Iman yang Tidak Bimbang: Matius 14:31

Iman yang Tidak Bimbang: Matius 14:31

Pendahuluan:

Matius 14:31 adalah bagian dari kisah Yesus berjalan di atas air, di mana Petrus, setelah keluar dari perahu dan mulai berjalan di atas air menuju Yesus, menjadi takut dan mulai tenggelam. Ayat ini berbunyi:“Yesus langsung mengulurkan tangan-Nya, memegang Petrus, dan berkata, ‘Kamu yang kurang iman, mengapa kamu ragu-ragu?’” (Matius 14:31, AYT).

Ayat ini mengandung banyak dimensi teologis yang penting, terutama dalam konteks iman, keraguan, dan penyelamatan oleh Kristus. Dalam artikel ini, kita akan menggali makna ayat ini berdasarkan perspektif teologi Reformed, dengan mengacu pada beberapa tokoh teologi seperti John Calvin, R.C. Sproul, dan Herman Bavinck.

1. Konteks Kisah Yesus dan Petrus di Atas Air

Perikop ini terdapat dalam Matius 14:22-33, yang mengisahkan bagaimana Yesus berjalan di atas air setelah memberi makan lima ribu orang. Para murid sedang berlayar di danau dan menghadapi angin kencang. Yesus datang kepada mereka di atas air, dan Petrus, dengan iman, meminta izin untuk datang kepada-Nya. Namun, ketika ia melihat angin, ia mulai takut dan tenggelam, lalu Yesus menyelamatkannya dan menegurnya karena kurangnya iman.

Beberapa poin penting dalam perikop ini:

  • Yesus sebagai Tuhan atas ciptaan – Ia mengendalikan alam dan berjalan di atas air.
  • Petrus melangkah dalam iman – Ia percaya bahwa Yesus memiliki kuasa untuk membuatnya berjalan di atas air.
  • Ketakutan dan keraguan Petrus – Fokusnya bergeser dari Yesus ke keadaan sekitarnya.
  • Keselamatan oleh Yesus – Yesus langsung menolong Petrus.

2. Penjelasan Teologis tentang Matius 14:31

A. “Yesus langsung mengulurkan tangan-Nya, memegang Petrus...”

Ayat ini menunjukkan inisiatif anugerah Kristus. Ketika Petrus mulai tenggelam, ia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Ini melambangkan realitas rohani manusia: tanpa Kristus, kita tidak bisa menyelamatkan diri dari dosa.

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menekankan bahwa manusia berada dalam keadaan total depravity (kerusakan total) dan hanya bisa diselamatkan melalui anugerah Tuhan. Tindakan Yesus dalam ayat ini menggambarkan prinsip sola gratia, di mana keselamatan tidak tergantung pada usaha manusia, tetapi pada tindakan Tuhan yang menyelamatkan.

R.C. Sproul juga menegaskan bahwa respons Yesus yang cepat dalam menyelamatkan Petrus menunjukkan kesetiaan Allah dalam menopang umat-Nya. Seperti yang dijelaskan dalam The Holiness of God, manusia seringkali goyah dalam iman, tetapi Tuhan tetap setia.

B. “Kamu yang kurang iman, mengapa kamu ragu-ragu?”

Yesus menegur Petrus karena ketidakpercayaannya. Keraguan Petrus muncul ketika ia memalingkan pandangannya dari Yesus dan fokus pada badai. Ini mencerminkan perjuangan iman manusia: kita percaya kepada Kristus, tetapi seringkali terganggu oleh ketakutan dunia.

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa iman Kristen bukanlah sekadar percaya secara intelektual, tetapi kepercayaan total kepada Kristus sebagai satu-satunya sumber keselamatan. Ketika Petrus mulai tenggelam, itu bukan karena kurangnya pengetahuan, tetapi karena ia membiarkan ketakutan menguasai dirinya.

Timothy Keller dalam bukunya The Reason for God juga menyoroti bahwa iman sejati adalah ketergantungan penuh pada Tuhan, bukan pada keadaan di sekitar kita. Petrus memiliki iman, tetapi imannya masih lemah dan mudah digoyahkan oleh keadaan eksternal.

3. Makna Teologis dalam Teologi Reformed

A. Iman dan Keraguan dalam Hidup Kristen

Matius 14:31 menunjukkan bahwa iman Kristen bisa mengalami kelemahan, tetapi Tuhan tetap memegang umat-Nya. Ini selaras dengan ajaran teologi Reformed tentang ketekunan orang kudus (perseverance of the saints). Meskipun Petrus ragu, Yesus tidak membiarkan dia tenggelam sepenuhnya. Ini menunjukkan bahwa keselamatan tidak bergantung pada kekuatan iman kita, tetapi pada kesetiaan Tuhan.

John Piper dalam Desiring God menjelaskan bahwa iman sejati tetap bertahan karena Tuhan yang menopangnya. Petrus bisa selamat bukan karena kekuatan dirinya sendiri, tetapi karena Kristus yang memegangnya.

B. Kuasa Kristus atas Alam dan Keselamatan

Kisah ini juga mengajarkan kedaulatan Kristus atas ciptaan dan keselamatan. Yesus berjalan di atas air, menandakan kuasa-Nya atas hukum alam. Ini mengingatkan kita pada peristiwa di Perjanjian Lama, di mana Tuhan membelah Laut Merah (Keluaran 14). Hal ini menegaskan bahwa Yesus adalah Allah yang berinkarnasi.

Dalam teologi Reformed, hal ini berkaitan dengan doktrin providensia Allah. Bavinck dalam Reformed Dogmatics menekankan bahwa Tuhan tidak hanya menciptakan dunia, tetapi juga menopang dan mengatur segala sesuatu. Ketika Petrus mulai tenggelam, Yesus tidak membiarkannya hilang, tetapi segera menyelamatkannya.

4. Aplikasi bagi Kehidupan Kristen

A. Fokus pada Yesus dalam Tantangan Hidup

Kisah Petrus mengajarkan kita untuk tetap fokus pada Kristus dalam menghadapi badai kehidupan. Seperti Petrus yang mulai tenggelam saat melihat angin, kita pun sering gagal ketika lebih memperhatikan masalah daripada Tuhan.

Jonathan Edwards dalam Religious Affections menekankan bahwa iman yang sejati adalah iman yang terus melekat kepada Kristus, terlepas dari situasi di sekitar kita.

B. Anugerah Tuhan dalam Kelemahan Kita

Meskipun kita seringkali ragu dan lemah dalam iman, Tuhan tidak meninggalkan kita. Ini memberikan penghiburan besar bagi orang percaya bahwa keselamatan dan pemeliharaan kita ada di tangan Tuhan, bukan pada kekuatan kita sendiri.

Charles Spurgeon dalam All of Grace menjelaskan bahwa iman sejati bukanlah tentang seberapa kuat kita beriman, tetapi tentang seberapa kuat Tuhan yang kita percayai.

Kesimpulan

Matius 14:31 adalah pengingat bahwa dalam kehidupan Kristen, iman yang lemah seringkali menyebabkan kita ragu, tetapi Tuhan tetap setia dan menopang kita. Teologi Reformed menekankan bahwa keselamatan adalah karya anugerah Tuhan, bukan usaha manusia, dan Tuhan tidak akan membiarkan umat-Nya tenggelam dalam ketidakpercayaan.

Sebagai aplikasi praktis:

  1. Tetap fokus pada Kristus dalam setiap badai kehidupan.
  2. Percaya bahwa Tuhan menopang kita bahkan dalam kelemahan iman kita.
  3. Berpegang pada kedaulatan Tuhan dan bukan pada keadaan di sekitar kita.

Seperti Petrus yang diselamatkan oleh Yesus, kita pun memiliki Juru Selamat yang siap mengulurkan tangan-Nya kapan pun kita membutuhkan-Nya. Iman kita mungkin naik turun, tetapi Tuhan tetap setia. Apakah kita mau terus berjalan di atas air dengan mata yang tertuju pada Yesus?

“Sebab kita hidup oleh iman, bukan oleh penglihatan.” (2 Korintus 5:7)

Next Post Previous Post