Rahmat dan Pengampunan Allah: Daniel 9:9

Rahmat dan Pengampunan Allah: Daniel 9:9

Pendahuluan:

Daniel 9:9 merupakan salah satu ayat yang menonjolkan sifat utama Allah, yaitu kasih, rahmat, dan pengampunan-Nya. Ayat ini berbunyi:"Pada Tuhan, Allah kami, ada rahmat dan pengampunan, walaupun kami telah memberontak terhadap Dia."

Ayat ini muncul dalam doa syafaat Daniel, sebuah permohonan penuh kerendahan hati yang menggambarkan hubungan antara Allah yang kudus dan umat-Nya yang seringkali memberontak. Dalam artikel ini, kita akan mengupas makna ayat ini secara mendalam, dengan mengacu pada pandangan para pakar teologi Reformed. Kita juga akan melihat penerapan praktisnya dalam kehidupan orang percaya.

1. Konteks Daniel 9:9

Kitab Daniel, terutama pasal 9, memberikan gambaran tentang kesetiaan Allah di tengah-tengah ketidaksetiaan umat-Nya. Daniel 9 adalah doa Daniel yang penuh dengan pengakuan dosa dan permohonan belas kasihan.

Konteks doa ini adalah masa pembuangan di Babel, di mana umat Israel sedang mengalami hukuman atas dosa-dosa mereka. Dalam ayat-ayat sebelumnya, Daniel mengakui bahwa umat Israel telah melanggar hukum Tuhan, tidak mendengarkan para nabi, dan hidup dalam pemberontakan (Daniel 9:4-8).

Namun, di tengah-tengah pengakuan dosa yang menyakitkan ini, Daniel mengingatkan dirinya dan seluruh umat bahwa pada Tuhan ada rahmat dan pengampunan. Inilah inti dari hubungan Allah dengan umat-Nya: sekalipun manusia gagal, Allah tetap setia dan penuh kasih.

2. Analisis Mendalam Daniel 9:9

a. “Pada Tuhan, Allah kami”

Frasa ini mengingatkan kita bahwa Allah adalah milik umat-Nya secara perjanjian. Dalam teologi Perjanjian, Allah menyebut diri-Nya sebagai Tuhan yang memegang janji dengan umat-Nya. John Calvin, dalam komentarnya, menegaskan bahwa hubungan antara Allah dan umat-Nya adalah hubungan yang bersifat perjanjian, di mana Allah berkomitmen untuk menyelamatkan dan memelihara umat pilihan-Nya.

Daniel tidak berbicara tentang Allah yang jauh, tetapi tentang Allah yang dekat, yang telah berjanji untuk menjadi Allah bagi umat Israel (Keluaran 6:7). Hal ini mengajarkan bahwa dalam setiap situasi, umat Allah dapat berpegang pada janji bahwa Allah tetap bersama mereka.

b. “Ada rahmat dan pengampunan”

Rahmat (chesed) dan pengampunan (selichah) adalah dua sifat utama Allah yang sering kali muncul dalam Alkitab. Rahmat Allah menggambarkan kasih setia-Nya yang tidak pernah berubah, sedangkan pengampunan-Nya menunjukkan tindakan nyata Allah untuk menghapus dosa umat-Nya.

Menurut Louis Berkhof, rahmat Allah adalah tindakan kasih-Nya yang diberikan kepada mereka yang tidak layak menerimanya. Berkhof juga menekankan bahwa pengampunan Allah bukan hanya sebuah tindakan legal, tetapi juga tindakan relasional, di mana Allah memulihkan hubungan dengan umat-Nya yang berdosa.

c. “Walaupun kami telah memberontak terhadap Dia”

Frasa ini menunjukkan kontras yang tajam antara kesetiaan Allah dan ketidaksetiaan manusia. Pemberontakan manusia terhadap Allah tidak membatalkan sifat Allah yang penuh kasih dan rahmat.

R.C. Sproul menulis bahwa pemberontakan manusia adalah bukti dari kerusakan total manusia (total depravity). Namun, dalam rahmat-Nya, Allah tidak menyerahkan umat-Nya kepada kehancuran, tetapi bekerja untuk memulihkan mereka.

3. Pandangan Teologi Reformed tentang Rahmat dan Pengampunan Allah

a. Rahmat Allah sebagai Dasar Keselamatan

Dalam teologi Reformed, rahmat Allah adalah dasar dari keselamatan. Manusia, dalam kondisi dosa, tidak memiliki kemampuan untuk mencari Allah atau memulihkan hubungannya dengan Dia. Oleh karena itu, keselamatan sepenuhnya adalah hasil dari rahmat Allah yang bekerja melalui Yesus Kristus.

John Owen, salah satu teolog Reformed, menjelaskan bahwa rahmat Allah adalah inisiatif Allah untuk menyelamatkan manusia. Rahmat ini diberikan tanpa syarat, berdasarkan kedaulatan Allah yang memilih umat-Nya sejak kekekalan.

b. Pengampunan sebagai Tindakan Allah yang Kudus

Pengampunan Allah adalah tindakan di mana Dia menghapus dosa umat-Nya dan tidak lagi memperhitungkan pelanggaran mereka. Dalam pengampunan, Allah tidak mengorbankan keadilan-Nya, tetapi memenuhi keadilan tersebut melalui pengorbanan Kristus di kayu salib.

Jonathan Edwards menekankan bahwa pengampunan Allah adalah bukti dari kasih-Nya yang luar biasa. Pengampunan ini diberikan bukan karena manusia layak menerimanya, tetapi karena kasih dan rahmat Allah yang besar.

c. Kesetiaan Allah di Tengah Ketidaksetiaan Umat-Nya

Teologi Reformed menekankan bahwa kesetiaan Allah tidak tergantung pada kesetiaan manusia. Sekalipun manusia sering memberontak dan gagal, Allah tetap setia kepada janji-Nya.

Charles Spurgeon menulis bahwa kesetiaan Allah adalah sumber pengharapan bagi umat-Nya. Bahkan ketika manusia jatuh dalam dosa, Allah tetap bekerja untuk memulihkan mereka dan membawa mereka kembali kepada-Nya.

4. Penerapan Praktis Daniel 9:9 dalam Kehidupan Orang Percaya

a. Mengakui Dosa dengan Rendah Hati

Doa Daniel menunjukkan pentingnya pengakuan dosa. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengakui dosa-dosa kita di hadapan Allah dengan kerendahan hati. Pengakuan dosa adalah langkah pertama menuju pemulihan hubungan dengan Allah.

b. Bersandar pada Rahmat dan Pengampunan Allah

Daniel 9:9 mengingatkan kita bahwa pengampunan Allah tidak tergantung pada usaha kita, tetapi pada sifat Allah yang penuh rahmat. Kita dapat mendekati Allah dengan keyakinan bahwa Dia adalah Allah yang siap untuk mengampuni.

c. Hidup dalam Ucapan Syukur

Kesadaran akan rahmat dan pengampunan Allah seharusnya mendorong kita untuk hidup dalam ucapan syukur. Segala sesuatu yang kita miliki, termasuk keselamatan kita, adalah hasil dari kasih dan rahmat Allah.

d. Mengasihi Sesama dengan Kasih Allah

Sebagai penerima rahmat dan pengampunan Allah, kita juga dipanggil untuk mengasihi dan mengampuni sesama. Kasih dan pengampunan Allah yang kita terima seharusnya menjadi teladan bagi kita dalam hubungan dengan orang lain.

5. Relevansi Daniel 9:9 dalam Kehidupan Modern

a. Penghiburan di Tengah Penderitaan

Daniel 9:9 memberikan penghiburan bagi mereka yang merasa tertekan oleh dosa dan kegagalan. Ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah adalah sumber pengampunan dan pemulihan.

b. Harapan untuk Masa Depan

Dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian, Daniel 9:9 memberikan harapan bahwa Allah tetap setia kepada umat-Nya. Kita dapat hidup dengan keyakinan bahwa kasih dan rahmat Allah tidak pernah berakhir.

c. Pemulihan Hubungan dengan Allah

Ayat ini juga relevan bagi mereka yang merasa jauh dari Allah. Pengampunan Allah adalah undangan untuk kembali kepada-Nya dan memulihkan hubungan yang telah rusak.

Kesimpulan: Allah yang Kaya dengan Rahmat dan Pengampunan

Daniel 9:9 adalah pengingat yang kuat bahwa Allah adalah sumber rahmat dan pengampunan. Dalam pandangan teologi Reformed, ayat ini menekankan bahwa keselamatan adalah hasil dari kasih karunia Allah, bukan usaha manusia.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam kerendahan hati, ucapan syukur, dan kasih kepada sesama. Rahmat dan pengampunan Allah yang kita terima seharusnya mengubah cara kita hidup dan memandang dunia.

Kiranya kebenaran dari Daniel 9:9 selalu menjadi penghiburan dan penguatan bagi kita semua untuk hidup dalam kasih dan rahmat Allah. Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post