Mengapa Mengampuni Itu Sukar?
Pendahuluan:
Mengampuni adalah salah satu perintah Tuhan yang paling jelas dalam Alkitab, tetapi juga salah satu yang paling sulit untuk dilakukan. Banyak orang Kristen bergumul dengan rasa sakit, kepahitan, dan keinginan untuk membalas dendam, sehingga sulit untuk memberikan pengampunan kepada mereka yang telah menyakiti kita.
Yesus berkata:
"Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
(Matius 6:14-15, AYT)
Namun, mengapa kita sering merasa sukar untuk mengampuni? Apa yang menyebabkan hati kita berat untuk melepaskan pengampunan? Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi alasan-alasan mengapa sulit mengampuni dan bagaimana teologi Reformed menjelaskan pengampunan menurut Alkitab.
Beberapa pakar teologi Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, John Piper, J.I. Packer, dan Charles Spurgeon akan membantu kita memahami pengampunan secara lebih mendalam.
1. Mengapa Mengampuni Itu Sukar?
Mengampuni seseorang bukan hanya soal berkata "Saya sudah memaafkan," tetapi juga tentang melepaskan rasa sakit, kebencian, dan keinginan untuk membalas dendam. Ada beberapa alasan utama mengapa kita sering merasa sulit untuk mengampuni:
1. Luka yang Terlalu Dalam
Salah satu alasan terbesar mengapa orang sulit mengampuni adalah karena rasa sakit yang begitu dalam akibat pengkhianatan, penghinaan, atau ketidakadilan yang mereka alami.
John Piper menjelaskan bahwa pengampunan menjadi sulit ketika luka yang kita alami terlalu dalam dan terus terasa dalam kehidupan kita. Dia berkata:
"Dosa orang lain terhadap kita sering kali meninggalkan bekas yang tidak mudah hilang, sehingga pengampunan terasa seperti sebuah ketidakadilan."
Namun, Alkitab mengajarkan bahwa pengampunan bukanlah tentang melupakan rasa sakit, tetapi tentang menyerahkannya kepada Tuhan (Roma 12:19).
2. Keinginan untuk Membalas Dendam
Secara alami, manusia cenderung ingin membalas dendam ketika mereka disakiti. Namun, Firman Tuhan berkata:
"Janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan adalah hak-Ku, Aku akan menuntut pembalasan, firman Tuhan."
(Roma 12:19)
R.C. Sproul menekankan bahwa salah satu tantangan dalam mengampuni adalah bahwa kita merasa orang yang bersalah harus "membayar" atas apa yang telah mereka lakukan. Namun, hanya Allah yang memiliki hak untuk menghakimi.
3. Rasa Keadilan yang Terganggu
Banyak orang merasa bahwa mengampuni berarti membiarkan orang yang bersalah lolos tanpa hukuman. Kita sering berpikir:
"Bagaimana mungkin saya mengampuni jika orang tersebut tidak menyesali perbuatannya?"
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menjelaskan bahwa pengampunan tidak berarti bahwa keadilan ditiadakan, tetapi bahwa kita mempercayakan keadilan kepada Allah yang Mahabenar.
Kesimpulan: Mengampuni itu sulit karena luka yang dalam, keinginan membalas dendam, dan rasa keadilan yang terganggu.
2. Apa Itu Pengampunan dalam Teologi Reformed?
Teologi Reformed menekankan bahwa pengampunan adalah tindakan ilahi yang mencerminkan kasih dan keadilan Allah.
1. Allah Telah Mengampuni Kita Terlebih Dahulu
Pengampunan sejati hanya mungkin jika kita memahami bagaimana Allah telah mengampuni kita di dalam Kristus.
"Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita—oleh kasih karunia kamu diselamatkan."
(Efesus 2:4-5)
Charles Spurgeon berkata:
"Seorang Kristen yang memahami betapa besarnya pengampunan yang dia terima dari Tuhan, akan lebih mudah memberikan pengampunan kepada orang lain."
2. Pengampunan Tidak Menghapus Konsekuensi Dosa
Banyak orang berpikir bahwa mengampuni berarti melupakan apa yang terjadi dan membiarkan pelaku bebas tanpa tanggung jawab. Namun, pengampunan tidak berarti bahwa seseorang lolos dari konsekuensi dosa mereka.
J.I. Packer menjelaskan bahwa Allah mengampuni kita, tetapi Dia juga mendisiplin kita untuk membentuk kita menjadi serupa dengan Kristus (Ibrani 12:6).
Kesimpulan: Pengampunan Kristen harus didasarkan pada pengampunan Allah dan tidak berarti bahwa konsekuensi dosa dihapuskan.
3. Bagaimana Kita Bisa Mengampuni Orang yang Menyakiti Kita?
1. Ingat Bagaimana Allah Mengampuni Kita
Paulus berkata:
"Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu."
(Efesus 4:32)
Ketika kita sulit mengampuni, kita perlu mengingat bahwa Allah telah lebih dulu mengampuni kita, meskipun kita tidak layak menerimanya.
2. Berdoa untuk Orang yang Menyakiti Kita
Yesus berkata:
"Kasihilah musuh-musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu."
(Matius 5:44)
John Piper menekankan bahwa mendoakan orang yang menyakiti kita adalah salah satu cara Tuhan untuk melembutkan hati kita dan mengubah perspektif kita terhadap mereka.
3. Serahkan Keadilan kepada Allah
Salah satu alasan utama kita sulit mengampuni adalah karena kita ingin melihat keadilan ditegakkan. Namun, Roma 12:19 mengajarkan kita untuk menyerahkan keadilan kepada Allah.
R.C. Sproul berkata:
"Percayalah bahwa Allah tidak akan pernah membiarkan dosa berlalu tanpa keadilan. Jika seseorang tidak bertobat, mereka akan menghadapi penghakiman Allah."
4. Berjalan dalam Kasih dan Kasih Karunia
Alkitab berkata:
"Tetapi lebih dari semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan."
(Kolose 3:14)
Ketika kita memilih untuk hidup dalam kasih dan kasih karunia, kita akan lebih mudah mengampuni orang lain.
Kesimpulan: Kita bisa mengampuni dengan mengingat pengampunan Allah, berdoa bagi orang yang menyakiti kita, menyerahkan keadilan kepada Allah, dan hidup dalam kasih.
4. Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Bagaimana kita menerapkan prinsip pengampunan dalam kehidupan sehari-hari?
✅ Dalam Keluarga
- Jangan menyimpan dendam terhadap pasangan, anak, atau saudara.
- Biasakan untuk meminta maaf dan mengampuni dengan tulus.
✅ Dalam Gereja
- Jangan biarkan konflik kecil berkembang menjadi kepahitan.
- Saling mengampuni dan membangun persatuan dalam tubuh Kristus.
✅ Dalam Hubungan Sosial
- Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan.
- Tunjukkan kasih dan pengampunan bahkan kepada orang yang tidak pantas mendapatkannya.
Kesimpulan: Mengampuni adalah Pilihan dan Ketaatan kepada Allah
Mengampuni memang sulit, tetapi kita dipanggil untuk mengampuni karena Allah telah lebih dulu mengampuni kita.
🔥 Mengampuni bukan berarti melupakan, tetapi menyerahkan keadilan kepada Allah.
🔥 Mengampuni bukan berarti membiarkan kesalahan, tetapi hidup dalam kasih dan anugerah Tuhan.
🔥 Mengampuni adalah tanda bahwa kita benar-benar memahami Injil.
Maukah Anda memilih untuk mengampuni hari ini?
Soli Deo Gloria!