Perdagangan Surgawi (The Heavenly Trade)
Pendahuluan
Dalam dunia yang penuh dengan aktivitas ekonomi dan perdagangan, banyak orang mengukur keberhasilan hidup mereka berdasarkan kekayaan materi dan pencapaian duniawi. Namun, Alkitab dan teologi Reformed mengajarkan bahwa ada perdagangan yang jauh lebih mulia, yaitu "perdagangan surgawi" (The Heavenly Trade)—suatu konsep di mana manusia harus berinvestasi dalam hal-hal yang kekal daripada yang bersifat sementara.
Yesus berkata dalam Matius 6:19-20:
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga, di sana ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya."
Para teolog Reformed seperti John Calvin, Jonathan Edwards, Charles Spurgeon, R.C. Sproul, dan John Piper mengajarkan bahwa harta sejati bukanlah yang terkumpul di dunia ini, tetapi yang tersimpan di dalam Kristus untuk kehidupan kekal.
Dalam artikel ini, kita akan membahas apa yang dimaksud dengan perdagangan surgawi, bagaimana itu diterapkan dalam kehidupan Kristen, dan bagaimana kita dapat mengejar harta surgawi daripada harta duniawi.
1. Apa Itu Perdagangan Surgawi?
Dalam istilah sederhana, perdagangan surgawi berarti mengalihkan perhatian kita dari harta duniawi kepada harta yang kekal. Ini bukan berarti kita harus menolak segala bentuk kekayaan atau pekerjaan di dunia, tetapi kita dipanggil untuk menilai segala sesuatu berdasarkan nilai kekal yang ditetapkan Allah.
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menekankan bahwa harta terbesar seorang Kristen adalah Kristus itu sendiri, dan segala hal duniawi harus tunduk pada pencarian kita akan Dia.
Kolose 3:2 berkata:
"Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi."
a. Perdagangan Surgawi vs. Perdagangan Duniawi
Perdagangan duniawi seringkali berfokus pada pencapaian finansial, kesuksesan, dan kenyamanan hidup, sedangkan perdagangan surgawi menempatkan Kristus dan Kerajaan Allah sebagai prioritas utama.
Yesus berkata dalam Matius 16:26:
"Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya?"
John Piper menegaskan bahwa fokus utama kehidupan Kristen bukanlah menumpuk kekayaan duniawi, tetapi mengejar sukacita sejati dalam Tuhan yang bertahan sampai kekekalan.
2. Prinsip-Prinsip Perdagangan Surgawi dalam Alkitab
a. Meninggalkan Segala Sesuatu untuk Mengikuti Kristus
Dalam Matius 19:21, Yesus berkata kepada seorang muda yang kaya:
"Jika engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah kepada orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
Charles Spurgeon menekankan bahwa hati kita tidak boleh terikat pada kekayaan dunia, karena kekayaan sejati hanya ditemukan di dalam Kristus.
b. Menggunakan Harta Dunia untuk Tujuan Kekal
Lukas 16:9 berkata:
"Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi."
Jonathan Edwards mengajarkan bahwa kekayaan materi bukanlah tujuan akhir, tetapi alat untuk memuliakan Tuhan dan memberkati sesama.
c. Memberi dengan Sukacita sebagai Investasi Kekal
2 Korintus 9:6 berkata:
"Orang yang menabur sedikit akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak akan menuai banyak juga."
R.C. Sproul menegaskan bahwa memberi dengan sukacita adalah tanda bahwa hati kita tidak melekat pada kekayaan dunia, tetapi pada kemuliaan Allah.
3. Bagaimana Hidup dalam Perdagangan Surgawi?
a. Mengutamakan Kerajaan Allah
Matius 6:33 berkata:
"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."
John MacArthur menegaskan bahwa mereka yang mengutamakan Kerajaan Allah akan diberikan semua yang mereka perlukan oleh Tuhan, sesuai dengan kehendak-Nya.
b. Melakukan Perbuatan Baik sebagai Investasi Kekal
Efesus 2:10 berkata:
"Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya."
Jonathan Edwards menekankan bahwa setiap tindakan kasih dan pelayanan yang kita lakukan adalah bagian dari investasi kekal di dalam Tuhan.
c. Menyadari bahwa Dunia Ini Bukan Rumah Kita
Filipi 3:20 berkata:
"Karena kewargaan kita adalah di dalam surga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat."
Charles Spurgeon menegaskan bahwa seorang Kristen harus hidup dengan perspektif kekekalan, menyadari bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara.
4. Hambatan dalam Perdagangan Surgawi
a. Kecintaan terhadap Dunia
1 Yohanes 2:15 berkata:
"Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya."
John Piper menegaskan bahwa kecintaan terhadap dunia adalah penghalang utama bagi seseorang untuk benar-benar menginvestasikan hidupnya dalam perkara surgawi.
b. Rasa Takut akan Kekurangan
Matius 6:31-32 berkata:
"Janganlah kamu khawatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah."
John Calvin menekankan bahwa kehidupan orang percaya haruslah didasarkan pada kepercayaan penuh kepada pemeliharaan Allah.
c. Keserakahan dan Ketamakan
Lukas 12:15 berkata:
"Berjaga-jagalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidak tergantung dari kekayaannya itu."
R.C. Sproul menegaskan bahwa keserakahan dapat membutakan seseorang dari tujuan utama hidupnya, yaitu untuk memuliakan Allah.
5. Hadiah dari Perdagangan Surgawi
a. Upah yang Kekal di Surga
Matius 5:12 berkata:
"Bersukacitalah dan bergembiralah, karena upahmu besar di surga."
John MacArthur menegaskan bahwa setiap orang percaya yang hidup bagi Kristus akan menerima pahala yang kekal di hadapan Tuhan.
b. Kepuasan Sejati dalam Kristus
Mazmur 73:25-26 berkata:
"Siapa gerangan ada padaku di surga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi."
Jonathan Edwards menegaskan bahwa kebahagiaan tertinggi bukanlah harta duniawi, tetapi sukacita yang ditemukan di dalam Tuhan.
Kesimpulan
Dari perspektif teologi Reformed, perdagangan surgawi adalah prinsip Alkitabiah di mana orang percaya dipanggil untuk mencari harta yang kekal daripada mengejar hal-hal duniawi yang sementara.
Ringkasan Prinsip Perdagangan Surgawi:
- Harta sejati adalah yang tersimpan dalam Kristus, bukan di dunia.
- Kekayaan duniawi hanyalah alat untuk memuliakan Tuhan.
- Investasi terbesar adalah dalam pekerjaan Allah dan pelayanan kepada sesama.
- Hidup dalam perspektif kekekalan membebaskan dari kecemasan dan keserakahan.
- Upah sejati bukan di dunia ini, tetapi dalam kekekalan bersama Kristus.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam terang Kerajaan Allah, mencari hal-hal yang kekal, dan melepaskan segala sesuatu yang menghalangi kita dari mengejar kemuliaan Tuhan.