Perang Melawan Iblis: Efesus 6:12

Perang Melawan Iblis: Efesus 6:12

Pengantar:

"Sebab perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara."(Efesus 6:12)

Dalam kehidupan Kristen, perang melawan Iblis adalah realitas yang tidak dapat dihindari. Iblis, musuh Allah dan umat-Nya, terus-menerus berusaha untuk menghancurkan iman orang percaya dan merusak pekerjaan Allah di dunia ini. Namun, Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa meskipun Iblis adalah musuh yang kuat, Allah telah memberikan kemenangan melalui Yesus Kristus. Dalam teologi Reformed, perang melawan Iblis dipahami sebagai bagian dari pergumulan rohani yang terjadi dalam konteks rencana Allah yang berdaulat. Artikel ini akan membahas siapa Iblis menurut Alkitab, bagaimana perang melawan Iblis berlangsung, dan bagaimana orang percaya dapat bertahan dengan kuasa Allah.

1. Identitas Iblis dalam Alkitab

a. Asal Usul Iblis

Dalam Alkitab, Iblis dikenal dengan berbagai nama, seperti "Setan," "penggoda," "pendakwa," dan "bapa segala dusta." Iblis adalah makhluk ciptaan yang awalnya diciptakan sebagai malaikat, tetapi kemudian jatuh dalam dosa karena pemberontakan terhadap Allah.

Dalam Yesaya 14:12-15 dan Yehezkiel 28:12-17, Iblis digambarkan sebagai malaikat yang sombong dan ingin menyamai Allah. Herman Bavinck mencatat bahwa kejatuhan Iblis adalah akibat dari keinginan untuk menempatkan dirinya setara dengan Sang Pencipta, melawan tatanan Allah yang berdaulat.

b. Peran Iblis sebagai Musuh Allah dan Umat-Nya

Iblis adalah musuh yang aktif bekerja melawan Allah dan umat-Nya. Dalam 1 Petrus 5:8, kita diingatkan:
"Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya."

John Calvin menekankan bahwa Iblis adalah musuh yang licik dan penuh tipu daya. Dia menggunakan berbagai cara untuk menjauhkan manusia dari Allah, termasuk melalui penipuan, godaan, dan penganiayaan.

2. Perang Melawan Iblis: Realitas Pergumulan Rohani

a. Perang yang Bersifat Rohani

Perang melawan Iblis bukanlah perang fisik, tetapi perang rohani. Dalam Efesus 6:12, Paulus menegaskan bahwa perjuangan kita adalah melawan kekuatan-kekuatan rohani di dunia yang gelap ini.

Teologi Reformed mengajarkan bahwa perang rohani adalah bagian dari kehidupan Kristen, di mana orang percaya berperang melawan dosa, godaan Iblis, dan sistem dunia yang melawan Allah.

b. Strategi Iblis dalam Perang

Iblis menggunakan berbagai strategi untuk menyerang orang percaya, termasuk:

  1. Penipuan: Dalam Yohanes 8:44, Yesus menyebut Iblis sebagai bapa segala dusta. Iblis sering memutarbalikkan kebenaran untuk menyesatkan manusia.
  2. Godaan: Dalam Kejadian 3, Iblis menggoda Hawa untuk tidak menaati perintah Allah. Godaan adalah salah satu senjata utama Iblis untuk menghancurkan hubungan manusia dengan Allah.
  3. Pendakwaan: Dalam Wahyu 12:10, Iblis disebut sebagai pendakwa yang menuduh orang percaya siang dan malam.

Herman Bavinck mencatat bahwa strategi Iblis selalu bertujuan untuk memutuskan hubungan manusia dengan Allah dan menanamkan ketakutan serta keraguan dalam hati orang percaya.

c. Medan Perang: Pikiran, Hati, dan Kehidupan

Medan perang utama dalam perang melawan Iblis adalah pikiran, hati, dan kehidupan sehari-hari orang percaya. Dalam 2 Korintus 10:4-5, Paulus menulis:"Senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah... Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus."

John Calvin menjelaskan bahwa pikiran manusia sering menjadi target serangan Iblis, karena melalui pikiran, ia dapat memengaruhi hati dan tindakan manusia.

3. Kemenangan dalam Kristus

a. Kemenangan Melalui Salib

Kemenangan melawan Iblis telah dimenangkan oleh Yesus Kristus melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Dalam Kolose 2:15, Paulus menulis:"Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka."

R. C. Sproul menekankan bahwa salib adalah titik balik dalam perang melawan Iblis, di mana kuasa dosa dan maut dihancurkan, dan keselamatan bagi umat Allah dijamin.

b. Kuasa Darah Kristus

Darah Kristus adalah senjata utama orang percaya dalam perang melawan Iblis. Dalam Wahyu 12:11, dikatakan:"Mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba dan oleh perkataan kesaksian mereka."

Herman Bavinck mencatat bahwa darah Kristus tidak hanya membersihkan dosa, tetapi juga memberikan kuasa kepada orang percaya untuk menang atas godaan dan serangan Iblis.

c. Roh Kudus sebagai Penolong

Roh Kudus adalah penolong yang diberikan Allah kepada orang percaya untuk memampukan mereka dalam perang rohani. Dalam Yohanes 14:26, Yesus berkata:"Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu."

John Calvin menjelaskan bahwa Roh Kudus memberikan hikmat, kekuatan, dan keberanian kepada orang percaya untuk melawan tipu daya Iblis dan tetap setia kepada Allah.

4. Perlengkapan Senjata Allah

a. Perlindungan dalam Perang Rohani

Dalam Efesus 6:10-18, Paulus menggambarkan perlengkapan senjata Allah yang diberikan kepada orang percaya, termasuk ikat pinggang kebenaran, baju zirah keadilan, perisai iman, dan pedang Roh.

R. C. Sproul mencatat bahwa perlengkapan ini adalah sarana yang Allah berikan untuk melindungi orang percaya dari serangan Iblis dan memperkuat mereka dalam iman.

b. Doa sebagai Senjata Utama

Doa adalah senjata utama dalam perang melawan Iblis. Dalam Efesus 6:18, Paulus menulis:
"Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya."

Herman Bavinck mencatat bahwa melalui doa, orang percaya berkomunikasi dengan Allah dan menerima kekuatan untuk melawan serangan Iblis.

5. Hidup dalam Kemenangan Kristus

a. Hidup dalam Kekudusan

Orang percaya dipanggil untuk hidup dalam kekudusan sebagai respons terhadap kemenangan yang telah dimenangkan oleh Kristus. Dalam 1 Petrus 1:15-16, Petrus menulis:"Hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu, sama seperti Dia yang memanggil kamu adalah kudus."

John Calvin menekankan bahwa hidup kudus adalah bukti nyata dari kuasa Allah yang bekerja dalam kehidupan orang percaya.

b. Saling Mendukung dalam Komunitas Iman

Perang melawan Iblis tidak dimaksudkan untuk dilakukan sendirian. Gereja adalah komunitas iman di mana orang percaya saling mendukung dan memperkuat. Dalam Ibrani 10:24-25, kita diajak:
"Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik."

c. Mengandalkan Firman Allah

Firman Allah adalah senjata yang paling ampuh melawan Iblis. Dalam Matius 4:1-11, Yesus menggunakan firman Allah untuk melawan godaan Iblis di padang gurun.

R. C. Sproul mencatat bahwa firman Allah memberikan hikmat, penghiburan, dan kekuatan bagi orang percaya untuk tetap teguh dalam iman.

Kesimpulan: Kemenangan Melawan Iblis dalam Kristus

Perang melawan Iblis adalah bagian dari perjalanan iman setiap orang percaya. Namun, kemenangan sudah dijamin melalui karya penebusan Yesus Kristus. Dalam teologi Reformed, orang percaya dipanggil untuk bergantung sepenuhnya pada kuasa Allah, mengenakan perlengkapan senjata Allah, dan hidup dalam kemenangan yang telah disediakan oleh Kristus.

Sebagaimana Roma 16:20 berkata:
"Allah, sumber damai sejahtera, akan segera menghancurkan Iblis di bawah kakimu."

"Segala kemuliaan bagi Allah yang telah memberikan kemenangan kepada umat-Nya melalui Anak-Nya yang terkasih, Yesus Kristus!"

Next Post Previous Post