Habakuk 2:15-17: Hukuman Tuhan atas Ketidakadilan dan Kekerasan

Habakuk 2:15-17: Hukuman Tuhan atas Ketidakadilan dan Kekerasan

Pendahuluan

Habakuk 2:15-17 adalah bagian dari penghakiman Allah terhadap bangsa-bangsa yang jahat, khususnya Babel, yang dikenal karena kekejaman dan ketidakadilannya. Ayat ini berbunyi:

15 Celakalah orang yang memberi minum sesamanya bercampur amarah, bahkan memabukkan dia untuk memandang ketelanjangannya!
16 Kamu akan dikenyangkan dengan cemooh sebagai ganti kehormatan. Minumlah juga kamu, dan singkapkan ketelanjanganmu. Cawan di tangan kanan TUHAN akan beralih kepadamu, dan cela yang besar akan menimpa kemuliaanmu.
17 Sebab, kekerasan atas Gunung Lebanon akan meliputimu, dan kebinasaan binatang-binatang akan mengejutkanmu, karena darah manusia yang tertumpah itu dan karena kekerasan terhadap negeri, kota, dan seluruh penduduknya itu. (Habakuk 2:15-17, AYT)

Dalam teologi Reformed, ayat ini menegaskan keadilan Allah dalam menghukum bangsa yang jahat, konsekuensi dari dosa, dan jaminan bahwa Allah akan membela umat-Nya. Artikel ini akan membahas makna Habakuk 2:15-17 dalam konteksnya, relevansinya dengan doktrin Reformed, serta implikasinya bagi kehidupan Kristen berdasarkan pandangan para teolog seperti John Calvin, R.C. Sproul, John Piper, Martyn Lloyd-Jones, dan lainnya.

1. Eksposisi Habakuk 2:15-17 dalam Konteks Kitab Habakuk

Kitab Habakuk adalah dialog antara Nabi Habakuk dan Allah. Nabi ini bergumul dengan keadilan ilahi dan bertanya mengapa bangsa Babel, yang jahat, diperbolehkan menindas Israel. Dalam pasal 2, Allah menjawab dengan memberikan lima celaka (woes) kepada Babel, yang menegaskan bahwa mereka tidak akan luput dari penghakiman.

A. "Celakalah orang yang memberi minum sesamanya bercampur amarah" (Habakuk 2:15)

1. Dosa Eksploitasi dan Manipulasi

Ayat ini menggambarkan bagaimana Babel tidak hanya menindas bangsa lain tetapi juga mengeksploitasi mereka, mempermalukan mereka untuk keuntungan sendiri. Ini merupakan simbol dari ketidakadilan yang dilakukan oleh para pemimpin yang korup.

Yesaya 10:1-2 berkata:

"Celakalah mereka yang membuat ketetapan-ketetapan yang lalim dan para penulis yang menuliskan kesusahan, untuk menolak hak orang-orang lemah dan merampas keadilan dari orang-orang miskin di antara umat-Ku."

John Calvin dalam Commentary on Habakkuk menulis:

"Allah tidak akan membiarkan ketidakadilan terus berlangsung. Setiap bangsa yang membangun kekuasaannya di atas penindasan akan menghadapi murka-Nya."

2. Konsep Cawan Murka Tuhan

Dalam Alkitab, "cawan" sering kali menjadi simbol murka Tuhan terhadap dosa. Babel yang sebelumnya mempermalukan bangsa lain akan menerima cawan murka dari tangan Tuhan.

Mazmur 75:8 berkata:

"Sebab, di tangan TUHAN ada sebuah cawan penuh dengan anggur yang berbusa, penuh dengan rempah-rempah. Ia menuangkannya, dan semua orang fasik di bumi pasti akan meminumnya sampai habis."

R.C. Sproul dalam The Holiness of God menegaskan bahwa Allah yang kudus tidak akan membiarkan dosa berlalu tanpa hukuman.

B. "Kamu akan dikenyangkan dengan cemooh sebagai ganti kehormatan" (Habakuk 2:16)

1. Hukum Tabur Tuai dalam Penghakiman Allah

Apa yang Babel lakukan kepada bangsa lain akan kembali kepada mereka. Ini adalah prinsip retribusi ilahi—apa yang ditabur seseorang, itu juga yang akan dituainya.

Galatia 6:7 berkata:

"Jangan tertipu! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Sebab, apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya."

John Piper dalam Providence menjelaskan bahwa Allah mengatur sejarah dengan keadilan-Nya yang sempurna, di mana setiap bangsa atau individu yang menolak-Nya akan menuai akibatnya.

2. Penghukuman dalam Bentuk Malu dan Kehancuran

Babel yang sombong dan memegahkan dirinya akan mengalami kehinaan.

Amsal 16:18 berkata:

"Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan."

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa Allah tidak hanya menghukum dalam bentuk fisik, tetapi juga dalam bentuk kehancuran moral dan sosial.

C. "Sebab, kekerasan atas Gunung Lebanon akan meliputimu" (Habakuk 2:17)

1. Dosa terhadap Alam dan Akibatnya

Babel tidak hanya melakukan kekerasan terhadap manusia, tetapi juga merusak lingkungan dan menghancurkan alam untuk kepentingan mereka sendiri.

Roma 8:22 berkata:

"Sebab, kita tahu bahwa seluruh ciptaan sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin sampai sekarang."

John MacArthur dalam The Battle for the Beginning menekankan bahwa penghancuran alam juga merupakan dosa, karena manusia dipanggil untuk mengelola bumi dengan bijaksana.

2. Kekerasan terhadap Manusia dan Kehancuran Moral

Selain menghancurkan alam, Babel juga menumpahkan banyak darah dan melakukan kekerasan terhadap bangsa lain.

Yesaya 26:21 berkata:

"Sebab, lihatlah, TUHAN akan keluar dari tempat-Nya untuk menghukum penduduk bumi karena kesalahan mereka. Bumi akan menyingkapkan darah yang tertumpah di atasnya dan tidak akan menyembunyikan orang-orang yang dibunuhnya lagi."

Martyn Lloyd-Jones dalam Studies in the Sermon on the Mount menegaskan bahwa bangsa atau individu yang membangun kekuasaannya di atas ketidakadilan akan mengalami penghakiman Allah yang tak terelakkan.

2. Habakuk 2:15-17 dan Doktrin Teologi Reformed

A. Kedaulatan Allah dalam Penghakiman

Teologi Reformed mengajarkan bahwa Allah yang berdaulat akan menghakimi setiap dosa, baik dalam sejarah maupun pada hari penghakiman terakhir.

Roma 2:5 berkata:

"Tetapi, oleh karena kedegilan dan hatimu yang tidak mau bertobat, kamu sedang menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari murka, yaitu pada saat penyataan penghakiman Allah yang adil."

John Calvin menegaskan bahwa tidak ada dosa yang tersembunyi dari Allah, dan setiap bangsa yang memberontak terhadap-Nya akan menghadapi konsekuensinya.

B. Hukum Moral Allah Tidak Bisa Diabaikan

Dalam teologi Reformed, hukum moral Allah tetap berlaku bagi semua bangsa, dan mereka yang melanggarnya akan menghadapi konsekuensi.

Roma 1:18 berkata:

"Sebab, murka Allah dinyatakan dari surga atas segala kefasikan dan ketidakbenaran manusia."

Herman Bavinck menjelaskan bahwa Allah akan menghakimi semua orang berdasarkan standar kebenaran-Nya yang absolut.

C. Kristus Menanggung Cawan Murka bagi Umat-Nya

Meskipun semua manusia layak menerima cawan murka Tuhan, Kristus telah menanggungnya di kayu salib bagi mereka yang percaya kepada-Nya.

Matius 26:39 berkata:

"Ya Bapa-Ku, jika mungkin, biarlah cawan ini berlalu dari-Ku."

John Piper dalam Fifty Reasons Why Jesus Came to Die menegaskan bahwa Yesus mengambil murka Allah agar mereka yang percaya tidak perlu mengalaminya.

Kesimpulan

Habakuk 2:15-17 mengajarkan bahwa:

  1. Allah akan menghukum eksploitasi, ketidakadilan, dan kekerasan yang dilakukan bangsa-bangsa jahat.
  2. Apa yang ditabur oleh orang atau bangsa, itulah yang akan dituainya.
  3. Dosa terhadap manusia dan alam akan membawa konsekuensi serius.
  4. Yesus Kristus telah menanggung cawan murka Allah bagi mereka yang percaya kepada-Nya.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam kebenaran, keadilan, dan takut akan Tuhan.

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post