Roh Allah dalam Perjanjian Lama dan Kehidupan Kristen

Roh Allah dalam Perjanjian Lama dan Kehidupan Kristen

Pengantar:

Roh Allah (Spirit of God) memiliki peran yang penting dan signifikan dalam keseluruhan narasi Alkitab, baik di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Namun, salah satu aspek yang sering diabaikan adalah karya dan kehadiran Roh Allah dalam Perjanjian Lama. Dalam teologi Reformed, Roh Allah dipahami sebagai Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal yang berdaulat, bekerja aktif dalam penciptaan, pemeliharaan, penebusan, dan pemberdayaan umat Allah sejak awal sejarah manusia. Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana Roh Allah dinyatakan dalam Perjanjian Lama, peran-Nya dalam karya Allah, dan relevansinya bagi umat Allah.

1. Konsep Roh Allah dalam Perjanjian Lama

a. Nama dan Istilah dalam Bahasa Ibrani

Dalam Perjanjian Lama, istilah "Roh Allah" berasal dari kata Ibrani Ruach Elohim. Kata ruach dapat diterjemahkan sebagai "angin," "nafas," atau "roh," tergantung pada konteksnya. Dalam banyak kasus, istilah ini merujuk kepada Roh Allah yang adalah kehadiran ilahi yang aktif dan penuh kuasa.

Herman Bavinck mencatat bahwa ruach tidak hanya menggambarkan kekuatan yang tidak berpribadi, tetapi juga Pribadi yang memiliki kehendak, kecerdasan, dan kuasa. Roh Allah dalam Perjanjian Lama adalah Allah sendiri yang bertindak di dalam ciptaan dan sejarah umat manusia.

b. Roh Allah sebagai Pribadi Allah Tritunggal

Dalam teologi Reformed, Roh Allah dipahami sebagai Pribadi ketiga dalam Allah Tritunggal, yang sejak kekekalan bersama dengan Bapa dan Anak. Meskipun doktrin Tritunggal lebih jelas diungkapkan dalam Perjanjian Baru, jejak kehadiran Roh Allah sebagai Pribadi yang aktif sudah terlihat dalam Perjanjian Lama.

John Calvin menekankan bahwa Roh Allah dalam Perjanjian Lama adalah Pribadi yang sama dengan Roh Kudus dalam Perjanjian Baru. Dia adalah Allah yang bekerja secara aktif untuk menggenapi kehendak-Nya di dalam dunia.

2. Peran Roh Allah dalam Penciptaan dan Pemeliharaan

a. Roh Allah dalam Penciptaan

Peran Roh Allah dalam penciptaan dinyatakan dengan jelas dalam Kejadian 1:2:"Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air."

Dalam ayat ini, Roh Allah digambarkan sebagai Pribadi yang aktif, mempersiapkan bumi untuk kehidupan. R. C. Sproul menjelaskan bahwa kehadiran Roh Allah di atas air menunjukkan kuasa kreatif-Nya untuk membawa ketertiban dari kekacauan.

b. Roh Allah Memberi Kehidupan

Mazmur 104:30 berkata:"Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi."

Herman Bavinck mencatat bahwa Roh Allah adalah sumber kehidupan bagi segala makhluk. Dia tidak hanya menciptakan, tetapi juga menopang kehidupan di dunia ini. Kehadiran Roh Allah memastikan bahwa ciptaan tetap berada di bawah pemeliharaan dan kendali Allah.

3. Roh Allah dalam Kehidupan Umat Allah

a. Roh Allah dalam Kehidupan Para Pemimpin Israel

Roh Allah sering kali diberikan kepada pemimpin-pemimpin Israel untuk melaksanakan tugas tertentu. Misalnya, dalam Keluaran 31:3, Allah mengisi Bezalel dengan Roh-Nya untuk memberikan hikmat dan keterampilan dalam membangun Kemah Suci.

R. C. Sproul mencatat bahwa pemberian Roh Allah kepada individu-individu tertentu dalam Perjanjian Lama menunjukkan bahwa Dia adalah sumber hikmat, keberanian, dan kekuatan untuk melaksanakan kehendak Allah.

b. Roh Allah dalam Hakim-Hakim

Dalam kitab Hakim-Hakim, Roh Allah bekerja untuk membebaskan Israel dari musuh-musuh mereka. Misalnya, dalam Hakim-Hakim 6:34, Roh Allah memenuhi Gideon, sehingga dia dapat memimpin bangsa Israel melawan Midian.

John Calvin mencatat bahwa karya Roh Allah dalam para hakim adalah untuk melindungi umat perjanjian Allah dan menjaga mereka tetap berada dalam rencana keselamatan-Nya.

c. Roh Allah dalam Kehidupan Para Nabi

Roh Allah juga bekerja secara aktif dalam kehidupan para nabi. Dalam Yehezkiel 2:2, nabi Yehezkiel berkata:"Saat Ia berbicara kepadaku, roh itu masuk ke dalam aku dan membuat aku berdiri."

Herman Bavinck menjelaskan bahwa Roh Allah memberikan para nabi kemampuan untuk menerima, memahami, dan menyampaikan firman Allah kepada umat-Nya.

4. Roh Allah dalam Penebusan dan Nubuat Mesianis

a. Roh Allah dan Janji Penebusan

Perjanjian Lama penuh dengan nubuat tentang karya penebusan yang akan digenapi oleh Mesias. Roh Allah sering disebut dalam konteks ini, menunjukkan bahwa Dia akan memimpin dan memperlengkapi Mesias. Dalam Yesaya 11:2, nubuat tentang Mesias berbunyi:"Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN."

John Calvin menegaskan bahwa karya Roh Allah dalam kehidupan Yesus Kristus sebagai Mesias adalah penggenapan dari janji-janji Perjanjian Lama. Roh Kudus memimpin Yesus dalam setiap aspek pelayanan-Nya, termasuk pengajaran, mukjizat, dan pengorbanan di salib.

b. Roh Allah dalam Pembaruan Israel

Nubuat dalam Yehezkiel 36:26-27 menggambarkan janji Allah untuk memperbarui hati umat-Nya:
"Aku akan memberikan kepadamu hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu... Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu."

Herman Bavinck mencatat bahwa pembaruan ini adalah karya Roh Allah, yang memberikan hati baru kepada umat Allah, sehingga mereka dapat hidup dalam ketaatan kepada perintah-Nya.

5. Relevansi Roh Allah dalam Perjanjian Lama bagi Orang Percaya Masa Kini

a. Kesinambungan Karya Roh Allah

Teologi Reformed menekankan kesinambungan karya Roh Allah dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru. Roh yang sama yang bekerja dalam penciptaan, pemeliharaan, dan kehidupan umat Allah di masa lalu adalah Roh yang bekerja dalam kehidupan orang percaya saat ini.

b. Pengajaran tentang Ketergantungan kepada Allah

Karya Roh Allah dalam Perjanjian Lama mengajarkan orang percaya untuk bergantung sepenuhnya kepada Allah dalam semua aspek kehidupan. Sama seperti para pemimpin Israel, nabi-nabi, dan Mesias dipimpin oleh Roh Allah, demikian pula orang percaya harus mencari bimbingan-Nya dalam kehidupan sehari-hari.

c. Pengharapan dalam Kristus

Nubuat-nubuat Perjanjian Lama tentang Roh Allah menunjuk kepada kedatangan Kristus dan karya penebusan-Nya. Dalam teologi Reformed, pengharapan ini adalah inti dari iman Kristen. Kehadiran Roh Allah dalam Perjanjian Lama memperkuat keyakinan bahwa Allah yang berdaulat akan menggenapi rencana keselamatan-Nya.

Kesimpulan: Roh Allah dalam Perjanjian Lama dan Kehidupan Kristen

Roh Allah dalam Perjanjian Lama adalah Pribadi yang aktif dalam penciptaan, pemeliharaan, penebusan, dan pemberdayaan umat Allah. Dalam teologi Reformed, Roh Allah dipahami sebagai Pribadi ketiga dalam Allah Tritunggal, yang berdaulat bekerja untuk menggenapi rencana Allah sejak kekekalan.

Karya Roh Allah dalam Perjanjian Lama memberikan gambaran yang kaya tentang sifat dan karya-Nya, yang digenapi dalam Yesus Kristus dan diteruskan dalam kehidupan orang percaya melalui Roh Kudus. Sebagaimana Mazmur 143:10 berkata:"Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku! Biarlah Roh-Mu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata."

"Segala kemuliaan bagi Allah yang telah memberikan Roh-Nya untuk memperbarui, memimpin, dan memperlengkapi umat-Nya untuk hidup bagi kemuliaan-Nya."

Next Post Previous Post