Kolose 3:12: Hidup sebagai Orang Pilihan Allah
Pendahuluan
Surat Paulus kepada jemaat di Kolose berisi banyak ajaran mendalam tentang kehidupan baru dalam Kristus. Dalam Kolose 3:12, Paulus menasihati orang percaya untuk menjalani kehidupan yang mencerminkan identitas mereka sebagai orang-orang pilihan Allah.
Berikut adalah teks dari Kolose 3:12 (AYT):
“Jadi, sebagai orang-orang pilihan Allah, yang kudus dan yang dikasihi, kenakanlah padamu belas kasih, keramahan, kerendahan hati, kelembutan, dan kesabaran.” (Kolose 3:12, AYT)
Ayat ini menunjukkan bahwa orang percaya dipanggil untuk hidup dalam karakter ilahi, yang merupakan hasil dari anugerah pemilihan Allah. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna ayat ini berdasarkan teologi Reformed, mengacu pada pemikiran para teolog besar seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul.
1. Identitas Orang Percaya: Dipilih, Dikuduskan, dan Dikasihi Allah
a. “Sebagai Orang-orang Pilihan Allah”
Paulus membuka ayat ini dengan menegaskan bahwa orang percaya adalah “orang-orang pilihan Allah”. Dalam teologi Reformed, pemilihan Allah (election) adalah tindakan kedaulatan-Nya dalam menyelamatkan orang-orang yang telah Dia pilih sebelum dunia dijadikan.
Efesus 1:4 menyatakan:
“Sebab di dalam Dia, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.”
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menegaskan bahwa:
“Pemilihan Allah bukan berdasarkan perbuatan manusia, tetapi sepenuhnya berdasarkan anugerah-Nya yang berdaulat.”
Ini berarti bahwa keselamatan kita bukan karena usaha kita sendiri, tetapi karena kehendak dan kasih Allah.
b. “Yang Kudus dan yang Dikasihi”
Paulus juga menyebut orang percaya sebagai kudus (hagios, yang berarti dipisahkan untuk Allah) dan dikasihi oleh Allah.
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa:
“Kekudusan orang percaya bukanlah hasil dari usaha manusia, tetapi akibat dari anugerah pemilihan Allah yang menguduskan mereka.”
Oleh karena itu, kita tidak hanya dipilih untuk diselamatkan, tetapi juga untuk hidup dalam kekudusan.
2. Karakter yang Harus Dikenakan oleh Orang Percaya
Setelah menjelaskan identitas orang percaya, Paulus kemudian memberi lima karakter utama yang harus dimiliki oleh orang yang telah dipilih dan dikasihi Allah.
a. “Kenakanlah Belas Kasih” (Compassion – Splagchnon Oiktirmos)
Paulus menggunakan kata Yunani "splagchnon", yang berarti belas kasihan yang mendalam dari dalam hati.
Yesus sendiri menunjukkan belas kasih ini dalam Matius 9:36:
“Ketika Ia melihat orang banyak itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak mempunyai gembala.”
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa:
“Belas kasihan sejati berasal dari hati yang telah mengalami kasih dan anugerah Allah.”
Ini berarti bahwa orang percaya harus menunjukkan belas kasih yang nyata kepada orang lain, sebagaimana Kristus telah mengasihi mereka.
b. “Keramahan” (Kindness – Chrestotes)
Keramahan dalam bahasa Yunani "chrestotes" berarti kebaikan yang aktif dan lembut dalam perkataan serta perbuatan.
Titus 3:4-5 menegaskan bahwa:
“Ketika kemurahan hati dan kasih Allah, Juruselamat kita, dinyatakan, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena belas kasihan-Nya.”
John Calvin mengatakan bahwa:
“Keramahan sejati muncul ketika kita melihat diri kita sebagai penerima anugerah, bukan sebagai orang yang lebih baik daripada orang lain.”
c. “Kerendahan Hati” (Humility – Tapeinophrosune)
Kerendahan hati adalah sikap yang menyadari ketergantungan sepenuhnya kepada Allah dan tidak mencari kemuliaan diri sendiri.
Filipi 2:3 berkata:
“Dengan rendah hati, anggaplah orang lain lebih utama dari dirimu sendiri.”
Herman Bavinck dalam The Wonderful Works of God menegaskan bahwa:
“Kerendahan hati bukanlah meremehkan diri sendiri, tetapi mengakui bahwa semua yang kita miliki berasal dari Tuhan.”
d. “Kelembutan” (Meekness – Prautes)
Kelembutan bukan berarti lemah, tetapi sikap hati yang penuh ketenangan dan kestabilan, bahkan dalam menghadapi situasi sulit.
Yesus berkata dalam Matius 11:29:
“Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati, dan kamu akan mendapat ketenangan bagi jiwamu.”
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menekankan bahwa:
“Kelembutan adalah tanda seseorang yang telah ditaklukkan oleh kasih karunia Allah.”
Orang yang lembut tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi tetap tenang dan mengandalkan Tuhan dalam segala situasi.
e. “Kesabaran” (Patience – Makrothumia)
Kesabaran dalam bahasa Yunani "makrothumia" berarti ketahanan yang panjang dalam menghadapi penderitaan atau kesalahan orang lain.
Efesus 4:2 berkata:
“Hiduplah dengan segala rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasih dalam hal saling membantu.”
John MacArthur dalam The MacArthur New Testament Commentary menjelaskan bahwa:
“Kesabaran sejati muncul dari hati yang mengerti betapa besar kesabaran Tuhan terhadap dosa-dosa kita.”
Kesabaran membantu kita untuk tetap tenang dalam menghadapi orang lain dan tidak cepat bereaksi dalam kemarahan atau frustrasi.
3. Bagaimana Kita Bisa Menghidupi Karakter Ini?
a. Menyadari Identitas Kita dalam Kristus
Karakter ini bukan sesuatu yang kita bisa capai dengan kekuatan sendiri. Kita hanya bisa menghidupi sifat-sifat ini jika kita memahami bahwa kita adalah orang-orang yang telah dipilih, dikuduskan, dan dikasihi oleh Allah.
b. Mengandalkan Roh Kudus
Galatia 5:22-23 mengatakan bahwa buah Roh adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.
R.C. Sproul dalam Walking in the Spirit menekankan bahwa:
“Hanya melalui pekerjaan Roh Kudus, orang percaya dapat bertumbuh dalam karakter seperti Kristus.”
c. Berlatih dalam Komunitas Iman
Karakter ini diuji dalam hubungan kita dengan sesama orang percaya. Kita harus belajar mengasihi, mengampuni, dan bersabar satu sama lain dalam gereja.
Efesus 4:32 berkata:
“Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.”
4. Implikasi Kolose 3:12 dalam Kehidupan Kristen
- Kita harus hidup sesuai dengan identitas kita sebagai orang-orang pilihan Allah.
- Kita harus berusaha mengenakan belas kasihan, keramahan, kerendahan hati, kelembutan, dan kesabaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Kita harus mengandalkan Roh Kudus untuk membentuk karakter Kristus dalam diri kita.
- Kita harus bersabar dalam menghadapi orang lain dan hidup dalam kasih serta pengampunan.
Kesimpulan
Kolose 3:12 mengajarkan bahwa orang percaya adalah orang yang telah dipilih, dikuduskan, dan dikasihi oleh Allah. Oleh karena itu, kita harus mengenakan karakter Kristus dalam hidup kita, yaitu belas kasihan, keramahan, kerendahan hati, kelembutan, dan kesabaran.
Dengan mengandalkan Roh Kudus, kita dapat hidup sebagai saksi Kristus di dunia dan membawa kemuliaan bagi nama-Nya.
Soli Deo Gloria!