Yesus sebagai Anak Manusia
Pendahuluan:
Salah satu gelar yang paling sering digunakan oleh Yesus dalam Injil adalah "Anak Manusia". Istilah ini muncul lebih dari 80 kali dalam Perjanjian Baru, terutama dalam perkataan Yesus sendiri. Namun, apa sebenarnya makna dari gelar ini?
- Apakah gelar "Anak Manusia" hanya menunjukkan kemanusiaan Yesus?
- Mengapa Yesus lebih sering menyebut diri-Nya "Anak Manusia" daripada "Anak Allah"?
- Bagaimana pemahaman ini memperkaya iman kita?
Dalam teologi Reformed, para teolog seperti John Calvin, Jonathan Edwards, R.C. Sproul, John Piper, dan Charles Spurgeon menegaskan bahwa "Anak Manusia" bukan hanya menunjuk pada kemanusiaan Yesus, tetapi juga pada keilahian-Nya dan peran-Nya sebagai Mesias yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama.
Artikel ini akan membahas makna teologis dari gelar "Anak Manusia", hubungannya dengan nubuat Perjanjian Lama, serta relevansinya bagi iman Kristen saat ini.
1. "Anak Manusia" dalam Perjanjian Lama
A. Daniel 7:13-14 – Nubuat tentang Anak Manusia
Salah satu latar belakang terpenting untuk memahami istilah "Anak Manusia" berasal dari Daniel 7:13-14, di mana seorang seperti "anak manusia" datang dengan awan ke hadirat Allah.
Daniel 7:13-14 berkata:
"Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti Anak Manusia; ia menghadap Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan, kemuliaan, dan kerajaan, supaya segala bangsa, suku bangsa, dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaan-Nya adalah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaan-Nya ialah kerajaan yang tidak akan musnah."
Jonathan Edwards menjelaskan bahwa:
"Gelar 'Anak Manusia' dalam Daniel 7 tidak hanya menunjukkan kemanusiaan, tetapi juga menegaskan bahwa Ia adalah Raja yang berdaulat atas seluruh ciptaan."
B. "Anak Manusia" sebagai Raja Mesianis
Dalam nubuat Daniel, "Anak Manusia" adalah figur Mesianis yang menerima kekuasaan dan kemuliaan dari Allah sendiri. Ini berarti bahwa ketika Yesus menyebut diri-Nya "Anak Manusia", Ia sedang mengklaim posisi-Nya sebagai Mesias yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama.
C. Apa Artinya bagi Kita?
- Yesus bukan hanya seorang manusia biasa, tetapi Raja yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama.
- Gelar "Anak Manusia" menegaskan bahwa Yesus memiliki otoritas ilahi atas seluruh dunia.
2. "Anak Manusia" dan Kemanusiaan Yesus
A. Yesus adalah Manusia Sejati
Yesus, sebagai "Anak Manusia", mengalami semua aspek kehidupan manusia:
- Kelelahan (Yohanes 4:6)
- Lapar dan haus (Matius 4:2, Yohanes 19:28)
- Kesedihan dan tangisan (Yohanes 11:35)
- Penderitaan dan kematian (Markus 8:31)
Ibrani 2:17 berkata:
"Itulah sebabnya, dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang penuh belas kasihan dan setia dalam hal-hal yang berhubungan dengan Allah, untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa."
R.C. Sproul menegaskan bahwa:
"Jika Yesus bukan manusia sejati, maka Ia tidak bisa menjadi Imam Besar yang memahami penderitaan kita dan menebus dosa kita."
B. Mengapa Yesus Harus Menjadi Manusia?
- Agar dapat mati menggantikan manusia (Roma 5:12-19).
- Agar dapat menggenapi hukum Allah secara sempurna (Matius 5:17).
- Agar dapat memahami kelemahan kita dan menjadi perantara kita (Ibrani 4:15).
C. Apa Artinya bagi Kita?
- Yesus memahami penderitaan kita karena Ia sendiri pernah mengalaminya.
- Keselamatan kita terjamin karena Yesus adalah pengganti yang sempurna bagi manusia.
3. "Anak Manusia" dan Keilahian Yesus
A. Yesus Berkuasa Mengampuni Dosa
Yesus menyebut diri-Nya "Anak Manusia" ketika Ia mengampuni dosa, suatu tindakan yang hanya bisa dilakukan oleh Allah.
Markus 2:10-11 berkata:
"Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" — lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"
Charles Spurgeon menegaskan bahwa:
"Jika Yesus hanya seorang manusia biasa, maka klaim-Nya untuk mengampuni dosa adalah penghujatan. Tetapi karena Ia adalah Allah yang menjelma menjadi manusia, klaim-Nya adalah kebenaran."
B. Yesus Akan Datang dalam Kemuliaan
Yesus juga berbicara tentang kedatangan-Nya kembali sebagai Anak Manusia yang mulia.
Matius 24:30 berkata:
"Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit, dan semua bangsa di bumi akan meratap, dan mereka akan melihat Anak Manusia datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya."
John Piper menjelaskan bahwa:
"Yesus sebagai Anak Manusia bukan hanya berbicara tentang penderitaan-Nya di dunia, tetapi juga tentang kemuliaan dan kemenangan-Nya yang akan datang."
C. Apa Artinya bagi Kita?
- Yesus bukan hanya manusia, tetapi juga Allah yang berkuasa mengampuni dosa.
- Kita harus siap menyambut kedatangan-Nya kembali dalam kemuliaan.
4. "Anak Manusia" dan Penderitaan Yesus
A. Yesus sebagai Hamba yang Menderita
Yesus menggunakan istilah "Anak Manusia" ketika berbicara tentang penderitaan dan kematian-Nya.
Markus 8:31 berkata:
"Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan, dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari."
Jonathan Edwards menegaskan bahwa:
"Kematian Yesus sebagai Anak Manusia adalah puncak dari rencana keselamatan Allah bagi manusia."
B. Yesus Datang untuk Melayani dan Menebus
Markus 10:45 berkata:
"Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
C. Apa Artinya bagi Kita?
- Yesus adalah Mesias yang bukan hanya berkuasa, tetapi juga rela menderita untuk menyelamatkan kita.
- Kita dipanggil untuk mengikuti teladan-Nya dalam kerendahan hati dan pengorbanan.
Kesimpulan: Makna Yesus sebagai "Anak Manusia"
Dari pembahasan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa:
- "Anak Manusia" adalah gelar Mesianis yang dinubuatkan dalam Daniel 7.
- Gelar ini menegaskan kemanusiaan Yesus yang sejati.
- Yesus sebagai Anak Manusia juga menegaskan keilahian-Nya dan otoritas-Nya untuk mengampuni dosa.
- Yesus menggunakan gelar ini untuk menekankan penderitaan dan pengorbanan-Nya bagi umat manusia.
Sebagai orang percaya, kita harus memahami bahwa Yesus sebagai Anak Manusia bukan hanya datang untuk menjadi contoh moral, tetapi untuk menjadi Raja, Juruselamat, dan Hakim atas dunia.
Soli Deo Gloria!