Urutan Penciptaan Menurut Alkitab

Urutan Penciptaan Menurut Alkitab

Pengantar:

Penciptaan adalah salah satu tema penting dalam Alkitab yang menegaskan kedaulatan Allah sebagai pencipta segala sesuatu. Dalam Kejadian 1 dan 2, Alkitab menjelaskan proses penciptaan dalam enam hari yang diikuti oleh hari ketujuh sebagai hari perhentian. Teologi Reformed memandang kisah penciptaan bukan hanya sebagai sejarah awal dunia, tetapi juga sebagai pengungkapan karakter Allah, rancangan-Nya yang sempurna, dan hubungan manusia dengan Sang Pencipta. Artikel ini akan membahas urutan penciptaan menurut Alkitab, bagaimana teologi Reformed memahami maknanya, serta implikasinya bagi iman Kristen.

1. Penciptaan dalam Enam Hari: Tinjauan Alkitabiah

Kisah penciptaan dalam Kejadian 1-2 dimulai dengan deklarasi yang tegas: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” (Kejadian 1:1). Ayat ini menjadi dasar doktrin penciptaan dalam teologi Kristen. Proses penciptaan kemudian diuraikan sebagai berikut:

Hari Pertama: Terang (Kejadian 1:3-5)

Allah berkata, “Jadilah terang!” Dan terang itu tercipta. Allah memisahkan terang dari gelap, menamai terang itu siang dan gelap itu malam.

Teolog Reformed, John Calvin, dalam komentarnya tentang Kejadian, menekankan bahwa Allah menciptakan terang sebelum benda-benda penerang (matahari, bulan, dan bintang) untuk menunjukkan bahwa terang berasal dari-Nya, bukan dari ciptaan tertentu. Ini menegaskan kedaulatan Allah atas segala sesuatu.

Hari Kedua: Pemisahan Air (Kejadian 1:6-8)

Allah menciptakan cakrawala untuk memisahkan air di bawah cakrawala dari air di atasnya. Cakrawala itu disebut langit.

Sinclair Ferguson mencatat bahwa pemisahan ini menggambarkan keteraturan dan struktur dalam ciptaan. Dalam teologi Reformed, ini menunjukkan bahwa Allah bukan hanya pencipta, tetapi juga pengatur yang memerintah ciptaan-Nya dengan hikmat dan keteraturan.

Hari Ketiga: Daratan dan Tumbuhan (Kejadian 1:9-13)

Allah memisahkan daratan dari lautan dan memunculkan tumbuh-tumbuhan di bumi, termasuk pohon yang menghasilkan buah.

Charles H. Spurgeon menekankan bahwa ciptaan pada hari ketiga menunjukkan pemeliharaan Allah yang mempersiapkan bumi untuk dihuni oleh makhluk hidup. Tindakan Allah ini mencerminkan kasih-Nya yang melimpah kepada ciptaan-Nya.

Hari Keempat: Matahari, Bulan, dan Bintang (Kejadian 1:14-19)

Allah menciptakan benda-benda penerang untuk mengatur siang dan malam, sebagai tanda waktu, hari, dan tahun.

Teologi Reformed menyoroti bahwa penciptaan benda penerang setelah terang pada hari pertama menunjukkan bahwa Allah tidak bergantung pada ciptaan untuk menopang terang-Nya. R. C. Sproul menjelaskan bahwa hal ini mengajarkan kita untuk tidak menyembah matahari atau bulan, seperti yang dilakukan oleh banyak kebudayaan kuno, tetapi untuk menyembah Allah yang menciptakan semuanya.

Hari Kelima: Makhluk Air dan Burung (Kejadian 1:20-23)

Allah menciptakan makhluk-makhluk yang hidup di air dan burung-burung yang terbang di udara. Allah memberkati mereka untuk beranak cucu dan memenuhi air serta udara.

John Piper mencatat bahwa ciptaan makhluk hidup pada hari kelima mencerminkan kreativitas dan kemurahan Allah. Allah menciptakan keragaman dalam ciptaan-Nya untuk menyatakan kemuliaan-Nya.

Hari Keenam: Binatang Darat dan Manusia (Kejadian 1:24-31)

Allah menciptakan binatang darat, lalu menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya. Allah memberikan manusia tanggung jawab untuk berkuasa atas ciptaan lainnya dan memelihara bumi.

Menurut Herman Bavinck, penciptaan manusia sebagai gambar Allah adalah puncak karya penciptaan. Dalam teologi Reformed, manusia memiliki posisi unik dalam ciptaan sebagai wakil Allah di bumi. Tanggung jawab ini menuntut manusia untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah dan menjaga kelestarian ciptaan.

Hari Ketujuh: Perhentian (Kejadian 2:1-3)

Allah berhenti dari pekerjaan-Nya dan menguduskan hari ketujuh sebagai hari perhentian.

Teolog Puritan seperti Thomas Watson menekankan bahwa hari ketujuh mencerminkan kepuasan Allah terhadap karya-Nya yang sempurna. Dalam teologi Reformed, hari Sabat adalah lambang istirahat yang diberikan kepada umat Allah, yang menemukan penggenapannya dalam Kristus sebagai sumber perhentian sejati (Ibrani 4:9-10).

2. Penciptaan dan Kedaulatan Allah

Teologi Reformed menekankan kedaulatan Allah dalam penciptaan. Semua ciptaan, dari yang terkecil hingga yang terbesar, tunduk kepada kehendak Allah. Mazmur 33:6-9 menyatakan bahwa ciptaan terjadi melalui firman Allah, menunjukkan kuasa dan otoritas-Nya.

John Calvin dalam Institutes mencatat bahwa penciptaan menunjukkan kehadiran dan penyertaan Allah dalam segala sesuatu. Bumi dan segala isinya bukanlah hasil kebetulan, tetapi karya ilahi yang dirancang dengan sempurna.

3. Penciptaan dan Kejatuhan: Dampak Dosa

Meskipun penciptaan pada mulanya "sangat baik" (Kejadian 1:31), kejatuhan manusia dalam dosa membawa kerusakan ke dalam dunia. Dalam Roma 8:20-22, Paulus menjelaskan bahwa seluruh ciptaan kini berada dalam "perbudakan kepada kebinasaan" karena dosa manusia.

R. C. Sproul menyoroti bahwa kejatuhan manusia memengaruhi hubungan antara manusia dan Allah, manusia dan sesama, serta manusia dan ciptaan. Namun, Allah tetap memelihara ciptaan-Nya dan menjanjikan pemulihan melalui karya Kristus.

4. Penciptaan dan Kristus: Pemulihan Segala Sesuatu

Dalam teologi Reformed, Kristus dipandang sebagai pusat dari segala ciptaan. Kolose 1:16-17 menyatakan bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia, dan bahwa Dia menopang segala sesuatu.

Jonathan Edwards menekankan bahwa penciptaan tidak hanya bertujuan untuk menyatakan kemuliaan Allah, tetapi juga untuk mengarahkan manusia kepada Kristus sebagai penggenapan rencana Allah. Melalui karya penebusan-Nya, Kristus memulihkan hubungan antara Allah dan ciptaan, membawa pengharapan baru bagi dunia yang telah jatuh.

5. Penciptaan dan Tanggung Jawab Manusia

Manusia diberi mandat untuk berkuasa atas ciptaan (Kejadian 1:28) dan memeliharanya. Dalam teologi Reformed, mandat ini sering disebut sebagai mandat budaya, yang melibatkan pengelolaan ciptaan dengan bijaksana dan bertanggung jawab.

Herman Bavinck menekankan bahwa tugas manusia adalah mencerminkan karakter Allah dalam cara mereka mengelola bumi. Ini berarti manusia dipanggil untuk menjaga kelestarian lingkungan, menggunakan sumber daya dengan bijak, dan mengembangkan ciptaan dengan cara yang memuliakan Allah.

6. Penciptaan sebagai Sumber Pujian

Penciptaan tidak hanya menunjukkan kuasa Allah, tetapi juga mengundang manusia untuk memuji-Nya. Mazmur 19:2 menyatakan, “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya.”

Teologi Reformed mengajarkan bahwa setiap aspek ciptaan, dari bintang di langit hingga detail terkecil di bumi, menunjukkan kebesaran dan keindahan Allah. Orang percaya dipanggil untuk merespons dengan penyembahan yang tulus dan hidup yang memuliakan Dia.

7. Implikasi Penciptaan bagi Orang Percaya

a. Hidup dalam Penyembahan

Orang percaya dipanggil untuk menyembah Allah sebagai Pencipta. Dalam Wahyu 4:11, dikatakan bahwa Allah layak menerima kemuliaan karena Dia telah menciptakan segala sesuatu.

b. Mencerminkan Karakter Allah

Sebagai gambar Allah, manusia dipanggil untuk mencerminkan karakter-Nya dalam hubungan dengan sesama dan ciptaan. Ini berarti hidup dengan kasih, keadilan, dan tanggung jawab.

c. Menantikan Pemulihan

Orang percaya hidup dengan pengharapan bahwa Allah akan memulihkan segala sesuatu. Wahyu 21:1-5 berbicara tentang langit dan bumi yang baru, di mana tidak ada lagi dosa, penderitaan, dan maut.

Kesimpulan

Urutan penciptaan dalam Alkitab menunjukkan kedaulatan, hikmat, dan kasih Allah yang luar biasa. Teologi Reformed menekankan bahwa penciptaan bukan hanya peristiwa sejarah, tetapi juga wahyu yang mendalam tentang karakter Allah dan tujuan-Nya bagi dunia.

Melalui karya Kristus, Allah memulihkan hubungan antara manusia dan ciptaan, memberikan pengharapan baru bagi umat-Nya. Orang percaya dipanggil untuk hidup dalam penyembahan, tanggung jawab, dan pengharapan, sambil menantikan penggenapan rencana Allah dalam langit dan bumi yang baru.

“Segala kemuliaan bagi Allah, yang menciptakan segala sesuatu dengan hikmat dan kasih yang sempurna.”

Next Post Previous Post