1 Korintus 16:19-24: Kasih, Salam, dan Anugerah dalam Persekutuan Kristen
Pendahuluan
1 Korintus 16:19-24 adalah bagian penutup dari surat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus. Bagian ini mencerminkan kehangatan kasih dalam persekutuan Kristen, penghormatan kepada mereka yang setia dalam pelayanan, serta seruan untuk tetap teguh dalam kasih dan anugerah Tuhan. Ayat ini berbunyi:
19 Jemaat-jemaat di Asia menyampaikan salam untuk kamu. Akwila dan Priskila menyampaikan salam hangat dalam Tuhan kepadamu, bersama dengan jemaat di rumah mereka.
20 Semua saudara di sini mengirim salam untukmu. Ucapkan salam satu dengan yang lain dengan cium kudus.
21 Aku, Paulus, menulis salam ini dengan tanganku sendiri.
22 Jika ada orang yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah dia. Oh Tuhan, datanglah!
23 Anugerah Tuhan Yesus menyertai kamu.
24 Kasihku menyertai kamu semua dalam Yesus Kristus. Amin. (1 Korintus 16:19-24, AYT)
Dalam teologi Reformed, bagian ini menegaskan pentingnya persekutuan dalam Kristus, kasih sebagai dasar iman Kristen, serta harapan akan kedatangan Kristus yang kedua kali. Artikel ini akan membahas makna 1 Korintus 16:19-24 dalam konteksnya, relevansinya dengan doktrin Reformed, serta implikasinya bagi kehidupan Kristen berdasarkan pandangan para teolog seperti John Calvin, R.C. Sproul, John Piper, Martyn Lloyd-Jones, dan lainnya.
1. Eksposisi 1 Korintus 16:19-24 dalam Konteks Surat 1 Korintus
Surat 1 Korintus merupakan surat Paulus yang penuh dengan nasihat dan teguran bagi jemaat di Korintus yang menghadapi banyak persoalan teologis dan moral. Bagian penutup ini berisi salam kasih dan dorongan untuk tetap berada dalam kasih dan anugerah Tuhan.
A. "Jemaat-jemaat di Asia menyampaikan salam untuk kamu. Akwila dan Priskila menyampaikan salam hangat dalam Tuhan kepadamu, bersama dengan jemaat di rumah mereka." (1 Korintus 16:19)
1. Persekutuan Kristen yang Universal
Paulus menegaskan bahwa persekutuan Kristen tidak terbatas pada satu jemaat lokal, tetapi merupakan bagian dari tubuh Kristus yang lebih luas. Jemaat di Asia, termasuk Efesus, mengirimkan salam kepada Korintus, menandakan bahwa gereja adalah satu keluarga besar dalam Kristus.
Efesus 4:4 berkata:
"Hanya ada satu tubuh dan satu Roh, seperti kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan dari panggilanmu."
John Calvin dalam Commentary on Corinthians menulis:
"Gereja yang sejati tidak boleh melihat dirinya sebagai entitas yang terpisah, tetapi sebagai bagian dari tubuh Kristus yang universal."
2. Peran Akwila dan Priskila dalam Pelayanan
Akwila dan Priskila adalah pasangan suami-istri yang dikenal sebagai rekan pelayanan Paulus. Mereka membuka rumah mereka sebagai tempat ibadah bagi jemaat.
Roma 16:3-5 berkata:
"Salam kepada Priskila dan Akwila, rekan sekerjaku dalam Kristus Yesus... juga kepada jemaat yang ada di rumah mereka."
R.C. Sproul dalam The Church menegaskan bahwa gereja mula-mula berkembang di dalam rumah-rumah, menunjukkan bahwa persekutuan Kristen lebih dari sekadar institusi, tetapi adalah hubungan kasih yang nyata antara orang percaya.
B. "Semua saudara di sini mengirim salam untukmu. Ucapkan salam satu dengan yang lain dengan cium kudus." (1 Korintus 16:20)
1. Salam Kasih sebagai Ekspresi Persatuan dalam Kristus
Salam dan cium kudus adalah praktik umum di gereja mula-mula untuk menunjukkan kasih persaudaraan yang tulus.
Roma 16:16 berkata:
"Salam satu dengan yang lain dengan cium kudus. Semua gereja Kristus mengirim salam untukmu."
John MacArthur dalam The Body of Christ menekankan bahwa kasih yang sejati dalam gereja harus terlihat dalam tindakan nyata, bukan hanya kata-kata.
C. "Aku, Paulus, menulis salam ini dengan tanganku sendiri." (1 Korintus 16:21)
1. Keaslian dan Otoritas Rasul Paulus
Paulus biasanya menggunakan juru tulis untuk menuliskan suratnya, tetapi di bagian akhir surat ini, ia menulis sendiri sebagai tanda keaslian dan otoritas apostoliknya.
Galatia 6:11 berkata:
"Lihatlah, betapa besar huruf-huruf yang kutulis kepadamu dengan tanganku sendiri!"
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa otoritas rasuli berasal dari mandat ilahi, bukan dari kehendak manusia.
D. "Jika ada orang yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah dia. Oh Tuhan, datanglah!" (1 Korintus 16:22)
1. Peringatan bagi Mereka yang Tidak Mengasihi Kristus
Paulus menegaskan bahwa tidak mengasihi Kristus adalah tanda dari hati yang belum diperbarui oleh Roh Kudus, dan orang-orang seperti itu berada di bawah kutukan.
1 Yohanes 4:8 berkata:
"Barang siapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih."
John Piper dalam Desiring God menekankan bahwa kasih kepada Tuhan bukan hanya kewajiban, tetapi tanda dari iman yang sejati.
2. "Oh Tuhan, datanglah!" (Maranatha)
Seruan "Maranatha" berarti "Tuhan, datanglah!" yang menunjukkan kerinduan akan kedatangan Yesus yang kedua kali.
Wahyu 22:20 berkata:
"Dia yang bersaksi tentang semuanya ini berkata, ‘Ya, Aku datang segera!’ Amin! Datanglah, Tuhan Yesus!"
Martyn Lloyd-Jones dalam Great Doctrines of the Bible menegaskan bahwa orang percaya harus hidup dengan pengharapan akan kedatangan Kristus, yang akan membawa pemulihan bagi segala sesuatu.
E. "Anugerah Tuhan Yesus menyertai kamu." (1 Korintus 16:23)
1. Keselamatan adalah Anugerah, Bukan Usaha Manusia
Paulus selalu menutup suratnya dengan penekanan pada anugerah Tuhan, karena keselamatan tidak bisa diperoleh melalui usaha manusia.
Efesus 2:8-9 berkata:
"Sebab, karena anugerah kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah."
R.C. Sproul menekankan bahwa tanpa anugerah Tuhan, tidak seorang pun dapat diselamatkan atau bertahan dalam iman.
F. "Kasihku menyertai kamu semua dalam Yesus Kristus. Amin." (1 Korintus 16:24)
1. Kasih sebagai Dasar Persekutuan Kristen
Paulus menutup suratnya dengan kasih yang mendalam kepada jemaat Korintus, meskipun mereka telah menerima banyak teguran darinya.
1 Yohanes 4:7 berkata:
"Saudara-saudaraku yang terkasih, marilah kita saling mengasihi sebab kasih berasal dari Allah."
John Calvin menegaskan bahwa tanpa kasih, gereja tidak akan bertahan, karena kasih adalah bukti dari pekerjaan Roh Kudus dalam hidup orang percaya.
2. Implikasi 1 Korintus 16:19-24 dalam Kehidupan Kristen
A. Menjaga Persatuan dalam Persekutuan Kristen
Kita dipanggil untuk hidup dalam kasih dan kesatuan sebagai tubuh Kristus.
B. Menantikan Kedatangan Kristus dengan Setia
Kita harus hidup dalam pengharapan akan kedatangan Tuhan dan tetap setia dalam iman.
C. Hidup dalam Anugerah dan Kasih Kristus
Anugerah Tuhan harus menjadi dasar dari seluruh aspek kehidupan Kristen.
Kesimpulan
1 Korintus 16:19-24 mengajarkan bahwa:
- Persekutuan Kristen harus dipenuhi dengan kasih dan kesatuan.
- Mereka yang tidak mengasihi Kristus berada di bawah hukuman Allah.
- Orang percaya harus hidup dalam pengharapan akan kedatangan Tuhan.
- Anugerah dan kasih Kristus harus menjadi dasar dalam kehidupan gereja.
Sebagai umat Tuhan, kita dipanggil untuk hidup dalam kasih, anugerah, dan kesetiaan kepada Kristus sambil menantikan kedatangan-Nya.
Soli Deo Gloria!