Yahweh-M'kaddesh: Allah yang Menguduskan
Pengantar:
Yahweh-M'kaddesh adalah salah satu nama Allah yang ditemukan dalam Perjanjian Lama, yang artinya "Tuhan yang menguduskan." Nama ini muncul pertama kali dalam Imamat 20:8:"Kuduskanlah dirimu dan lakukanlah semua perintah-Ku. Akulah TUHAN yang menguduskan kamu."
Nama Yahweh-M'kaddesh menggambarkan Allah sebagai Pribadi yang memisahkan umat-Nya dari dunia yang berdosa, menjadikan mereka kudus, dan memampukan mereka untuk hidup dalam ketaatan kepada-Nya. Dalam teologi Reformed, konsep pengudusan ini dipahami sebagai karya Allah yang berdaulat dalam membentuk karakter umat-Nya sesuai dengan gambar Kristus. Artikel ini akan membahas makna Yahweh-M'kaddesh peran Allah sebagai Pengudus, dan implikasinya bagi kehidupan Kristen.
1. Makna Nama Yahweh-Mekaddesh
a. Asal-Usul Nama
Yahweh-M'kaddesh berasal dari kata Ibrani Yahweh, yang merupakan nama pribadi Allah, dan mekaddesh, yang berarti "yang menguduskan" atau "yang membuat kudus." Dalam konteks Perjanjian Lama, pengudusan berkaitan dengan tindakan Allah yang memisahkan sesuatu atau seseorang untuk tujuan-Nya yang kudus.
b. Kudus sebagai Sifat Allah
Kekudusan adalah atribut utama Allah yang membedakan-Nya dari semua ciptaan. Dalam Yesaya 6:3, para serafim berseru:"Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"
Herman Bavinck mencatat bahwa kekudusan Allah mencakup kemurnian moral dan keunggulan mutlak-Nya atas semua ciptaan. Sebagai Allah yang kudus, Yahweh-M'kaddesh memanggil umat-Nya untuk menjadi kudus seperti Dia.
2. Pengudusan dalam Perjanjian Lama
a. Pengudusan sebagai Pemisahan
Dalam Perjanjian Lama, pengudusan sering kali berarti memisahkan sesuatu untuk tujuan ilahi. Misalnya, Allah menguduskan hari Sabat (Kejadian 2:3), bangsa Israel (Imamat 20:26), dan bahkan tempat-tempat seperti Kemah Suci.
Dalam Imamat 20:26, Allah berkata kepada umat Israel:"Kamu harus kudus bagi-Ku, sebab Aku ini, TUHAN, kudus; dan Aku memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milik-Ku."
John Calvin menjelaskan bahwa pengudusan dalam konteks ini adalah tindakan Allah yang memanggil Israel untuk menjadi umat pilihan-Nya, hidup berbeda dari bangsa-bangsa lain, dan menunjukkan kekudusan Allah kepada dunia.
b. Hukum Taurat sebagai Panduan Pengudusan
Allah memberikan hukum Taurat kepada Israel untuk membimbing mereka hidup dalam kekudusan. Imamat 19:2 menegaskan:"Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus."
Herman Bavinck menekankan bahwa hukum Taurat bukan hanya seperangkat aturan, tetapi juga sarana untuk mengajar Israel tentang karakter Allah yang kudus dan panggilan mereka untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
3. Pengudusan dalam Kristus
a. Pengudusan Melalui Salib Kristus
Dalam Perjanjian Baru, pengudusan mencapai penggenapannya melalui karya Yesus Kristus. Dalam 1 Korintus 1:30, Paulus menulis:"Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita."
R. C. Sproul menjelaskan bahwa Yesus adalah sumber utama kekudusan bagi orang percaya. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Dia membersihkan dosa-dosa umat-Nya dan menguduskan mereka untuk hidup bagi Allah.
b. Pengudusan sebagai Pekerjaan Roh Kudus
Pengudusan tidak hanya terjadi pada momen keselamatan, tetapi juga merupakan proses berkelanjutan yang dilakukan oleh Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya. Dalam 2 Tesalonika 2:13, Paulus berkata:"Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai."
John Calvin menekankan bahwa Roh Kudus adalah agen utama pengudusan, yang memperbarui hati orang percaya, mengubah karakter mereka, dan memampukan mereka untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah.
4. Hubungan Pengudusan dan Kekudusan Allah
a. Kekudusan Allah sebagai Dasar Pengudusan
Yahweh-M'kaddesh menguduskan umat-Nya karena kekudusan-Nya sendiri. Dalam 1 Petrus 1:15-16, Petrus menulis:"Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang memanggil kamu adalah kudus, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus."
Herman Bavinck mencatat bahwa kekudusan Allah adalah dasar dan standar bagi semua pengudusan. Orang percaya dipanggil untuk mencerminkan kekudusan Allah dalam hidup mereka.
b. Karya Allah yang Berdaulat dalam Pengudusan
Teologi Reformed menekankan bahwa pengudusan adalah karya Allah yang berdaulat, bukan usaha manusia semata. Dalam Filipi 2:13, Paulus menulis:"Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya."
R. C. Sproul menjelaskan bahwa meskipun orang percaya berpartisipasi dalam proses pengudusan melalui ketaatan dan disiplin rohani, inisiatif dan kekuatan utama berasal dari Allah.
5. Tantangan dalam Proses Pengudusan
a. Pergumulan Melawan Dosa
Orang percaya terus-menerus bergumul melawan dosa dalam proses pengudusan. Dalam Roma 7:19, Paulus mengakui:"Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat."
John Calvin menjelaskan bahwa pergumulan ini adalah tanda bahwa Roh Kudus bekerja dalam hati orang percaya, memperbarui mereka meskipun dosa masih ada dalam dunia ini.
b. Panggilan untuk Kekudusan dalam Dunia yang Berdosa
Orang percaya dipanggil untuk hidup kudus di tengah-tengah dunia yang penuh dosa. Dalam Roma 12:2, Paulus berkata:"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu."
Herman Bavinck menekankan bahwa pengudusan melibatkan pemisahan dari nilai-nilai duniawi yang bertentangan dengan kehendak Allah, sambil tetap menjadi saksi Kristus di dunia.
6. Aplikasi Yahweh-M'kaddesh dalam Kehidupan Kristen
a. Hidup dalam Kekudusan
Panggilan Yahweh-M'kaddesh adalah untuk hidup dalam kekudusan setiap hari. Ini mencakup hidup yang mencerminkan karakter Allah, baik dalam pikiran, perkataan, maupun tindakan.
b. Mengandalkan Kasih Karunia Allah
Pengudusan bukanlah hasil usaha manusia semata, tetapi hasil kasih karunia Allah. Dalam Ibrani 10:14, dikatakan:"Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan."
c. Menjadi Saksi Kekudusan Allah
Sebagai umat yang dikuduskan oleh Yahweh-M'kaddesh, orang percaya dipanggil untuk menjadi terang dan garam di dunia, menunjukkan kasih dan kekudusan Allah melalui hidup mereka.
Kesimpulan:Yahweh-M'kaddesh, Allah yang Menguduskan
Yahweh-M'kaddesh adalah Allah yang kudus dan yang memanggil umat-Nya untuk hidup dalam kekudusan. Pengudusan adalah karya Allah yang berdaulat, yang dimulai pada saat keselamatan dan terus berlangsung sepanjang hidup orang percaya.
Sebagaimana tertulis dalam 1 Tesalonika 5:23-24:"Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya... Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya."
"Segala kemuliaan bagi Yahweh-M'kaddesh, Allah yang menguduskan umat-Nya dan memampukan mereka untuk hidup bagi kemuliaan-Nya."