Matius 16:24: Panggilan untuk Mengikut Kristus dengan Menyangkal Diri

Matius 16:24: Panggilan untuk Mengikut Kristus dengan Menyangkal Diri

Pendahuluan:

Matius 16:24 adalah salah satu pernyataan paling radikal dari Yesus mengenai apa artinya menjadi murid-Nya. Ayat ini berbunyi:

"Kemudian Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, 'Jika ada yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya sendiri, memikul salibnya, dan mengikut Aku.'" (Matius 16:24, AYT)

Dalam teologi Reformed, ayat ini memiliki makna yang mendalam karena berbicara tentang panggilan untuk murid Kristus, penyangkalan diri, memikul salib, dan ketaatan dalam pengikutan kepada Yesus. Artikel ini akan membahas makna Matius 16:24 dalam konteksnya, relevansinya dengan doktrin Reformed, serta implikasinya bagi kehidupan Kristen berdasarkan pandangan para teolog seperti John Calvin, R.C. Sproul, John Piper, Martyn Lloyd-Jones, dan lainnya.

1. Eksposisi Matius 16:24 dalam Konteks Injil Matius

Pasal 16 dalam Injil Matius merupakan bagian penting di mana Yesus mulai menyingkapkan kepada murid-murid-Nya tentang penderitaan yang akan Ia alami di Yerusalem. Ayat ini muncul setelah pengakuan Petrus bahwa Yesus adalah Mesias (Matius 16:16) dan setelah Yesus menegur Petrus karena tidak memahami misi sejati Mesias (Matius 16:22-23).

A. "Jika ada yang mau mengikuti Aku"

1. Panggilan Universal untuk Mengikut Kristus

Yesus membuka pernyataan-Nya dengan undangan bagi siapa pun yang ingin menjadi murid-Nya. Ini adalah panggilan bagi semua orang, tetapi dengan syarat yang jelas.

John MacArthur dalam The Gospel According to Jesus menekankan bahwa mengikuti Kristus bukan hanya soal percaya secara intelektual, tetapi juga tunduk dalam ketaatan penuh kepada-Nya.

Lukas 9:62 berkata:

"Yesus berkata kepadanya, 'Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang tidak layak untuk Kerajaan Allah.'"

2. Panggilan yang Tidak Populer

Mengikuti Yesus berarti siap menghadapi kesulitan. Teologi Reformed mengajarkan bahwa panggilan untuk mengikut Kristus bukanlah jalan yang mudah, tetapi adalah anugerah Allah yang memampukan kita untuk tetap setia.

Filipi 1:29 berkata:

"Sebab, kepada kamu telah dikaruniakan bukan hanya untuk percaya kepada Kristus, tetapi juga untuk menderita bagi Dia."

R.C. Sproul dalam Following Christ menegaskan bahwa iman sejati selalu menghasilkan kehidupan yang tunduk kepada kehendak Allah.

B. "Ia harus menyangkal dirinya sendiri"

1. Menyangkal Diri: Menyerahkan Hak atas Kehidupan Sendiri

Yesus tidak hanya meminta kita untuk mengikuti-Nya, tetapi juga untuk menyangkal diri. Kata "menyangkal" dalam bahasa Yunani (aparneomai) berarti menolak diri sendiri, menanggalkan hak pribadi, dan tunduk sepenuhnya kepada kehendak Tuhan.

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menulis:

"Menyangkal diri berarti tidak lagi hidup untuk diri sendiri, tetapi untuk kemuliaan Allah dan pelayanan kepada sesama."

Galatia 2:20 berkata:

"Aku telah disalibkan dengan Kristus, dan bukan lagi aku yang hidup, tetapi Kristus yang hidup di dalam aku."

2. Kehendak Allah di Atas Kehendak Diri Sendiri

Jonathan Edwards dalam Religious Affections menekankan bahwa seorang Kristen sejati akan semakin mengutamakan kehendak Allah dibanding keinginan dirinya sendiri.

Roma 12:1 berkata:

"Karena itu, Saudara-saudaraku, demi belas kasihan Allah, aku menasihatkan kamu untuk mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah."

C. "Memikul salibnya"

1. Salib sebagai Simbol Penderitaan dan Pengorbanan

Di zaman Yesus, salib adalah alat eksekusi yang mengerikan. Memikul salib berarti siap menderita, ditolak, dan bahkan mati demi Kristus.

Martyn Lloyd-Jones dalam Spiritual Depression menegaskan bahwa mengikut Yesus tidak berarti hidup nyaman, tetapi siap untuk menghadapi kesulitan demi kemuliaan Allah.

2 Timotius 3:12 berkata:

"Memang, semua orang yang mau hidup beribadah dalam Kristus Yesus akan dianiaya."

2. Menderita Bersama Kristus

Dalam teologi Reformed, penderitaan orang percaya bukanlah tanpa tujuan. Itu adalah bagian dari proses pengudusan dan persekutuan dengan Kristus.

Filipi 3:10 berkata:

"Aku ingin mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya serta persekutuan dalam penderitaan-Nya, sehingga aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya."

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa penderitaan dalam Kristus adalah tanda pengenalan sejati akan Dia.

D. "Dan mengikut Aku"

1. Mengikut Yesus Berarti Hidup dalam Ketaatan

Mengikuti Yesus bukan sekadar percaya kepada-Nya, tetapi hidup seperti Dia.

1 Yohanes 2:6 berkata:

"Barang siapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."

John Piper dalam Desiring God menekankan bahwa mengikut Kristus adalah hidup dalam sukacita sejati yang hanya bisa ditemukan dalam Dia.

2. Ketekunan dalam Mengikut Kristus

Teologi Reformed menegaskan bahwa mereka yang benar-benar milik Kristus akan bertahan sampai akhir dalam iman mereka.

Matius 24:13 berkata:

"Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan diselamatkan."

John Calvin menegaskan bahwa hanya mereka yang telah dilahirkan kembali oleh Roh Kudus yang dapat terus mengikut Yesus sampai akhir.

2. Matius 16:24 dan Doktrin Teologi Reformed

A. Keselamatan Hanya oleh Anugerah (Sola Gratia)

Penyangkalan diri dan memikul salib bukanlah cara untuk mendapatkan keselamatan, tetapi merupakan bukti bahwa seseorang telah diselamatkan oleh anugerah Allah.

Efesus 2:8-9 berkata:

"Sebab, karena anugerah kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, bukan hasil pekerjaanmu, supaya tidak ada orang yang memegahkan diri."

B. Kedaulatan Allah dalam Panggilan Murid-Murid-Nya

Hanya mereka yang dipilih oleh Allah yang dapat benar-benar menyangkal diri dan mengikut Kristus.

Yohanes 6:44 berkata:

"Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku jika Bapa yang mengutus Aku tidak menariknya."

C. Ketekunan Orang Kudus (Perseverance of the Saints)

Mereka yang telah dipilih Allah akan terus bertahan dalam mengikut Kristus, bahkan dalam penderitaan.

Filipi 1:6 berkata:

"Aku sungguh yakin bahwa Ia yang telah memulai pekerjaan baik di antara kamu, Ia juga yang akan menyempurnakannya sampai hari Yesus Kristus."

3. Implikasi Matius 16:24 dalam Kehidupan Kristen

A. Hidup dalam Ketaatan Penuh kepada Kristus

Kita harus tunduk kepada kehendak Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita.

B. Bersedia Menderita bagi Kristus

Kita harus siap menghadapi tantangan dan penganiayaan demi iman kita.

C. Mengandalkan Anugerah Allah dalam Mengikut Kristus

Hanya melalui kuasa Roh Kudus kita bisa tetap setia kepada Kristus.

Kesimpulan

Matius 16:24 mengajarkan bahwa:

  1. Mengikut Kristus berarti menyangkal diri.
  2. Mengikut Kristus berarti memikul salib dan siap menderita.
  3. Hanya oleh anugerah Allah kita dapat terus setia dalam pengikutan kita.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan penuh kepada Kristus dan siap untuk menderita demi nama-Nya.

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post