1 Korintus 14:36-38: Semua Orang Kudus Harus Mengakui Hukum Tuhan
Pendahuluan:
Dalam 1 Korintus 14:36-38, Rasul Paulus dengan tegas menegur jemaat Korintus yang tampaknya merasa memiliki otoritas sendiri dalam hal doktrin dan praktik ibadah. Paulus menekankan bahwa perintah yang ia tulis bukan berasal dari manusia, tetapi dari Tuhan sendiri.
Ayat ini sangat relevan dalam konteks gereja modern, di mana banyak orang mulai menafsirkan firman Tuhan berdasarkan pemikiran subjektif mereka sendiri, tanpa mengakui otoritas ilahi yang melekat di dalamnya. Teologi Reformed dengan tegas menyatakan bahwa Alkitab adalah firman Tuhan yang berotoritas, tidak dapat disangkal, dan harus diterima oleh semua orang percaya.
Artikel ini akan menggali makna mendalam dari 1 Korintus 14:36-38, menyoroti bagaimana Paulus mengajarkan pentingnya menerima hukum Tuhan sebagai otoritas tertinggi, serta membahas pandangan para pakar teologi Reformed tentang otoritas firman Tuhan dalam kehidupan orang kudus.
"Apakah firman Allah berasal dari kamu? Atau, apakah hanya kepadamu saja firman itu disampaikan?" (1 Korintus 14:36, AYT)"Jika ada yang berpikir bahwa ia adalah seorang nabi atau orang yang rohani, biarlah ia mengenali bahwa hal-hal yang aku tulis kepadamu adalah perintah Tuhan." (1 Korintus 14:37, AYT)"Jika ada orang yang tidak mengenali ini, ia tidak dikenal." (1 Korintus 14:38, AYT)A. Eksposisi 1 Korintus 14:36-38
1. Firman Tuhan Tidak Berasal dari Manusia (1 Korintus 14:36)
Paulus memulai dengan pertanyaan retoris yang tajam:"Apakah firman Allah berasal dari kamu? Atau, apakah hanya kepadamu saja firman itu disampaikan?"
Pertanyaan ini menyindir sikap jemaat Korintus yang cenderung merasa bahwa mereka bisa menentukan sendiri aturan dalam gereja.
John Calvin dalam Commentary on Corinthians menulis:"Tidak ada satu pun gereja lokal atau individu yang memiliki hak untuk mengubah atau menyesuaikan firman Tuhan sesuai dengan kehendaknya. Otoritas Alkitab bersifat universal."
Prinsip teologi Reformed:
- Firman Tuhan berasal dari Allah, bukan dari manusia (2 Timotius 3:16).
- Tidak ada gereja atau individu yang dapat mengklaim otoritas lebih tinggi dari Alkitab.
- Setiap perintah dalam firman Tuhan berlaku bagi seluruh gereja, bukan hanya kelompok tertentu.
2. Perintah Paulus Adalah Perintah Tuhan (1 Korintus 14:37)
Paulus kemudian menyatakan bahwa apa yang ia tulis adalah perintah Tuhan. Ini menunjukkan bahwa ajaran rasul bukanlah opini pribadi, melainkan wahyu ilahi yang harus diterima oleh semua orang percaya.
Charles Hodge dalam Commentary on Corinthians menjelaskan:"Siapa pun yang mengaku rohani harus tunduk pada otoritas firman Tuhan, karena menolak firman berarti menolak Allah sendiri."
Implikasi bagi gereja masa kini:
Tidak ada ruang untuk subjektivisme dalam doktrin Kristen.
- Banyak gereja saat ini mulai menyesuaikan ajaran mereka dengan budaya modern, tetapi Paulus dengan tegas menyatakan bahwa firman Tuhan tidak dapat dikompromikan.
Pengakuan terhadap otoritas Alkitab adalah bukti seseorang memiliki Roh Kudus.
- Seorang yang benar-benar rohani akan mengenali otoritas firman Tuhan dan tidak berusaha menyesuaikannya dengan kehendak manusia.
Menolak otoritas firman berarti melawan Tuhan.
- Siapa pun yang mengaku sebagai orang percaya tetapi menolak otoritas Alkitab sebenarnya sedang menolak Tuhan sendiri.
John MacArthur dalam Biblical Doctrine menulis:"Orang Kristen sejati tidak hanya percaya kepada Yesus, tetapi juga tunduk kepada otoritas firman-Nya dalam segala hal."
3. Siapa yang Tidak Mengakui Firman, Tidak Dikenal Tuhan (1 Korintus 14:38)
Paulus menutup dengan pernyataan yang keras:"Jika ada orang yang tidak mengenali ini, ia tidak dikenal."
Artinya, siapa pun yang menolak firman Tuhan akan dianggap sebagai orang yang tidak dikenal oleh Allah.
Jonathan Edwards dalam Religious Affections menegaskan:"Tanda sejati dari seseorang yang mengenal Allah adalah ketaatan penuh terhadap firman-Nya, bukan hanya dalam pengakuan tetapi juga dalam tindakan."
Konsekuensi dari menolak firman Tuhan:
- Dijauhkan dari persekutuan yang benar dengan Tuhan.
- Dapat tersesat dalam ajaran sesat dan penyimpangan doktrin.
- Menempatkan diri di luar otoritas gereja yang sejati.
B. Otoritas Firman Tuhan dalam Teologi Reformed
Teologi Reformed dengan tegas menekankan bahwa Alkitab adalah satu-satunya otoritas tertinggi dalam iman dan kehidupan Kristen (Sola Scriptura).
1. Alkitab adalah Firman Tuhan yang Tidak Dapat Ditolak
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menulis:"Alkitab bukan hanya sekadar buku rohani, tetapi merupakan wahyu langsung dari Allah yang memiliki otoritas absolut."
Tidak ada orang percaya yang boleh mengabaikan atau meremehkan otoritas firman Tuhan, karena setiap kata di dalamnya berasal dari Allah sendiri.
2. Semua Orang Kudus Harus Mengakui Hukum Tuhan
1 Korintus 14:36-38 mengajarkan bahwa tidak ada orang percaya yang boleh mengabaikan hukum Tuhan.
John Piper dalam Future Grace menegaskan:"Menolak firman Tuhan berarti menolak anugerah-Nya, karena firman itu sendiri adalah sarana di mana Tuhan menyatakan kasih dan kehendak-Nya kepada kita."
Sebagai orang percaya, kita harus:
- Menerima setiap ajaran Alkitab sebagai otoritas tertinggi.
- Tidak menyesuaikan firman Tuhan dengan pemikiran duniawi.
- Hidup sesuai dengan perintah Tuhan sebagai tanda ketaatan sejati.
C. Makna Teologis 1 Korintus 14:36-38: Semua Orang Kudus Harus Mengakui Hukum Ini sebagai Firman Allah
1. Otoritas Firman Allah atas Gereja
a. Firman Tuhan Bukan dari Manusia
Paulus mengajukan pertanyaan retoris dalam 1 Korintus 14:36: "Apakah firman Allah berasal dari kamu?" Dengan kata lain, ia menegaskan bahwa pengajaran dan perintah yang ia berikan bukanlah hasil pemikiran manusia, tetapi berasal dari Tuhan sendiri.
John Calvin dalam Commentary on Corinthians menekankan bahwa gereja tidak memiliki hak untuk menambah atau mengurangi otoritas Firman Tuhan. Ia menulis:"Paulus menolak gagasan bahwa seseorang bisa memiliki otoritas lebih tinggi daripada Firman Tuhan. Gereja harus tunduk pada wahyu Allah, bukan mendikte bagaimana Firman itu seharusnya diartikan."
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menambahkan bahwa doktrin wahyu Alkitab menegaskan bahwa setiap perintah yang berasal dari Tuhan tidak bisa ditolak atau diubah sesuai dengan kehendak manusia.
b. Paulus sebagai Rasul yang Mewakili Tuhan
Dalam 1 Korintus 14:37, Paulus menyatakan bahwa mereka yang benar-benar rohani akan mengenali bahwa ajarannya adalah perintah Tuhan. Ini menegaskan otoritas kerasulan Paulus sebagai penyampai wahyu ilahi.
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa ajaran Paulus tidak bisa dipisahkan dari wahyu Tuhan. Rasul-rasul adalah alat Allah untuk memberikan instruksi yang otoritatif kepada gereja.
R.C. Sproul dalam Biblical Authority menekankan bahwa otoritas Paulus bukan berasal dari kebijaksanaan manusia, tetapi dari pengilhaman Roh Kudus. Oleh karena itu, seluruh gereja harus mengakui dan menaati pengajaran rasuli ini.
2. Pentingnya Ketundukan kepada Perintah Tuhan
a. Tanda Orang Percaya yang Sejati
Paulus menekankan bahwa orang yang benar-benar rohani akan mengakui bahwa apa yang ia tuliskan adalah perintah Tuhan (ayat 37).
John Calvin menegaskan bahwa orang percaya yang sejati tidak hanya mendengar Firman Tuhan, tetapi juga tunduk kepadanya. Ia menulis:"Orang yang benar-benar memiliki Roh Kristus akan mengenali suara-Nya dalam Firman Tuhan. Mereka yang menolak otoritas ini menunjukkan bahwa mereka tidak berasal dari Allah."
Louis Berkhof menambahkan bahwa pengakuan akan otoritas Firman Tuhan adalah tanda regenerasi. Orang yang lahir baru akan memiliki hati yang tunduk kepada perintah Kristus.
b. Hubungan antara Karunia Roh dan Ketaatan
Jemaat Korintus sangat berfokus pada pengalaman karunia Roh seperti nubuat dan bahasa roh. Namun, Paulus menegaskan bahwa tanda utama dari seseorang yang benar-benar rohani bukanlah manifestasi karunia spektakuler, tetapi ketaatan kepada Firman Tuhan.
Herman Bavinck menyoroti bahwa Roh Kudus tidak hanya memberikan karunia, tetapi juga membawa orang percaya kepada ketaatan yang sejati.
R.C. Sproul menambahkan bahwa banyak orang mengklaim memiliki pengalaman rohani, tetapi jika mereka tidak tunduk pada otoritas Firman Tuhan, pengalaman mereka bukan berasal dari Roh Kudus.
3. Konsekuensi bagi Mereka yang Menolak Firman Allah
a. "Jika Ada Orang yang Tidak Mengenali Ini, Ia Tidak Dikenal"
Dalam 1 Korintus 14:38, Paulus memberikan peringatan keras: mereka yang menolak pengajaran ini akan ditolak oleh Tuhan.
John Calvin menafsirkan bahwa mereka yang tidak mau mengakui otoritas Firman Tuhan sebenarnya menempatkan diri mereka di luar komunitas iman.
Louis Berkhof menjelaskan bahwa menolak otoritas Firman Tuhan adalah bukti bahwa seseorang tidak benar-benar mengenal Tuhan. Orang yang benar-benar percaya akan tunduk pada pengajaran Alkitab.
b. Hukuman bagi Mereka yang Menolak Otoritas Tuhan
Paulus memberikan implikasi bahwa mereka yang tidak mengakui perintah ini akan mengalami pemisahan dari umat Tuhan.
Herman Bavinck menyatakan bahwa ini sesuai dengan prinsip Alkitab bahwa hanya mereka yang taat kepada Firman Tuhan yang akan menikmati persekutuan dengan-Nya.
R.C. Sproul mengingatkan bahwa menolak otoritas Firman Tuhan bukanlah kesalahan kecil, tetapi suatu bentuk pemberontakan terhadap Allah sendiri.
4. Implikasi Teologis bagi Gereja Masa Kini
a. Gereja Harus Berdasarkan Firman Tuhan
Bagian ini menegaskan bahwa gereja tidak boleh dipimpin oleh opini manusia, tetapi oleh otoritas Alkitab.
John Calvin menekankan bahwa reformasi gereja harus selalu kembali kepada otoritas Firman Tuhan dan bukan tradisi manusia.
b. Ketaatan kepada Firman Tuhan sebagai Tanda Keselamatan
Louis Berkhof menegaskan bahwa ketaatan kepada perintah Tuhan adalah tanda dari iman yang sejati. Orang percaya sejati tidak hanya mendengar Firman, tetapi juga melakukannya (Yakobus 1:22).
c. Bahaya Menolak Otoritas Firman Tuhan
Herman Bavinck memperingatkan bahwa menolak otoritas Firman Tuhan membawa konsekuensi yang serius. Banyak gereja modern yang mengabaikan ajaran Alkitab mengalami kemunduran rohani.
R.C. Sproul menegaskan bahwa gereja harus terus menegakkan otoritas Alkitab, bahkan jika itu tidak populer dalam budaya saat ini.
Kesimpulan
1 Korintus 14:36-38 mengajarkan bahwa semua orang kudus harus mengakui ajaran rasuli sebagai Firman Tuhan yang otoritatif. Dari perspektif teologi Reformed, bagian ini menegaskan bahwa:
- Firman Tuhan memiliki otoritas tertinggi atas gereja.
- Orang percaya sejati akan tunduk pada perintah Tuhan.
- Mereka yang menolak otoritas Firman Tuhan akan ditolak oleh Tuhan.
Dalam dunia yang semakin menolak otoritas Alkitab, gereja harus tetap berpegang teguh pada kebenaran ini dan memastikan bahwa segala sesuatu dilakukan sesuai dengan perintah Tuhan.