Galatia 2:19-20: Hidup dalam Kristus dan Mati bagi Diri Sendiri
Pendahuluan
Salah satu pernyataan paling mendalam dalam surat-surat Paulus terdapat dalam Galatia 2:19-20, di mana ia menyatakan kematiannya terhadap hukum Taurat dan kehidupannya dalam Kristus. Ayat ini bukan hanya merupakan deklarasi pribadi Paulus, tetapi juga merupakan prinsip mendasar bagi kehidupan Kristen.
Galatia 2:19-20 (AYT):
“Sebab, melalui Hukum Taurat, aku telah mati bagi Hukum Taurat supaya aku dapat hidup untuk Allah. Aku sudah disalibkan dengan Kristus. Bukan lagi aku yang hidup, melainkan Kristus yang hidup dalam aku. Hidup yang sekarang ini kuhidupi dalam daging adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah, yang mengasihi aku dan telah memberikan diri-Nya untuk aku.”
Ayat ini mengandung beberapa tema utama dalam teologi Reformed, seperti doktrin justification by faith (pembenaran oleh iman), persatuan dengan Kristus, dan kehidupan baru dalam Kristus. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna dari ayat ini dengan merujuk pada pemikiran teolog Reformed seperti John Calvin, Martin Luther, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul.
1. Konteks Galatia 2:19-20
a. Latar Belakang Surat Galatia
Surat Paulus kepada jemaat di Galatia ditulis untuk melawan ajaran sesat dari kaum Yudaisme Kristen, yang mengajarkan bahwa keselamatan memerlukan ketaatan pada hukum Taurat selain iman kepada Kristus. Paulus menegaskan bahwa keselamatan adalah hanya oleh anugerah, melalui iman dalam Kristus, bukan oleh perbuatan hukum Taurat.
John Calvin dalam Commentary on Galatians menjelaskan bahwa:
“Paulus menulis dengan nada yang tegas dalam surat ini karena kebenaran Injil sedang terancam. Jika kita menambahkan hukum Taurat sebagai syarat keselamatan, maka kita menyangkal karya Kristus.”
b. Hubungan dengan Galatia 2:16
Sebelum ayat ini, Paulus sudah menyatakan dalam Galatia 2:16 bahwa:
“Seseorang tidak dibenarkan oleh perbuatan hukum Taurat, tetapi melalui iman dalam Yesus Kristus.”
Dengan demikian, Galatia 2:19-20 adalah puncak dari argumen Paulus, yang menegaskan bahwa kehidupan Kristen adalah hidup berdasarkan iman kepada Kristus, bukan melalui usaha manusia untuk menaati hukum Taurat.
2. “Melalui Hukum Taurat, Aku telah Mati bagi Hukum Taurat” (Galatia 2:19)
a. Mati terhadap Hukum Taurat
Ketika Paulus berkata bahwa ia telah mati bagi hukum Taurat, ia tidak sedang menolak moralitas hukum Allah, tetapi menegaskan bahwa hukum tidak lagi menjadi dasar keselamatannya.
Martin Luther dalam Commentary on Galatians menekankan bahwa:
“Hukum Taurat tidak dapat memberikan kehidupan, tetapi hanya mengungkapkan dosa dan membawa manusia kepada Kristus.”
Dalam teologi Reformed, hukum Taurat memiliki tiga fungsi utama:
- Menunjukkan dosa manusia (Roma 3:20).
- Menjadi penjaga sampai Kristus datang (Galatia 3:24).
- Menjadi pedoman moral bagi orang percaya (Roma 6:14-15).
Namun, setelah diselamatkan oleh anugerah, kita tidak lagi berada di bawah hukum sebagai syarat keselamatan, melainkan kita hidup dalam kebebasan Kristus.
b. Hidup untuk Allah
Paulus mengatakan bahwa ia mati terhadap hukum Taurat “supaya aku dapat hidup untuk Allah”. Ini menandakan bahwa kehidupan Kristen bukan lagi tentang usaha sendiri untuk menaati hukum, tetapi tentang kehidupan baru yang dipimpin oleh Roh Kudus.
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa:
“Kehidupan Kristen adalah kehidupan yang sepenuhnya dipersembahkan kepada Allah, bukan sebagai usaha untuk memperoleh keselamatan, tetapi sebagai respon terhadap anugerah keselamatan.”
Dengan kata lain, orang percaya tidak menaati Allah agar diselamatkan, tetapi karena sudah diselamatkan dalam Kristus.
3. “Aku sudah Disalibkan dengan Kristus” (Galatia 2:20a)
a. Persatuan dengan Kristus dalam Kematian-Nya
Frasa "Aku sudah disalibkan dengan Kristus" menekankan persatuan mistik antara orang percaya dan Kristus. Ini berarti bahwa ketika Kristus mati di kayu salib, kita juga turut mati terhadap dosa dan hukum Taurat.
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion berkata:
“Persatuan dengan Kristus adalah dasar dari semua berkat rohani kita, termasuk pengampunan dosa dan kehidupan baru.”
Paulus juga berbicara tentang konsep ini dalam Roma 6:6:
“Orang lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita dibinasakan, sehingga kita tidak lagi diperbudak oleh dosa.”
Artinya, dosa tidak lagi menjadi penguasa dalam hidup kita, karena kita telah mati bersama Kristus dan menerima hidup yang baru.
b. Kristus yang Hidup dalam Aku
Paulus melanjutkan dengan berkata, "Bukan lagi aku yang hidup, melainkan Kristus yang hidup dalam aku."
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menjelaskan bahwa:
“Kehidupan Kristen bukanlah tentang mencoba menjadi lebih baik dengan usaha sendiri, tetapi tentang membiarkan Kristus menguasai hidup kita sepenuhnya.”
Ini berarti bahwa Kristus bukan hanya penyelamat kita, tetapi juga Tuhan yang menguasai seluruh hidup kita.
4. “Hidup oleh Iman dalam Anak Allah” (Galatia 2:20b)
a. Hidup dalam Iman
Paulus mengatakan bahwa kehidupan yang sekarang ia jalani adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah. Ini menegaskan bahwa iman kepada Kristus adalah dasar kehidupan Kristen.
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menekankan bahwa:
“Iman bukan sekadar kepercayaan intelektual, tetapi penyerahan total kepada Kristus sebagai satu-satunya sumber kehidupan.”
Dalam kehidupan sehari-hari, ini berarti:
- Percaya kepada Kristus dalam segala situasi.
- Bergantung kepada Kristus dalam setiap keputusan.
- Mengutamakan Kristus dalam segala hal.
b. Kristus yang Mengasihi dan Menyerahkan Diri-Nya
Paulus menutup dengan "yang mengasihi aku dan telah memberikan diri-Nya untuk aku."
John MacArthur dalam The Gospel According to Jesus menjelaskan bahwa:
“Kasih Kristus yang dinyatakan di kayu salib adalah dasar dari segala sesuatu dalam kehidupan orang percaya.”
Karena Kristus telah memberikan diri-Nya untuk kita, kita juga dipanggil untuk menyerahkan seluruh hidup kita kepada-Nya sebagai tanda kasih kita kepada-Nya.
5. Implikasi Galatia 2:19-20 dalam Kehidupan Kristen
a. Menolak Keselamatan Melalui Perbuatan
Ayat ini menegaskan bahwa keselamatan bukanlah hasil usaha manusia, tetapi anugerah Allah melalui Kristus. Oleh karena itu, kita harus menolak segala bentuk legalisme yang menambahkan syarat selain iman kepada Kristus.
b. Hidup dalam Persatuan dengan Kristus
Karena kita telah disalibkan dengan Kristus, hidup kita bukan lagi milik kita sendiri, tetapi milik Kristus. Ini berarti kita harus hidup dalam ketaatan kepada-Nya dan membiarkan Dia menguasai setiap aspek hidup kita.
c. Mengandalkan Iman, Bukan Diri Sendiri
Hidup Kristen bukanlah tentang berusaha sendiri untuk menjadi lebih baik, tetapi tentang hidup dalam iman kepada Kristus setiap hari.
d. Meneladani Kasih dan Pengorbanan Kristus
Kristus telah mengasihi kita dan menyerahkan diri-Nya bagi kita. Oleh karena itu, kita dipanggil untuk hidup dalam kasih dan mengorbankan diri bagi orang lain.
Kesimpulan
Galatia 2:19-20 adalah ayat yang mendefinisikan hidup baru dalam Kristus. Dari eksposisi ini, kita belajar bahwa:
- Keselamatan hanya oleh iman kepada Kristus, bukan melalui hukum Taurat.
- Orang percaya telah mati bersama Kristus dan hidup dalam Dia.
- Hidup Kristen adalah hidup dalam iman, bukan dalam usaha manusia.
- Kristus adalah pusat dari segala aspek kehidupan kita.
Karena Kristus telah mati untuk kita, kita juga harus hidup untuk Dia!
Soli Deo Gloria!