Ransom):
Penebusan juga digambarkan sebagai pembayaran harga untuk membebaskan manusia dari perbudakan dosa. Markus 10:45 menulis bahwa Kristus datang untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang. John Calvin menekankan bahwa darah Kristus adalah harga yang sempurna untuk membebaskan kita dari hukuman dosa.Pemulihan Relasi dengan Allah:
Penebusan tidak hanya menghapus dosa, tetapi juga memulihkan hubungan antara manusia dan Allah. Roma 5:10 menegaskan bahwa melalui Kristus, kita diperdamaikan dengan Allah.
c. Kesempurnaan Penebusan Kristus
Herman Bavinck menyoroti bahwa karya penebusan Kristus bersifat sempurna dan cukup. Tidak ada tambahan yang diperlukan dari manusia untuk melengkapi penebusan ini. Efesus 2:8-9 menegaskan bahwa keselamatan adalah anugerah, bukan hasil usaha manusia.
3. Penebusan dalam Perspektif Teologi Reformed
a. Penebusan dan Kedaulatan Allah
Dalam teologi Reformed, penebusan adalah karya Allah yang sepenuhnya berdaulat. Allah telah menetapkan umat-Nya untuk diselamatkan dalam Kristus sejak kekekalan (Efesus 1:4-5). John Calvin menulis bahwa penebusan menunjukkan kasih dan kedaulatan Allah yang tak terbatas, yang memilih umat-Nya bukan karena perbuatan mereka, tetapi semata-mata karena kasih karunia-Nya.
b. Penebusan yang Terbatas (Limited Atonement)
Teologi Reformed mengajarkan bahwa karya penebusan Kristus secara efektif hanya berlaku bagi umat pilihan Allah. Konsep ini, yang dikenal sebagai limited atonement, menegaskan bahwa Kristus mati untuk menyelamatkan secara pasti orang-orang yang telah dipilih-Nya. R.C. Sproul menjelaskan bahwa karya Kristus di salib tidak hanya memungkinkan keselamatan, tetapi benar-benar menyelamatkan mereka yang menjadi milik Allah.
c. Penebusan dan Pengudusan
Penebusan oleh Kristus tidak hanya menghapus dosa, tetapi juga memulai proses pengudusan dalam hidup orang percaya. Herman Bavinck menulis bahwa penebusan mencakup pemulihan penuh manusia, membawa mereka kepada kehidupan baru yang mencerminkan gambar Allah.
4. Implikasi Penebusan dalam Kehidupan Kristen
a. Keyakinan dalam Keselamatan
Penebusan oleh Kristus memberikan kepastian keselamatan bagi orang percaya. Roma 8:1 menyatakan, “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.” John Calvin menegaskan bahwa umat Allah dapat hidup dengan damai karena penebusan Kristus telah sepenuhnya menghapus dosa mereka.
b. Motivasi untuk Hidup Kudus
Penebusan mengundang orang percaya untuk hidup dalam kekudusan. 1 Petrus 1:18-19 mengingatkan kita bahwa kita telah ditebus dengan harga yang mahal, yaitu darah Kristus, dan oleh karena itu kita dipanggil untuk hidup dalam kekudusan.
c. Kasih dan Pelayanan kepada Sesama
Penebusan oleh Kristus memotivasi orang percaya untuk mengasihi dan melayani sesama. Efesus 2:10 menekankan bahwa kita diciptakan dalam Kristus untuk melakukan pekerjaan baik. Herman Bavinck menulis bahwa hidup orang percaya yang ditebus harus menjadi saksi hidup tentang kasih dan kebenaran Allah.
5. Tantangan dan Relevansi Penebusan di Zaman Modern
a. Tantangan terhadap Doktrin Penebusan
Di zaman modern, doktrin penebusan sering dikritik karena dianggap terlalu eksklusif atau tidak relevan dengan budaya saat ini. Beberapa menolak gagasan tentang dosa atau kebutuhan akan pengorbanan darah.
R.C. Sproul menanggapi kritik ini dengan menekankan bahwa penebusan adalah jawaban terhadap realitas dosa manusia. Tanpa penebusan, manusia tetap berada di bawah hukuman dosa dan terpisah dari Allah.
b. Relevansi Penebusan
Penebusan tetap relevan karena menjawab kebutuhan mendasar manusia akan pengampunan dan pemulihan. Di tengah dunia yang penuh dengan rasa bersalah, ketidakadilan, dan kerusakan, karya Kristus memberikan pengharapan dan pemulihan sejati.
6. Penebusan dalam Kehidupan Gereja
a. Penyembahan yang Berpusat pada Salib
Gereja dipanggil untuk memusatkan penyembahan pada karya penebusan Kristus. Lagu-lagu pujian, pengajaran, dan sakramen seperti Perjamuan Kudus harus mencerminkan rasa syukur atas karya Kristus yang sempurna.
b. Penginjilan dan Misi
Penebusan Kristus mendorong gereja untuk memberitakan Injil kepada dunia. Yohanes 3:16 mengingatkan kita bahwa Allah mengasihi dunia, sehingga Ia mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan mereka yang percaya.
Kesimpulan
Penebusan adalah inti dari Injil dan harapan bagi umat Allah. Dalam teologi Reformed, penebusan dipahami sebagai karya kasih dan keadilan Allah yang sempurna, di mana Kristus, Penebus kita, menanggung dosa kita dan memberikan hidup baru kepada kita.
Penebusan oleh Kristus tidak hanya memberikan kepastian keselamatan, tetapi juga memotivasi orang percaya untuk hidup dalam kekudusan, kasih, dan pelayanan. Dengan memahami dan menghidupi makna penebusan, gereja dapat menjadi saksi yang efektif bagi dunia, membawa orang lain kepada pengenalan akan Yesus Kristus, satu-satunya Penebus.