Dari Keraguan ke Iman: Pelajaran dari Tomas (Yohanes 20:27)
Pendahuluan:
Yohanes 20:27 adalah salah satu peristiwa paling kuat dalam Perjanjian Baru, di mana Yesus yang telah bangkit menampakkan diri kepada Tomas, seorang murid yang sebelumnya meragukan kebangkitan-Nya. Ayat ini menunjukkan bagaimana Yesus dengan penuh kasih mengundang Tomas untuk memeriksa luka-luka-Nya sebagai bukti kebangkitan-Nya.
Kisah ini memiliki makna yang dalam, baik dalam konteks sejarah maupun teologi. Dalam teologi Reformed, peristiwa ini bukan hanya menunjukkan realitas kebangkitan Kristus, tetapi juga mengajarkan pentingnya iman, kasih karunia Allah terhadap keraguan manusia, serta bagaimana kebangkitan Kristus meneguhkan keselamatan kita.
Dalam artikel ini, kita akan menguraikan Yohanes 20:27 secara mendalam dengan merujuk pada beberapa pakar teologi Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, Herman Bavinck, dan Martin Lloyd-Jones.
1. Teks Yohanes 20:27
"Kemudian, Dia berkata kepada Tomas, ‘Ulurkanlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku; dan ulurkanlah tanganmu ke sini dan letakkan di lambung-Ku. Jangan tidak percaya, tetapi percayalah!’" (Yohanes 20:27, AYT)Ayat ini adalah bagian dari kisah Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya setelah kebangkitan (Yohanes 20:24-29). Tomas, yang sebelumnya tidak ada saat Yesus menampakkan diri kepada murid-murid yang lain, menolak untuk percaya sebelum melihat sendiri dan menyentuh luka-luka Kristus.
Yesus, dengan kasih dan kesabaran-Nya, mengundang Tomas untuk memeriksa bukti kebangkitan-Nya secara langsung.
2. Iman dan Keraguan dalam Kehidupan Orang Percaya
A. Keraguan Tomas: Representasi dari Kelemahan Manusia
Tomas sering disebut sebagai "Tomas yang ragu", tetapi kisahnya mencerminkan realitas iman banyak orang percaya. Dalam teologi Reformed, iman bukanlah hasil usaha manusia, tetapi karunia dari Allah (Efesus 2:8-9).
John Calvin menulis tentang peristiwa ini:"Kita semua, pada suatu titik, memiliki kelemahan iman seperti Tomas. Tetapi Kristus, dengan kemurahan-Nya, datang untuk menguatkan iman kita, bukan untuk meninggalkan kita dalam keraguan."
Tomas bukanlah satu-satunya yang mengalami keraguan. Murid-murid lain juga mengalami kebingungan setelah kematian Yesus (Lukas 24:11). Ini menunjukkan bahwa iman sejati bukanlah tanpa pertanyaan, tetapi iman sejati berakar dalam kebenaran Kristus yang bangkit.
B. Yesus yang Mengundang: Kasih Karunia bagi yang Meragukan
Ketika Yesus menampakkan diri, Ia tidak menghardik Tomas dengan kemarahan, tetapi mengundangnya dengan penuh kasih untuk menyentuh luka-luka-Nya.
R.C. Sproul menyoroti bahwa Yesus tidak perlu membuktikan diri-Nya kepada manusia, tetapi dalam kasih karunia-Nya, Dia bersedia meneguhkan iman orang-orang percaya yang lemah. Sproul menulis:"Yesus menunjukkan bahwa iman sejati bukanlah iman yang buta, tetapi iman yang berakar dalam kebenaran objektif yang telah dinyatakan oleh Allah."
Tindakan Yesus di sini menunjukkan kesabaran dan kasih-Nya terhadap umat-Nya, bahkan dalam kelemahan iman mereka.
3. Bukti Kebangkitan Kristus: Fondasi Iman Kristen
A. Kebangkitan Kristus sebagai Bukti Historis
Yesus tidak hanya mengundang Tomas untuk melihat luka-luka-Nya, tetapi juga untuk menyentuh-Nya. Ini membuktikan bahwa kebangkitan-Nya bukan sekadar kebangkitan rohani, tetapi kebangkitan tubuh secara fisik.
Herman Bavinck menekankan bahwa iman Kristen berdiri atau runtuh berdasarkan kebangkitan Kristus:"Tanpa kebangkitan, tidak ada keselamatan. Tetapi karena Kristus telah bangkit secara historis dan nyata, iman kita memiliki dasar yang tak tergoyahkan."
Kisah ini membuktikan bahwa Yesus yang bangkit bukan hanya suatu konsep teologis, tetapi suatu realitas historis yang dapat diuji.
B. Kebangkitan Kristus dan Kepastian Keselamatan
Kebangkitan Yesus juga meneguhkan bahwa keselamatan kita pasti, karena Dia telah menang atas dosa dan maut.
Martin Lloyd-Jones menulis:"Kita tidak percaya kepada Kristus yang mati, tetapi kepada Kristus yang hidup. Kebangkitan-Nya adalah jaminan bahwa kita akan hidup bersama Dia selama-lamanya."
Dengan kata lain, jika Kristus telah bangkit, maka kematian bukanlah akhir bagi orang percaya, dan janji Allah tentang kehidupan kekal adalah benar.
4. Panggilan untuk Beriman: Jangan Tidak Percaya, Tetapi Percayalah!
A. Perintah Yesus kepada Tomas: Iman yang Diharapkan
Yesus menutup undangan-Nya dengan sebuah perintah yang tegas:"Jangan tidak percaya, tetapi percayalah!"
Yesus bukan hanya ingin memberikan bukti, tetapi menuntut respons iman dari Tomas.
John Calvin menekankan bahwa iman sejati bukan hanya pengakuan mental, tetapi keyakinan yang mengubah hati dan hidup. Ia menulis:"Kristus tidak hanya meminta Tomas untuk melihat, tetapi untuk mempercayai dengan segenap hati bahwa Dia adalah Tuhan dan Juruselamat."
B. Iman yang Melampaui Penglihatan
Setelah peristiwa ini, Yesus berkata dalam Yohanes 20:29:"Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
Ini adalah pernyataan yang sangat penting dalam teologi Reformed, karena menunjukkan bahwa iman Kristen tidak didasarkan pada pengalaman fisik semata, tetapi pada firman Allah yang kekal.
R.C. Sproul menekankan bahwa iman sejati bukanlah iman yang menuntut bukti terus-menerus, tetapi iman yang bersandar pada janji Allah.
5. Aplikasi bagi Orang Percaya
A. Menghadapi Keraguan dengan Berpegang pada Kristus
Sebagai manusia, kita mungkin pernah mengalami keraguan seperti Tomas. Namun, kita dipanggil untuk datang kepada Kristus, bukan lari dari-Nya.
Sebagaimana Ibrani 11:1 berkata:"Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat."
Orang percaya harus mendekat kepada Kristus dalam doa dan firman, meminta Dia untuk menguatkan iman mereka.
B. Percaya pada Kebangkitan sebagai Dasar Harapan
Karena Yesus telah bangkit, kita memiliki jaminan bahwa dosa telah dikalahkan, dan kehidupan kekal telah dijamin bagi kita.
Paulus berkata dalam 1 Korintus 15:17:"Jika Kristus tidak dibangkitkan, sia-sialah iman kamu, dan kamu masih hidup dalam dosamu."
Namun, karena Kristus telah bangkit, kita memiliki harapan pasti akan kemenangan atas maut.
Kesimpulan
Yohanes 20:27 mengajarkan beberapa kebenaran teologis yang sangat penting:
- Tomas melambangkan kelemahan iman manusia, tetapi Yesus dengan kasih-Nya meneguhkan iman yang lemah.
- Kebangkitan Kristus adalah bukti historis yang kokoh, yang menjadi dasar keselamatan kita.
- Yesus menuntut respons iman, bukan sekadar pengakuan intelektual, tetapi keyakinan penuh dalam hati.
- Iman Kristen bukanlah iman yang buta, tetapi iman yang bersandar pada janji Allah yang telah dinyatakan.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk tidak hidup dalam keraguan, tetapi dalam iman yang teguh kepada Kristus yang hidup. Soli Deo Gloria!