Yohanes 12:44-50: Yesus sebagai Terang dan Otoritas Firman Allah
Pendahuluan
Yohanes 12:44-50 merupakan salah satu bagian penting dalam Injil Yohanes yang menegaskan otoritas Yesus sebagai Anak Allah, panggilan untuk percaya kepada-Nya, dan konsekuensi bagi mereka yang menolak firman-Nya.
Dalam teologi Reformed, bagian ini menegaskan keilahian Yesus, otoritas Firman Allah, panggilan untuk percaya, dan penghakiman bagi mereka yang menolak Injil. Artikel ini akan membahas makna Yohanes 12:44-50 dalam konteksnya, relevansinya dengan doktrin Reformed, serta implikasinya bagi kehidupan Kristen berdasarkan pandangan para teolog seperti John Calvin, R.C. Sproul, John Piper, Martyn Lloyd-Jones, dan lainnya.
1. Eksposisi Yohanes 12:44-50 dalam Konteks Injil Yohanes
Injil Yohanes menyoroti Yesus sebagai Firman yang menjadi manusia (Yohanes 1:14) dan Terang dunia (Yohanes 8:12). Yohanes 12 adalah bagian transisi dari pelayanan Yesus secara publik ke pengajaran bagi murid-murid-Nya sebelum penyaliban. Dalam bagian ini, Yesus menyatakan misi-Nya dengan jelas.
A. "Setiap orang yang percaya kepada-Ku, tidak percaya kepada-Ku, melainkan kepada Dia yang mengutus Aku" (Yohanes 12:44)
1. Yesus sebagai Perwujudan Allah Bapa
Yesus menyatakan bahwa percaya kepada-Nya berarti percaya kepada Allah Bapa. Ini menegaskan keesaan Yesus dengan Bapa dalam Trinitas.
Kolose 1:15 berkata:
"Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan."
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menulis:
"Tidak ada yang bisa mengenal Allah dengan benar tanpa mengenal Kristus. Kristus adalah wahyu sempurna dari Bapa."
B. "Aku telah datang sebagai Terang ke dunia ini" (Yohanes 12:46)
1. Yesus sebagai Terang Dunia
Yesus datang untuk membawa kebenaran dan kehidupan kekal kepada dunia yang berada dalam kegelapan dosa.
Yohanes 8:12 berkata:
"Akulah terang dunia. Barang siapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
John Piper dalam Seeing and Savoring Jesus Christ menjelaskan bahwa Yesus tidak hanya menunjukkan terang, tetapi Dia sendiri adalah terang itu.
2. Panggilan untuk Meninggalkan Kegelapan
Kegelapan dalam Alkitab melambangkan dosa dan pemisahan dari Allah.
Efesus 5:8 berkata:
"Dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Hiduplah sebagai anak-anak terang."
Martyn Lloyd-Jones dalam Spiritual Depression menekankan bahwa mereka yang mengenal Yesus harus hidup dalam terang-Nya, bukan lagi dalam dosa.
C. "Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkan dunia" (Yohanes 12:47)
1. Misi Keselamatan Yesus
Yesus datang pertama kali bukan untuk menghakimi, tetapi untuk memberikan jalan keselamatan.
Lukas 19:10 berkata:
"Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menegaskan bahwa kasih karunia Allah dinyatakan dalam kedatangan Yesus sebagai Juruselamat, bukan sebagai Hakim.
2. Penghakiman Akan Terjadi di Akhir Zaman
Meskipun Yesus datang untuk menyelamatkan, mereka yang menolak Dia akan dihakimi di akhir zaman.
2 Korintus 5:10 berkata:
"Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus."
John MacArthur dalam The Gospel According to Jesus menjelaskan bahwa meskipun keselamatan diberikan dengan cuma-cuma, penolakan terhadap Injil membawa konsekuensi kekal.
D. "Firman yang Aku katakan akan menghakimi dia pada akhir zaman" (Yohanes 12:48)
1. Otoritas Firman Tuhan dalam Penghakiman
Yesus menegaskan bahwa Firman-Nya adalah standar yang akan menghakimi manusia.
Ibrani 4:12 berkata:
"Sebab firman Allah hidup dan kuat, lebih tajam daripada pedang bermata dua."
John Calvin menegaskan bahwa mereka yang menolak Firman Tuhan akan menghadapi penghakiman ilahi yang tidak bisa dihindari.
E. "Aku tidak berbicara atas kehendak-Ku, melainkan Bapa yang mengutus Aku" (Yohanes 12:49-50)
1. Yesus Sepenuhnya Tunduk kepada Bapa
Yesus tidak berbicara dari diri-Nya sendiri, tetapi menyampaikan kehendak Allah.
Filipi 2:8 berkata:
"Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menegaskan bahwa ketaatan Kristus adalah dasar bagi keselamatan umat manusia.
2. Perintah Allah Adalah Hidup Kekal
Yesus menyatakan bahwa perintah Allah adalah hidup kekal, menegaskan bahwa Injil adalah satu-satunya jalan keselamatan.
Yohanes 3:36 berkata:
"Siapa yang percaya kepada Anak, ia mempunyai hidup yang kekal, tetapi siapa yang tidak percaya kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya."
John Piper dalam Desiring God menjelaskan bahwa keselamatan bukan hanya tentang bebas dari hukuman, tetapi hidup dalam persekutuan abadi dengan Allah.
2. Yohanes 12:44-50 dan Doktrin Teologi Reformed
A. Sola Scriptura: Firman Tuhan sebagai Otoritas Tertinggi
Semua ajaran dan penghakiman harus berdasarkan Firman Tuhan.
2 Timotius 3:16 berkata:
"Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik orang dalam kebenaran."
John Calvin menegaskan bahwa Firman Tuhan adalah satu-satunya otoritas bagi iman dan praktik Kristen.
B. Sola Christus: Keselamatan Hanya dalam Kristus
Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan.
Kisah Para Rasul 4:12 berkata:
"Tidak ada keselamatan dalam siapa pun juga selain di dalam Dia."
John MacArthur menegaskan bahwa percaya kepada Yesus berarti percaya kepada keseluruhan Injil yang diberitakan-Nya.
Kesimpulan
Yohanes 12:44-50 mengajarkan bahwa:
- Yesus adalah wahyu sempurna dari Allah Bapa.
- Yesus datang sebagai terang dunia, membawa keselamatan bagi yang percaya.
- Mereka yang menolak Firman-Nya akan menghadapi penghakiman di akhir zaman.
- Firman Tuhan adalah otoritas tertinggi dalam keselamatan dan penghakiman.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam terang Kristus dan memberitakan Injil kepada dunia.
Soli Deo Gloria!