Bangsa Israel dalam Perspektif Alkitab dan Teologi Reformed

 

Bangsa Israel dalam Perspektif Alkitab dan Teologi Reformed

Pendahuluan:

Bangsa Israel memiliki peran sentral dalam Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Sebagai umat pilihan Allah, Israel menjadi sarana bagi penggenapan rencana keselamatan yang mencapai puncaknya dalam Yesus Kristus. Dalam teologi Reformed, bangsa Israel dipahami dalam konteks perjanjian Allah, bukan hanya sebagai suatu bangsa etnis, tetapi juga sebagai bagian dari rencana penebusan yang lebih luas.

Para teolog Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul menekankan bahwa bangsa Israel memiliki peran historis dan teologis yang penting. Namun, penggenapan janji Allah kepada Israel tidak hanya terbatas pada etnis Israel secara fisik, tetapi juga meluas kepada gereja sebagai Israel rohani dalam Kristus.

Artikel ini akan membahas asal-usul bangsa Israel, peran mereka dalam sejarah keselamatan, hubungan mereka dengan gereja, serta pandangan teologi Reformed tentang masa depan Israel dalam rencana Allah.

I. Asal-Usul Bangsa Israel dalam Alkitab

1. Panggilan Abraham dan Awal Mula Israel

Bangsa Israel berasal dari panggilan Allah kepada Abraham dalam Kejadian 12:1-3:"Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: ‘Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.’”

John Calvin dalam Commentary on Genesis menjelaskan bahwa panggilan Abraham bukan hanya bersifat nasional tetapi juga bersifat mesianis, karena melalui keturunannya, seluruh dunia akan diberkati dalam Yesus Kristus.

2. Perjanjian Allah dengan Israel

Perjanjian Allah dengan Abraham diperbarui kepada keturunannya, Ishak dan Yakub (Israel), yang kemudian menjadi nenek moyang dua belas suku Israel. Perjanjian ini diteguhkan dengan hukum Taurat yang diberikan kepada Musa di Gunung Sinai."Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya, serta tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit mana pun yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir, sebab Akulah TUHAN yang menyembuhkan engkau." (Keluaran 15:26)

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menekankan bahwa perjanjian ini bersifat bersyarat dalam aspek ketaatan Israel, tetapi tetap memiliki kesinambungan dalam rencana keselamatan Allah.

3. Israel sebagai Bangsa yang Dipilih Allah

Bangsa Israel dipilih bukan karena kehebatan mereka, tetapi karena kasih dan rencana Allah:"Sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya." (Ulangan 7:6)

Louis Berkhof dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa pemilihan Israel adalah bagian dari rencana Allah yang lebih luas untuk menebus dunia melalui Mesias yang akan datang dari keturunan mereka.

II. Peran Bangsa Israel dalam Rencana Keselamatan

1. Sebagai Penjaga Firman Allah

Salah satu peran utama Israel adalah menjaga dan menyebarkan firman Allah kepada dunia. Paulus menegaskan dalam Roma 3:1-2:"Apakah kelebihan orang Yahudi, dan apakah gunanya sunat? Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah."

John Calvin menekankan bahwa meskipun Israel sering kali tidak setia, Allah tetap menggunakan mereka sebagai alat untuk menggenapi rencana-Nya dengan memberikan firman yang akhirnya digenapi dalam Kristus.

2. Kehadiran Mesias dari Keturunan Israel

Yesus Kristus, Sang Mesias, lahir dari garis keturunan Daud, sebagaimana dinubuatkan dalam Perjanjian Lama:"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai." (Yesaya 9:6)

R.C. Sproul dalam The Holiness of God menekankan bahwa Yesus adalah penggenapan semua janji Allah kepada Israel, dan hanya melalui Dia keselamatan dapat diperoleh.

III. Bangsa Israel dan Gereja dalam Perjanjian Baru

1. Israel dan Penolakan terhadap Yesus

Meskipun Yesus adalah Mesias yang dijanjikan, sebagian besar orang Yahudi pada waktu itu menolak-Nya. Yohanes 1:11 mencatat:"Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya."

Namun, Paulus dalam Roma 11 menjelaskan bahwa penolakan ini membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain untuk masuk ke dalam keselamatan.

2. Gereja sebagai Israel Rohani

Paulus mengajarkan bahwa keselamatan tidak hanya untuk Israel secara etnis, tetapi juga bagi semua orang yang percaya kepada Kristus:"Bukan orang-orang yang dilahirkan sebagai keturunan Abraham yang adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang diperhitungkan sebagai keturunan yang benar." (Roma 9:8)

Louis Berkhof menjelaskan bahwa gereja, sebagai tubuh Kristus, sekarang menjadi bagian dari umat perjanjian Allah, tanpa menghapus tempat Israel dalam rencana-Nya.

3. Masa Depan Israel dalam Rencana Allah

Paulus dalam Roma 11:25-26 menubuatkan bahwa suatu hari nanti akan ada pemulihan Israel:"Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk. Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan."

Herman Bavinck melihat ayat ini sebagai tanda bahwa Allah masih memiliki rencana khusus bagi bangsa Israel di masa depan.

IV. Pandangan Teologi Reformed tentang Israel

1. John Calvin: Israel dan Kedaulatan Allah

Calvin menekankan bahwa Israel tidak dipilih karena keistimewaan mereka sendiri, tetapi karena anugerah Allah. Ia menegaskan bahwa meskipun Israel sering kali tidak setia, Allah tetap bekerja untuk menggenapi janji-Nya.

2. Herman Bavinck: Kesinambungan antara Israel dan Gereja

Bavinck melihat bahwa meskipun gereja telah menjadi penerus Israel secara rohani, Israel tetap memiliki peran dalam sejarah keselamatan yang belum sepenuhnya selesai.

3. Louis Berkhof: Pemulihan Israel di Akhir Zaman

Berkhof percaya bahwa ada pemulihan rohani bagi Israel, di mana banyak orang Yahudi akan kembali kepada Tuhan melalui iman dalam Kristus.

4. R.C. Sproul: Keselamatan dalam Kristus Saja

Sproul menekankan bahwa baik Yahudi maupun non-Yahudi hanya dapat diselamatkan melalui iman kepada Yesus Kristus.

V. Panduan Studi tentang Bangsa Israel dalam Alkitab

A. Bacaan Alkitab yang Direkomendasikan

  1. Kejadian 12:1-3 – Panggilan Abraham dan janji bagi bangsa Israel.
  2. Ulangan 7:6-9 – Israel sebagai umat pilihan Allah.
  3. Roma 9-11 – Hubungan Israel dengan rencana keselamatan dalam Kristus.
  4. Efesus 2:11-22 – Persatuan Yahudi dan non-Yahudi dalam gereja.
  5. Wahyu 7:4-10 – Peranan Israel dalam akhir zaman.

B. Pertanyaan Diskusi

  1. Apa tujuan utama Allah dalam memilih bangsa Israel?
  2. Bagaimana kita memahami hubungan antara Israel dan gereja?
  3. Apakah Israel masih memiliki peran dalam rencana Allah di masa depan?
  4. Bagaimana kita dapat berdoa bagi keselamatan bangsa Israel?

Kesimpulan

Bangsa Israel memiliki tempat unik dalam rencana keselamatan Allah. Meskipun banyak dari mereka menolak Yesus sebagai Mesias, Alkitab menunjukkan bahwa Allah masih bekerja di antara mereka.

Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk memahami peran Israel dalam sejarah keselamatan, menghormati warisan mereka, dan berdoa agar mereka mengenal Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan.

Next Post Previous Post