Takut Akan Tuhan sebagai Dasar Kehidupan Kristen (Amsal 1:7)

Takut Akan Tuhan sebagai Dasar Kehidupan Kristen (Amsal 1:7)

Pengantar:

 "Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan."(Amsal 1:7)

Takut akan Tuhan adalah tema sentral dalam Alkitab yang sering diulang sebagai sikap hati yang benar bagi orang percaya. Namun, pengertian "takut akan Tuhan" sering kali disalahpahami. Bagi sebagian orang, takut akan Tuhan diasosiasikan dengan rasa takut yang membuat mereka menjauh dari Allah. Namun, dalam teologi Reformed, takut akan Tuhan dipahami sebagai penghormatan mendalam yang lahir dari pengenalan akan Allah yang kudus, adil, dan penuh kasih. Artikel ini akan membahas pengertian takut akan Tuhan, dasarnya dalam Alkitab, bagaimana teologi Reformed memahaminya, dan implikasinya dalam kehidupan Kristen.

1. Apa Itu Takut Akan Tuhan?

a. Definisi Takut Akan Tuhan

Takut akan Tuhan adalah sikap hati yang mencerminkan penghormatan, kekaguman, dan ketaatan kepada Allah. Dalam Amsal 9:10, dikatakan:"Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian."

Herman Bavinck menjelaskan bahwa takut akan Tuhan bukanlah rasa takut yang membawa orang menjauh dari Allah, tetapi rasa hormat yang mendalam yang membuat orang mendekat kepada-Nya dengan kerendahan hati dan penyerahan diri. Takut ini adalah respons alami dari hati yang mengenal Allah sebagai Pencipta, Penebus, dan Hakim yang berdaulat.

b. Dua Dimensi Takut Akan Tuhan

Teologi Reformed membedakan antara dua jenis takut:

  1. Takut Hamba (Servile Fear):
    Ini adalah rasa takut yang dihasilkan dari ancaman hukuman. Takut ini sering dialami oleh orang yang belum mengenal kasih Allah dalam Kristus. Dalam 1 Yohanes 4:18, Yohanes berkata:
    "Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan, sebab ketakutan mengandung hukuman."

  2. Takut Anak (Filial Fear):
    Ini adalah rasa takut yang lahir dari kasih dan hormat kepada Allah sebagai Bapa. John Calvin menyebut takut ini sebagai "takut yang suci," yaitu rasa hormat yang mendalam kepada Allah yang mengarahkan hati kepada ketaatan dan penyembahan.

2. Dasar Alkitabiah Takut Akan Tuhan

a. Allah yang Kudus dan Berdaulat

Takut akan Tuhan berakar pada pengenalan akan kekudusan dan kedaulatan Allah. Dalam Yesaya 6:3, para serafim berseru:"Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"

Ketika Yesaya menyadari kekudusan Allah, ia berkata:"Celakalah aku! Aku binasa!" (Yesaya 6:5).

Herman Bavinck mencatat bahwa kekudusan Allah memunculkan rasa hormat yang mendalam, karena manusia menyadari keberdosaan mereka di hadapan Allah yang sempurna.

b. Hubungan Takut Akan Tuhan dengan Hikmat

Amsal 1:7 menyatakan bahwa takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan. Teologi Reformed menekankan bahwa hikmat sejati hanya dapat diperoleh ketika seseorang menghormati Allah sebagai sumber segala pengetahuan.

John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menjelaskan bahwa pengenalan akan Allah adalah dasar dari semua hikmat. Tanpa pengenalan ini, manusia tidak dapat memahami tujuan hidup mereka atau dunia di sekitar mereka.

c. Takut Akan Tuhan dalam Hubungan dengan Kasih

Meskipun takut akan Tuhan mencakup rasa hormat yang mendalam, itu juga berakar pada kasih Allah. Dalam Mazmur 130:4, pemazmur berkata:"Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang."

R. C. Sproul mencatat bahwa kasih dan pengampunan Allah tidak mengurangi rasa hormat kita kepada-Nya, tetapi justru memperdalamnya. Ketika kita menyadari betapa besar kasih Allah, kita merespons dengan hidup dalam ketaatan yang penuh hormat.

3. Takut Akan Tuhan Menurut Teologi Reformed

a. Takut Akan Tuhan sebagai Respons terhadap Anugerah

Dalam teologi Reformed, takut akan Tuhan bukanlah usaha manusia untuk mencari penerimaan Allah, tetapi respons terhadap anugerah-Nya yang telah diterima. Efesus 2:8-9 menegaskan bahwa keselamatan adalah pemberian Allah, bukan hasil usaha manusia.

John Calvin menekankan bahwa takut akan Tuhan adalah buah dari iman yang sejati. Ketika orang percaya mengenal kasih karunia Allah dalam Kristus, mereka merespons dengan hidup yang menghormati dan memuliakan-Nya.

b. Takut Akan Tuhan dan Ketaatan kepada Firman Allah

Takut akan Tuhan diwujudkan dalam ketaatan kepada firman Allah. Mazmur 112:1 berkata:  "Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya."

R. C. Sproul mencatat bahwa orang yang takut akan Tuhan akan memiliki kerinduan untuk hidup menurut firman-Nya, karena mereka menghormati Allah sebagai otoritas tertinggi dalam hidup mereka.

c. Takut Akan Tuhan dan Pertobatan

Takut akan Tuhan juga terkait erat dengan pertobatan. Dalam 2 Korintus 7:1, Paulus berkata:
"Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari segala pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah."

Herman Bavinck mencatat bahwa takut akan Tuhan membawa orang percaya kepada kehidupan yang suci, di mana mereka terus-menerus meninggalkan dosa dan hidup dalam kebenaran.

4. Takut Akan Tuhan dalam Kehidupan Kristen

a. Hidup dalam Kekudusan

Takut akan Tuhan memotivasi orang percaya untuk hidup dalam kekudusan. Dalam 1 Petrus 1:15-16, Petrus berkata:"Hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu, sama seperti Dia yang memanggil kamu adalah kudus."

John Calvin menekankan bahwa kekudusan bukanlah sekadar usaha manusia, tetapi buah dari pekerjaan Roh Kudus dalam hati orang percaya. Takut akan Tuhan adalah sarana yang Allah gunakan untuk membentuk umat-Nya menjadi serupa dengan Kristus.

b. Penghormatan dalam Ibadah

Takut akan Tuhan memengaruhi cara orang percaya beribadah. Ibadah yang sejati adalah respons penuh hormat kepada Allah yang kudus dan agung. Ibrani 12:28-29 berkata:"Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan."

Herman Bavinck mencatat bahwa ibadah yang dipenuhi oleh takut akan Tuhan adalah ibadah yang berpusat pada Allah, bukan pada preferensi manusia.

c. Hubungan dengan Sesama

Takut akan Tuhan juga memengaruhi cara orang percaya berinteraksi dengan sesama. Dalam Efesus 5:21, Paulus berkata:"Rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus."

R. C. Sproul mencatat bahwa takut akan Tuhan membawa orang percaya untuk hidup dalam kerendahan hati dan kasih kepada sesama, mencerminkan kasih Kristus dalam hubungan mereka.

5. Berkat Takut Akan Tuhan

a. Hikmat dan Pengetahuan

Amsal 9:10 menyatakan bahwa takut akan Tuhan adalah awal dari hikmat. Orang yang menghormati Allah akan diberikan pengertian yang benar tentang kehidupan dan kehendak-Nya.

b. Perlindungan dan Berkat

Mazmur 34:7 berkata:"Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka."

Herman Bavinck mencatat bahwa Allah memelihara dan melindungi umat-Nya yang hidup dalam takut akan Dia.

c. Sukacita dalam Persekutuan dengan Allah

Mazmur 128:1-2 berkata:"Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu."

John Calvin menekankan bahwa takut akan Tuhan membawa sukacita sejati, karena itu mengarahkan hati kepada Allah sebagai sumber kehidupan dan kebahagiaan.

6. Relevansi Takut Akan Tuhan bagi Gereja Masa Kini

a. Menangkal Dosa dan Kemerosotan Moral

Di tengah masyarakat modern yang cenderung meremehkan kekudusan Allah, takut akan Tuhan adalah antidote terhadap dosa dan kemerosotan moral.

b. Memulihkan Ibadah yang Berpusat pada Allah

Takut akan Tuhan memanggil gereja untuk memulihkan ibadah yang berpusat pada Allah, di mana Dia dihormati sebagai Pencipta, Penebus, dan Raja.

c. Membawa Gereja kepada Misi dan Kesetiaan

Takut akan Tuhan mendorong gereja untuk setia dalam misi Injil, mengarahkan hati mereka kepada kehendak Allah dan pekerjaan-Nya di dunia.

Kesimpulan: Takut Akan Tuhan sebagai Dasar Kehidupan Kristen

Takut akan Tuhan adalah respons yang benar terhadap kekudusan, kedaulatan, dan kasih Allah. Dalam teologi Reformed, takut akan Tuhan adalah panggilan bagi setiap orang percaya untuk hidup dalam ketaatan, kekudusan, dan penghormatan kepada Allah yang berdaulat.

Sebagaimana dikatakan dalam Pengkhotbah 12:13:"Akhir kata dari segala yang didengar ialah: Takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang."

"Segala kemuliaan bagi Allah yang mengarahkan umat-Nya untuk hidup dalam takut yang kudus dan hormat kepada-Nya."

Next Post Previous Post