1 Korintus 15:39-44: Natur Tubuh yang Dibangkitkan
Pendahuluan:
Kebangkitan tubuh adalah salah satu doktrin penting dalam iman Kristen yang banyak dibahas dalam Perjanjian Baru. Rasul Paulus dalam 1 Korintus 15:39-44 memberikan penjelasan mendalam tentang natur tubuh kebangkitan dan bagaimana tubuh kita yang sekarang akan diubah dalam kemuliaan.
Dalam artikel ini, kita akan menguraikan ayat-ayat ini secara mendalam dari perspektif teologi Reformed, dengan merujuk pada pemikiran beberapa pakar seperti John Calvin, Charles Hodge, Herman Bavinck, dan R.C. Sproul. Kita akan melihat bagaimana tubuh kebangkitan berbeda dari tubuh duniawi, serta bagaimana janji kebangkitan memberikan pengharapan bagi orang percaya.
Teks Alkitab: 1 Korintus 15:39-44 (AYT) 39 Bukan semua daging adalah daging yang sama, tetapi hanya satu daging manusia, dan lainnya daging binatang-binatang, dan lainnya daging burung-burung, dan lainnya daging ikan.40 Ada juga tubuh surgawi dan tubuh duniawi, tetapi kemuliaan yang surgawi itu berbeda dan kemuliaan yang duniawi itu pun berbeda.41 Kemuliaan matahari berbeda, kemuliaan bulan berbeda, kemuliaan bintang-bintang juga berbeda karena satu bintang berbeda dengan bintang yang lain dalam kemuliaan.42 Begitu pula dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan.43 Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan.44 Ditaburkan sebagai tubuh jasmani, dibangkitkan sebagai tubuh rohani. Jika ada tubuh jasmani, ada juga tubuh rohani.
1. Konteks 1 Korintus 15
Pasal 15 dalam surat pertama Paulus kepada jemaat di Korintus adalah salah satu bagian terpenting dalam Alkitab yang berbicara tentang kebangkitan. Dalam bagian ini, Paulus menghadapi orang-orang di Korintus yang meragukan kebangkitan tubuh.
Menurut Charles Hodge, skeptisisme terhadap kebangkitan dalam jemaat Korintus bisa disebabkan oleh pengaruh filsafat Yunani yang menganggap tubuh sebagai sesuatu yang fana dan tidak layak untuk kehidupan kekal. Paulus menanggapi dengan menjelaskan bahwa tubuh yang akan dibangkitkan memiliki kualitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan tubuh kita sekarang.
2. Perbandingan antara Tubuh Duniawi dan Tubuh Surgawi (1 Korintus 15:39-41)
Dalam ayat 39-41, Paulus menggunakan berbagai analogi dari alam untuk menunjukkan bahwa tubuh kebangkitan memiliki kemuliaan yang berbeda dibandingkan tubuh kita saat ini.
a. Perbedaan Jenis Tubuh (1 Korintus 15:39)
"Bukan semua daging adalah daging yang sama, tetapi hanya satu daging manusia, dan lainnya daging binatang-binatang, dan lainnya daging burung-burung, dan lainnya daging ikan."
Paulus ingin menunjukkan bahwa ada berbagai jenis tubuh dalam ciptaan Allah. Seperti halnya tubuh manusia berbeda dari hewan, burung, dan ikan, demikian juga tubuh kebangkitan akan berbeda dari tubuh duniawi kita sekarang.
John Calvin dalam komentarnya terhadap ayat ini menegaskan bahwa Allah dalam hikmat-Nya telah memberikan bentuk yang sesuai bagi setiap makhluk, dan begitu pula dengan tubuh kebangkitan, yang akan diberikan kepada orang percaya berdasarkan kemuliaan dan tujuan yang baru.
b. Tubuh Surgawi dan Duniawi (1 Korintus 15:40-41)
"Ada juga tubuh surgawi dan tubuh duniawi, tetapi kemuliaan yang surgawi itu berbeda dan kemuliaan yang duniawi itu pun berbeda."
Paulus membandingkan antara tubuh duniawi (jasmani) dan tubuh surgawi. Sama seperti matahari, bulan, dan bintang memiliki kemuliaan yang berbeda, demikian juga tubuh kebangkitan akan memiliki kemuliaan yang lebih besar dibandingkan tubuh duniawi kita.
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menekankan bahwa kebangkitan bukan sekadar perpanjangan dari kehidupan duniawi, tetapi merupakan transformasi yang luar biasa di mana tubuh orang percaya akan menjadi serupa dengan tubuh kemuliaan Kristus (Filipi 3:21).
3. Karakteristik Tubuh Kebangkitan (1 Korintus 15:42-44)
Paulus kemudian menjelaskan bagaimana tubuh duniawi kita yang fana akan diubahkan menjadi tubuh yang mulia dalam kebangkitan. Dia menggunakan empat perbandingan yang menggambarkan perubahan ini.
a. Dari Kebinasaan ke Ketidakbinasaan (1 Korintus 15:42)
"Begitu pula dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan."
Tubuh kita saat ini tunduk pada penuaan, sakit, dan kematian. Namun, tubuh kebangkitan tidak akan lagi mengalami kehancuran atau kematian.
Menurut R.C. Sproul, ini berarti bahwa tubuh kebangkitan akan bersifat kekal dan tidak lagi terpengaruh oleh dosa atau kematian, sebagaimana yang telah ditaklukkan oleh Kristus melalui kebangkitan-Nya.
b. Dari Kehinaan ke Kemuliaan (1 Korintus 15:43a)
"Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan."
Tubuh kita saat ini memiliki banyak keterbatasan dan sering menjadi sumber dosa. Namun, tubuh kebangkitan akan penuh kemuliaan.
John Calvin menyebut tubuh duniawi sebagai "wadah kehinaan" karena dosa telah merusaknya. Tetapi dalam kebangkitan, tubuh kita akan diubah menjadi serupa dengan tubuh Kristus yang mulia.
c. Dari Kelemahan ke Kekuatan (1 Korintus 15:43b)
"Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan."
Tubuh manusia saat ini memiliki banyak kelemahan—kita bisa sakit, lelah, dan akhirnya mati. Namun, tubuh kebangkitan akan penuh dengan kekuatan yang baru.
Menurut Charles Hodge, tubuh kebangkitan akan memiliki vitalitas yang luar biasa dan tidak akan mengalami keterbatasan fisik seperti tubuh duniawi kita.
d. Dari Tubuh Jasmani ke Tubuh Rohani (1 Korintus 15:44)
"Ditaburkan sebagai tubuh jasmani, dibangkitkan sebagai tubuh rohani. Jika ada tubuh jasmani, ada juga tubuh rohani."
Frasa "tubuh rohani" bukan berarti tubuh kebangkitan tidak berwujud fisik. Sebaliknya, ini berarti bahwa tubuh kebangkitan akan sepenuhnya dipimpin oleh Roh Allah dan tidak lagi tunduk pada dosa.
Herman Bavinck menegaskan bahwa tubuh kebangkitan bukanlah sesuatu yang etereal atau sekadar roh tanpa tubuh, tetapi adalah tubuh yang sempurna, sebagaimana tubuh Kristus setelah kebangkitan.
Makna Teologis 1 Korintus 15:39-44: Natur Tubuh yang Dibangkitkan
1. Beragam Jenis Tubuh dalam Penciptaan (1 Korintus 15:39-41)
Paulus pertama-tama menjelaskan bahwa ada berbagai jenis tubuh dalam ciptaan:
“Bukan semua daging adalah daging yang sama, tetapi hanya satu daging manusia, dan lainnya daging binatang-binatang, dan lainnya daging burung-burung, dan lainnya daging ikan.” (1 Korintus 15:39, AYT).
Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan telah menciptakan berbagai bentuk kehidupan dengan tubuh yang berbeda-beda. John MacArthur menafsirkan bahwa dengan menggunakan contoh ini, Paulus ingin menegaskan bahwa jika Tuhan sanggup menciptakan berbagai jenis tubuh dalam dunia yang sekarang, maka tidak sulit bagi-Nya untuk menciptakan tubuh yang berbeda di dunia yang akan datang.
Selanjutnya, Paulus berbicara tentang perbedaan antara tubuh duniawi dan tubuh surgawi:
“Ada juga tubuh surgawi dan tubuh duniawi, tetapi kemuliaan yang surgawi itu berbeda dan kemuliaan yang duniawi itu pun berbeda.” (1 Korintus 15:40, AYT).
Para teolog seperti N.T. Wright menjelaskan bahwa Paulus tidak sedang membandingkan antara tubuh materi dan tubuh non-materi, tetapi antara dua jenis tubuh yang diciptakan untuk tujuan yang berbeda. Tubuh duniawi cocok untuk kehidupan sekarang, sementara tubuh surgawi dirancang untuk kehidupan yang akan datang.
Dalam 1 Korintus 15:41, Paulus memperluas analoginya dengan berbicara tentang kemuliaan yang berbeda antara matahari, bulan, dan bintang. Ini menegaskan bahwa sebagaimana Tuhan menciptakan berbagai bentuk kemuliaan dalam alam semesta, Dia juga dapat memberikan bentuk kemuliaan baru dalam tubuh kebangkitan.
2. Sifat Tubuh yang Dibangkitkan (1 Korintus 15:42-44)
Paulus kemudian secara langsung membandingkan tubuh sekarang dengan tubuh yang akan dibangkitkan. Dalam tiga ayat berikut, ia menggunakan empat perbandingan untuk menggambarkan perubahan yang akan terjadi:
Dari kebinasaan ke ketidakbinasaan
“Begitu pula dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan.” (1 Korintus 15:42, AYT).
Tubuh kita saat ini bersifat fana, rentan terhadap penyakit, penuaan, dan kematian. Namun, tubuh yang dibangkitkan akan memiliki sifat kekal, tidak bisa binasa lagi. Teolog Wayne Grudem menyebut ini sebagai salah satu aspek dari "kemuliaan eskatologis"—kehidupan yang tidak lagi tunduk pada hukum kematian.
Dari kehinaan ke kemuliaan
“Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan.” (1 Korintus 15:43a, AYT).
Tubuh jasmani kita saat ini penuh dengan keterbatasan, tetapi tubuh kebangkitan akan memiliki kemuliaan yang mencerminkan kemuliaan Kristus. Ini selaras dengan Filipi 3:21, yang mengatakan bahwa Kristus akan mengubah tubuh kita yang hina menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia.
Dari kelemahan ke kekuatan
“Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan.” (1 Korintus 15:43b, AYT).
Saat ini, tubuh manusia penuh dengan keterbatasan fisik. Kita menjadi lelah, sakit, dan tidak berdaya menghadapi penuaan. Namun, dalam kebangkitan, tubuh kita akan memiliki kekuatan yang baru. Augustine dari Hippo menafsirkan ini sebagai keadaan di mana tubuh akan memiliki ketahanan yang sempurna, bebas dari segala kelemahan yang ada saat ini.
Dari tubuh jasmani ke tubuh rohani
“Ditaburkan sebagai tubuh jasmani, dibangkitkan sebagai tubuh rohani. Jika ada tubuh jasmani, ada juga tubuh rohani.” (1 Korintus 15:44, AYT).
Yang dimaksud dengan "tubuh rohani" bukanlah tubuh yang non-fisik, tetapi tubuh yang sepenuhnya dikuasai oleh Roh Kudus dan sesuai dengan kehidupan surgawi. Teolog Anthony Thiselton menegaskan bahwa istilah ini tidak berarti bahwa tubuh kebangkitan bersifat immaterial (tidak berwujud), tetapi bahwa tubuh tersebut akan selaras dengan realitas surgawi, seperti tubuh Yesus setelah kebangkitan.
3. Kebangkitan Yesus sebagai Model bagi Kebangkitan Kita
Seluruh argumen Paulus tentang kebangkitan tubuh berpusat pada kebangkitan Kristus. Dalam 1 Korintus 15:20, ia menyebut Kristus sebagai "buah sulung dari mereka yang telah meninggal." Ini berarti bahwa kebangkitan-Nya adalah contoh dari apa yang akan terjadi pada semua orang percaya.
Yesus, setelah kebangkitan-Nya, memiliki tubuh yang nyata, bisa disentuh, bahkan makan bersama murid-murid-Nya (Lukas 24:39-43). Namun, tubuh-Nya juga mengalami transformasi, mampu muncul dan menghilang secara tiba-tiba (Lukas 24:31). Ini menunjukkan bahwa tubuh kebangkitan memiliki sifat fisik tetapi dengan dimensi kemuliaan yang lebih tinggi.
Craig Blomberg berpendapat bahwa kebangkitan Kristus memberikan jaminan bahwa tubuh kebangkitan orang percaya bukan sekadar konsep spiritual, tetapi sebuah realitas yang konkret dan eskatologis.
Kesimpulan
1 Korintus 15:39-44 adalah bagian penting dalam pemahaman tentang kebangkitan tubuh. Paulus menunjukkan bahwa tubuh yang akan datang memiliki sifat yang jauh lebih mulia dibandingkan dengan tubuh kita saat ini. Ini meneguhkan keyakinan Kristen akan kebangkitan sebagai pusat iman dan pengharapan kita.
Melalui Kristus, kita dijanjikan kehidupan kekal dengan tubuh yang sempurna, tanpa penyakit, kelemahan, atau kematian. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjalani hidup sekarang dengan iman dan pengharapan yang teguh akan janji ini.