Mamon dalam Konteks Alkitab
Pendahuluan:
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering dihadapkan pada pilihan antara mengutamakan Allah atau mengejar harta duniawi. Salah satu istilah yang sering muncul dalam konteks ini adalah "Mamon", yang dalam Alkitab dikaitkan dengan kekayaan dan harta duniawi. Yesus sendiri memperingatkan dalam Matius 6:24:"Tidak seorang pun dapat melayani dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang satu dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang satu dan tidak menghiraukan yang lain. Kamu tidak dapat melayani Allah dan Mamon."
Teologi Reformed menekankan bahwa harta bukanlah sesuatu yang jahat pada dirinya sendiri, tetapi menjadi berhala ketika manusia lebih mencintainya daripada Allah. Para reformator seperti John Calvin, Martin Luther, dan Jonathan Edwards mengajarkan bahwa sikap hati terhadap kekayaan menentukan apakah seseorang sedang menyembah Allah atau mamon.
Artikel ini akan membahas apa itu mamon, bagaimana pandangan teologi Reformed mengenai harta duniawi, bagaimana bahaya mamon bagi kehidupan Kristen, dan bagaimana orang percaya seharusnya memandang serta menggunakan harta dengan bijaksana.
1. Apa Itu Mamon?
A. Definisi dan Asal Kata "Mamon"
Kata "Mamon" berasal dari bahasa Aram mamona (מָמוֹנָא), yang berarti kekayaan atau harta benda. Dalam bahasa Yunani, kata ini ditulis sebagai mamōnas (μαμωνᾶς), dan dalam konteks Alkitab sering digunakan untuk menggambarkan harta duniawi yang dapat menjadi objek penyembahan manusia.
Dalam Matius 6:24 dan Lukas 16:13, Yesus menggunakan kata "Mamon" untuk menggambarkan sebuah kekuatan yang dapat menjadi saingan bagi Allah dalam hati manusia.
Jonathan Edwards menjelaskan bahwa:"Mamon bukan hanya tentang uang atau harta, tetapi meliputi segala sesuatu yang menggantikan posisi Allah sebagai sumber pengharapan dan kebahagiaan manusia."
B. Mamon dalam Konteks Alkitab
Mamon sebagai Tuhan Palsu
- Yesus mengatakan bahwa seseorang tidak dapat melayani Allah dan mamon sekaligus (Matius 6:24).
- Ini menunjukkan bahwa harta dapat menjadi berhala yang menguasai hati manusia.
Mamon sebagai Godaan yang Menyesatkan
- Dalam Lukas 16:9, Yesus berbicara tentang "mamon yang tidak jujur" (unrighteous mammon), yang menunjukkan bahwa harta duniawi sering kali diperoleh atau digunakan dengan cara yang tidak benar.
Mamon sebagai Penghalang untuk Mengikuti Kristus
- Dalam kisah orang muda yang kaya (Matius 19:16-22), orang tersebut menolak untuk mengikuti Yesus karena lebih mencintai kekayaannya.
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menulis:"Hati manusia adalah pabrik berhala, dan salah satu berhala terbesar adalah kecintaan terhadap harta dan kekayaan duniawi."
2. Pandangan Teologi Reformed tentang Kekayaan dan Mamon
A. Harta Bukanlah Dosa, Tetapi Cinta Uang Adalah Dosa
Teologi Reformed tidak mengajarkan bahwa memiliki harta adalah dosa. Alkitab tidak melarang kekayaan, tetapi memperingatkan terhadap cinta akan uang.
1 Timotius 6:10 berkata:"Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka."
John Calvin berpendapat bahwa:"Harta pada dirinya sendiri bukanlah jahat, tetapi manusia sering kali menyalahgunakannya dan menjadikannya sebagai objek penyembahan."
B. Allah Adalah Pemilik Segala Sesuatu
Mazmur 24:1 berkata:"Milik TUHAN-lah bumi serta segala isinya, dunia serta semua yang diam di dalamnya."
Dalam teologi Reformed, Allah adalah pemilik segala sesuatu, dan manusia hanyalah pengelola (stewardship). Ini berarti bahwa harta yang kita miliki bukanlah milik kita sendiri, tetapi harus digunakan untuk kemuliaan Allah.
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menekankan:"Kita harus hidup dengan kesadaran bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah milik Tuhan, dan kita bertanggung jawab kepada-Nya dalam cara kita menggunakannya."
C. Kekayaan Tidak Menjamin Kebahagiaan
Salomo, yang merupakan salah satu orang terkaya dalam sejarah, berkata dalam Pengkhotbah 5:10:"Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya."
Jonathan Edwards menulis bahwa:"Kekayaan dunia ini bersifat sementara, tetapi harta di surga bersifat kekal. Orang yang bijaksana akan menginvestasikan hidupnya dalam perkara yang kekal."
3. Bahaya Mamon dalam Kehidupan Kristen
A. Mamon Bisa Menggantikan Allah di Hati Manusia
Yesus memperingatkan dalam Lukas 12:15:"Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab hidup seseorang tidak tergantung pada kekayaannya, sekalipun ia berlimpah-limpah."
Jika seseorang lebih mencintai uang daripada Allah, maka harta telah menjadi allahnya.
B. Mamon Bisa Membuat Hati Manusia Buta Secara Rohani
Dalam Wahyu 3:17, gereja di Laodikia dikritik karena mereka mengandalkan kekayaan mereka dan mengabaikan kebutuhan rohani mereka:"Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, tetapi engkau tidak tahu bahwa engkau malang, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan telanjang."
John Owen dalam The Mortification of Sin menulis:"Kekayaan duniawi bisa menjadi alat iblis untuk membutakan manusia dari kebutuhannya akan anugerah Allah."
C. Mamon Bisa Menghambat Kerohanian dan Ketaatan kepada Allah
Yesus berkata dalam Markus 8:36:"Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya?"
Orang yang mengejar kekayaan dengan mengorbankan iman dan ketaatannya kepada Allah sedang menempatkan dirinya dalam bahaya kekal.
4. Bagaimana Orang Kristen Seharusnya Memperlakukan Harta?
A. Menggunakan Harta untuk Kemuliaan Allah
1 Korintus 10:31 berkata:"Jika engkau makan atau minum, atau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya untuk kemuliaan Allah."
Orang Kristen dipanggil untuk menggunakan kekayaannya dengan bijaksana dan untuk memperluas Kerajaan Allah.
B. Hidup dalam Keseimbangan: Bukan Kemiskinan atau Kemewahan yang Berlebihan
Amsal 30:8-9 berkata:"Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan, biarkan aku menikmati makanan yang menjadi bagianku, supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku."
Teologi Reformed mengajarkan keseimbangan dalam hal kekayaan:
- Tidak hidup dalam kemewahan yang berlebihan.
- Tidak mengagungkan kemiskinan sebagai sesuatu yang lebih rohani.
C. Memberikan dengan Murah Hati
2 Korintus 9:7 mengajarkan bahwa orang percaya harus memberi dengan sukacita:"Hendaklah masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."
Orang Kristen dipanggil untuk menggunakan harta mereka untuk membantu orang miskin, mendukung pelayanan gereja, dan menyebarkan Injil.
Kesimpulan
Mamon dalam Alkitab bukan hanya sekadar kekayaan, tetapi segala sesuatu yang dapat menggantikan posisi Allah dalam hati manusia.
Teologi Reformed mengajarkan bahwa:
- Harta bukan dosa, tetapi cinta uang adalah dosa.
- Kita adalah pengelola harta, bukan pemiliknya.
- Harta harus digunakan untuk kemuliaan Allah.
- Jangan sampai harta menghalangi hubungan kita dengan Kristus.
Sebagai orang percaya, kita harus memilih untuk melayani Allah dan bukan mamon, karena hanya di dalam Kristus ada kekayaan sejati yang kekal.