Berkati dan Berdoa: Lukas 6:28
Pendahuluan:
Lukas 6:28 adalah bagian dari pengajaran Yesus tentang kasih yang radikal, di mana Dia memerintahkan para pengikut-Nya untuk memberkati orang yang mengutuk mereka dan berdoa bagi mereka yang menganiaya mereka.
"Berkatilah orang yang mengutuki kamu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." (Lukas 6:28, AYT)
Dari perspektif teologi Reformed, perintah ini mencerminkan sifat kasih karunia Allah yang tanpa syarat, yang telah dinyatakan dalam Kristus. Artikel ini akan menguraikan makna Lukas 6:28, bagaimana ajaran ini diterapkan dalam kehidupan Kristen, dan bagaimana beberapa teolog Reformed menjelaskan aspek teologis dari ayat ini.
Eksposisi Lukas 6:28
1. "Berkatilah Orang yang Mengutuki Kamu"
Yesus memulai dengan perintah untuk memberkati mereka yang mengutuk kita.
Apa Arti "Berkati" dalam Konteks Ini?
- Kata Yunani yang digunakan untuk "berkati" adalah eulogeo, yang berarti mengucapkan sesuatu yang baik atau memberikan berkat secara lisan.
- Ini berarti bahwa orang percaya harus merespons penghinaan atau kutukan dengan kata-kata yang membangun dan penuh kasih.
- Ini menentang kecenderungan alami manusia untuk membalas kejahatan dengan kejahatan.
John Calvin dalam Commentary on Luke menulis:"Memberkati musuh adalah tindakan yang hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang telah mengalami kasih karunia Allah dalam hati mereka."
Sebagai orang percaya, kita tidak boleh membalas kebencian dengan kebencian, tetapi dengan berkat dan kasih yang sejati.
2. "Berdoalah bagi Mereka yang Menganiaya Kamu"
Yesus melanjutkan dengan perintah untuk berdoa bagi mereka yang menganiaya kita.
Mengapa Kita Harus Berdoa bagi Musuh Kita?
- Doa mengubah hati kita – Membantu kita untuk tidak menyimpan dendam dan kebencian.
- Doa adalah sarana anugerah – Memohon agar Tuhan mengubah hati mereka yang menganiaya kita.
- Meneladani Kristus – Yesus sendiri berdoa bagi musuh-Nya di kayu salib (Lukas 23:34).
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menegaskan:"Mendoakan musuh adalah tanda kasih yang sejati, di mana kita menyerahkan keadilan kepada Tuhan dan tidak mengambil pembalasan ke tangan sendiri."
Dengan berdoa bagi mereka yang menyakiti kita, kita menyerahkan mereka kepada Tuhan dan menunjukkan bahwa kita hidup dalam kasih yang sejati.
Makna Teologis dalam Teologi Reformed
1. Kasih Karunia Allah dalam Memberkati Musuh
- Allah sendiri menunjukkan kasih-Nya kepada musuh-musuh-Nya dengan mengutus Kristus untuk mati bagi orang berdosa (Roma 5:8).
- Kasih karunia Allah tidak bergantung pada apakah seseorang layak menerimanya atau tidak.
- Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mencerminkan kasih ini kepada dunia, termasuk kepada musuh kita.
Jonathan Edwards dalam Religious Affections menulis:"Kasih kepada musuh bukanlah tindakan manusiawi semata, tetapi refleksi dari kasih Allah yang telah terlebih dahulu mengasihi kita."
2. Doa sebagai Sarana Transformasi Hati
- Doa bukan hanya mengubah orang yang kita doakan, tetapi juga mengubah hati kita sendiri.
- Doa membuat kita semakin menyerupai Kristus, yang selalu berdoa bagi orang-orang yang menganiaya-Nya.
- Ketika kita berdoa bagi musuh, kita sedang menempatkan mereka di hadapan Tuhan dan menyerahkan penghakiman kepada-Nya.
John Piper dalam Desiring God menegaskan:"Doa bagi musuh adalah ekspresi dari iman bahwa Tuhan adalah Hakim yang adil, dan bahwa kasih-Nya mampu mengubah hati manusia yang paling keras sekalipun."
3. Kasih kepada Musuh sebagai Bukti Iman Sejati
- Kasih kepada musuh adalah tanda bahwa kita benar-benar telah dilahirkan kembali.
- Iman sejati tidak hanya terlihat dalam bagaimana kita mengasihi sesama, tetapi juga dalam bagaimana kita memperlakukan mereka yang menyakiti kita.
- Jika kita hanya mengasihi orang yang mengasihi kita, kita tidak berbeda dengan orang dunia (Lukas 6:32-33).
John MacArthur dalam Biblical Doctrine menulis:"Mengasihi musuh adalah standar tertinggi kehidupan Kristen, karena hanya orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus yang dapat melakukannya."
Kasih kepada musuh bukan sekadar etika Kristen, tetapi bukti nyata dari pekerjaan Roh Kudus dalam hati orang percaya.
Aplikasi dalam Kehidupan Kristen
Bagaimana kita bisa menerapkan perintah ini dalam kehidupan sehari-hari?
1. Berhenti Membalas dengan Kebencian
- Jika seseorang mengutuki kita, jangan membalas dengan kata-kata kasar, tetapi dengan berkat dan doa.
- Tahan diri dari membalas kejahatan dengan kejahatan, karena Tuhan yang akan bertindak sebagai Hakim (Roma 12:19).
2. Mendoakan Orang yang Menyakiti Kita
- Mulailah dengan mendoakan mereka yang telah menyakiti kita, agar Tuhan bekerja dalam hidup mereka.
- Doa ini bukan untuk membenarkan perbuatan mereka, tetapi untuk menyerahkan mereka kepada kasih karunia Tuhan.
3. Mengandalkan Kasih Karunia Tuhan untuk Mengasihi Musuh
- Kita tidak bisa mengasihi musuh dengan kekuatan sendiri, tetapi hanya dengan kasih karunia Tuhan.
- Mintalah kepada Tuhan agar memberi kita hati yang lembut dan penuh kasih, bahkan terhadap mereka yang menyakiti kita.
Kesimpulan
Lukas 6:28 adalah perintah yang menunjukkan kasih Kristus yang radikal, di mana kita dipanggil untuk memberkati mereka yang mengutuk kita dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita.
Dari perspektif teologi Reformed, kita belajar bahwa:
- Kasih kepada musuh mencerminkan kasih karunia Allah yang telah menyelamatkan kita.
- Doa bagi musuh adalah sarana anugerah yang mengubah hati kita dan menyerahkan penghakiman kepada Tuhan.
- Hanya melalui pekerjaan Roh Kudus kita dapat mengasihi musuh dengan tulus.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam kasih yang radikal, mencerminkan kasih Kristus yang telah lebih dulu mengasihi kita.
