12 Hal yang Harus Dihindari Pengkhotbah Kristen

12 Hal yang Harus Dihindari Pengkhotbah Kristen

Pendahuluan:

Pengkhotbah memiliki tanggung jawab besar dalam memberitakan firman Tuhan. Paulus menasihati Timotius dalam 2 Timotius 4:2:"Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran."

Dalam teologi Reformed, khotbah bukan sekadar pidato motivasi atau cerita inspiratif, tetapi adalah proklamasi kebenaran Allah yang mengubah hati dan hidup manusia. Namun, banyak pengkhotbah bisa jatuh ke dalam berbagai kesalahan yang mengurangi efektivitas pemberitaan firman Tuhan.

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menulis:"Firman Allah harus disampaikan dengan kesetiaan dan kemurnian, karena itu adalah satu-satunya alat yang diberikan Allah untuk membawa manusia kepada keselamatan."

Artikel ini akan membahas 12 kesalahan yang harus dihindari oleh para pengkhotbah, serta bagaimana teologi Reformed memberikan prinsip-prinsip untuk menghindari jebakan-jebakan ini dan tetap setia kepada Injil.

1. Tidak Berpusat pada Firman Tuhan

Kesalahan: Mengandalkan Pendapat Pribadi daripada Firman

Salah satu kesalahan terbesar adalah menggunakan mimbar untuk menyampaikan opini pribadi, cerita motivasi, atau ajaran filsafat, tetapi tidak mendasarkan khotbah pada firman Tuhan.

Yesaya 55:11 berkata:"Demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya."

Solusi: Eksposisi Alkitab yang Setia

  • Setiap khotbah harus berakar dalam teks Alkitab.
  • 2 Timotius 3:16-17: "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."
  • John Calvin menekankan bahwa Alkitab adalah satu-satunya otoritas yang harus menjadi dasar dalam pemberitaan firman.

2. Mengabaikan Konteks Alkitab

Kesalahan: Mengutip Ayat Secara Terpisah untuk Mendukung Pendapat Sendiri

Banyak pengkhotbah menggunakan ayat secara sembarangan tanpa memperhatikan konteks sejarah, budaya, dan tujuan aslinya.

2 Petrus 1:20 berkata:"Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri."

Solusi: Hermeneutika yang Benar

  • Pelajari konteks historis dan sastra dari teks yang dikhotbahkan.
  • Yakobus 1:22: "Jadilah pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja."
  • R.C. Sproul dalam Knowing Scripture menekankan bahwa penafsiran yang benar sangat penting agar firman Tuhan dipahami dengan tepat dan tidak disalahgunakan.

3. Kurang Menyampaikan Injil dengan Jelas

Kesalahan: Memberikan Khotbah Moralistik tanpa Injil

Banyak khotbah hanya berfokus pada bagaimana hidup lebih baik, tetapi tidak mengarahkan jemaat kepada karya Kristus di salib.

1 Korintus 2:2 berkata:"Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan."

Solusi: Injil Harus Menjadi Inti Setiap Khotbah

  • Setiap khotbah harus mengarah kepada karya Kristus sebagai pusat keselamatan.
  • Roma 1:16: "Sebab aku tidak malu terhadap Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya."
  • John Owen menekankan bahwa khotbah sejati harus selalu membawa jemaat kepada Kristus dan anugerah-Nya.

4. Tidak Mempersiapkan Khotbah dengan Baik

Kesalahan: Mengandalkan Improvisasi dan Mengabaikan Persiapan

Beberapa pengkhotbah tidak meluangkan waktu yang cukup untuk mempelajari firman dan hanya berbicara secara spontan tanpa struktur yang jelas.

Amsal 15:28 berkata:"Hati orang benar menimbang-nimbang jawabannya, tetapi mulut orang fasik mencurahkan hal-hal yang jahat."

Solusi: Persiapan yang Matang dan Berdoa

  • Luangkan waktu untuk studi mendalam tentang teks yang akan dikhotbahkan.
  • Ezra 7:10: "Sebab Ezra telah bertekad untuk mencari Taurat TUHAN, melakukannya, dan mengajarkan ketetapan dan peraturan-Nya."
  • Jonathan Edwards menekankan bahwa persiapan yang serius mencerminkan rasa hormat kepada Allah dan jemaat-Nya.

5. Terlalu Bergantung pada Humor dan Ilustrasi

Kesalahan: Menjadikan Khotbah sebagai Hiburan

Beberapa pengkhotbah terlalu banyak menggunakan humor dan ilustrasi hingga mengalihkan perhatian dari firman Tuhan.

1 Korintus 2:4 berkata:"Perkataanku dan pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh."

Solusi: Gunakan Ilustrasi dengan Bijak

  • Ilustrasi harus mendukung pesan firman, bukan menggantikannya.
  • 1 Tesalonika 2:13: "Sebab itu kami tidak henti-hentinya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kamu dengar dari kami."

6. Menghindari Topik yang Sulit atau Kontroversial

Kesalahan: Hanya Berkhotbah tentang Hal yang Menyenangkan Jemaat

Banyak pengkhotbah takut menyampaikan kebenaran yang keras, seperti penghakiman, murka Allah, atau panggilan untuk bertobat, karena takut jemaat merasa tersinggung.

Yehezkiel 3:18 berkata:"Jika Aku berfirman kepada orang fasik: Engkau pasti mati! – dan engkau tidak memperingatkan dia, maka Aku akan menuntut pertanggungjawaban daripadamu atas darahnya."

Solusi: Berkhotbah dengan Keberanian dan Kesetiaan kepada Firman

  • Jangan takut menyampaikan seluruh kebenaran Alkitab.
  • Kisah Para Rasul 20:27: "Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu."
  • Martin Luther berkata: "Damai tanpa kebenaran bukanlah damai sejati."

7. Menyampaikan Khotbah Tanpa Kasih

Kesalahan: Berkhotbah dengan Sikap Keras dan Menghakimi

Beberapa pengkhotbah terlalu fokus pada penghukuman tanpa menunjukkan kasih dan anugerah Allah.

Efesus 4:15 berkata:"Tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih, kita bertumbuh dalam segala hal ke arah Dia, Kristus."

Solusi: Menyampaikan Kebenaran dengan Kasih

  • Kasih harus selalu menjadi motivasi utama dalam berkhotbah.
  • Kolose 4:6: "Hendaklah perkataanmu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang."
  • Charles Spurgeon menekankan bahwa khotbah yang penuh kasih lebih efektif dalam membawa orang kepada pertobatan.

Kesimpulan

Pengkhotbah memiliki tanggung jawab besar dalam menyampaikan firman Tuhan dengan setia, benar, dan penuh kasih. Dengan menghindari 12 kesalahan ini, pengkhotbah dapat menjadi alat yang lebih efektif dalam tangan Allah untuk membangun jemaat-Nya.

Sebagaimana Paulus berkata dalam 2 Timotius 2:15:

"Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran."

Semoga setiap pengkhotbah setia dalam panggilannya dan tetap berpegang teguh pada firman Tuhan yang kekal.

Next Post Previous Post