1 Petrus 1:12: Wahyu Injil dan Keajaiban Anugerah

1 Petrus 1:12: Wahyu Injil dan Keajaiban Anugerah

Pendahuluan

Surat 1 Petrus ditulis kepada jemaat yang tersebar di Asia Kecil yang mengalami penderitaan dan penganiayaan karena iman mereka. Dalam 1 Petrus 1:12, Rasul Petrus menjelaskan bahwa para nabi Perjanjian Lama telah menubuatkan kedatangan Kristus, tetapi mereka tidak mengalami penggenapannya sendiri. Sebaliknya, mereka melayani orang percaya di zaman Perjanjian Baru, yang sekarang menerima Injil dengan kuasa Roh Kudus.

Berikut adalah teks 1 Petrus 1:12 dalam Alkitab AYT:

"Kepada para nabi itu dinyatakan bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dalam hal-hal yang kini telah disampaikan kepadamu melalui orang-orang yang mengabarkan Injil kepadamu dengan Roh Kudus yang diutus dari surga, hal-hal itulah yang sangat ingin disaksikan oleh para malaikat."

Ayat ini mengandung makna teologis yang mendalam tentang pewahyuan Allah, penggenapan nubuat, peran Roh Kudus, dan keajaiban Injil yang bahkan ingin disaksikan oleh malaikat.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna sejati dari 1 Petrus 1:12, berdasarkan pandangan teologi Reformed, dengan merujuk pada pemikiran John Calvin, Charles Hodge, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul.

1. Konteks Historis dan Sastra

a. Latar Belakang Surat 1 Petrus

Petrus menulis surat ini kepada orang-orang percaya yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia, dan Bitinia (1 Petrus 1:1). Mereka mengalami penderitaan karena iman mereka, dan Petrus meneguhkan mereka dengan mengingatkan tentang anugerah keselamatan yang telah diberikan kepada mereka melalui Kristus.

Dalam pasal 1, Petrus menyoroti bahwa keselamatan ini telah dinubuatkan sejak lama, tetapi baru digenapi dalam zaman Perjanjian Baru.

b. Hubungan dengan Ayat Sebelumnya

Dalam 1 Petrus 1:10-11, Petrus menjelaskan bahwa para nabi Perjanjian Lama mencari tahu tentang kedatangan Mesias dan penderitaan-Nya. Namun, mereka hanya menerima pewahyuan bahwa penggenapan janji itu bukan untuk zaman mereka, tetapi untuk generasi setelahnya.

Ayat 12 melanjutkan pemikiran ini dengan menjelaskan bahwa:

  1. Para nabi melayani orang percaya di masa kini, bukan diri mereka sendiri.
  2. Penggenapan janji itu kini disampaikan melalui pemberitaan Injil oleh Roh Kudus.
  3. Malaikat pun ingin menyaksikan keajaiban keselamatan ini.

2. Eksposisi Ayat dan Makna Teologis

a. "Kepada para nabi itu dinyatakan bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu..."

Para nabi Perjanjian Lama seperti Yesaya, Yeremia, Daniel, dan Zakharia telah menerima wahyu tentang kedatangan Kristus dan keselamatan dalam Injil. Namun, mereka tidak melihat penggenapan janji tersebut dalam hidup mereka.

John Calvin dalam Commentary on 1 Peter menulis:

"Para nabi dengan sabar menantikan janji Allah, meskipun mereka tahu bahwa mereka sendiri tidak akan melihatnya tergenapi. Ini menunjukkan bahwa pewahyuan Allah memiliki rencana yang lebih besar dari sekadar satu generasi."

Ini menegaskan bahwa keselamatan dalam Kristus telah direncanakan sejak awal, dan umat Allah dalam Perjanjian Lama hanya bisa melihatnya dari kejauhan (Ibrani 11:13).

Dalam teologi Reformed, ini sejalan dengan doktrin Providensi Allah, di mana Allah bekerja melalui sejarah untuk menggenapi rencana keselamatan-Nya.

b. "Hal-hal yang kini telah disampaikan kepadamu melalui orang-orang yang mengabarkan Injil kepadamu..."

Keselamatan yang dinubuatkan oleh para nabi kini telah digenapi dan diberitakan kepada orang percaya melalui pemberitaan Injil oleh para rasul dan penginjil.

Charles Hodge dalam Systematic Theology menekankan bahwa:

"Injil bukanlah ide manusia, tetapi pewahyuan Allah yang digenapi dalam Kristus dan diberitakan dengan kuasa Roh Kudus."

Ini menegaskan otoritas pemberitaan Injil dan bahwa keselamatan hanya datang melalui firman Allah yang diberitakan dengan setia (Roma 10:17).

c. "...dengan Roh Kudus yang diutus dari surga..."

Bagian ini menegaskan bahwa pemberitaan Injil tidak dilakukan dengan kekuatan manusia, tetapi oleh kuasa Roh Kudus.

Louis Berkhof dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa:

"Roh Kudus adalah agen utama dalam pewahyuan dan pemberitaan Injil. Dia yang menginsafkan, menerangi, dan memberikan iman kepada orang percaya."

Tanpa Roh Kudus, manusia tidak akan dapat memahami dan menerima Injil (1 Korintus 2:14).

d. "Hal-hal itulah yang sangat ingin disaksikan oleh para malaikat."

Bagian ini menggambarkan betapa luar biasanya rencana keselamatan Allah, sehingga bahkan para malaikat ingin menyelidikinya.

R.C. Sproul dalam Chosen by God menulis:

"Keselamatan manusia adalah demonstrasi paling menakjubkan dari kasih dan keadilan Allah, sehingga bahkan para malaikat yang kudus pun ingin memahaminya."

Ini menunjukkan keunikan keselamatan dalam Kristus, yang tidak diberikan kepada malaikat, tetapi kepada manusia berdosa (Ibrani 2:16).

3. Aplikasi Teologi Reformed dalam Kehidupan Sehari-hari

a. Bersyukur atas Anugerah Keselamatan

Orang percaya di Perjanjian Baru menerima pewahyuan penuh tentang Kristus, sesuatu yang bahkan para nabi dan malaikat ingin saksikan.

Sebagai orang percaya, kita harus:
Bersyukur karena kita hidup di zaman di mana Injil telah digenapi.
Menghargai pewahyuan Allah dalam Kitab Suci.
Tidak menganggap remeh anugerah keselamatan dalam Kristus.

b. Mengandalkan Roh Kudus dalam Pemberitaan Injil

Roh Kudus adalah agen utama dalam pewartaan Injil, sehingga kita harus:
Bersandar pada kuasa Roh Kudus dalam penginjilan (Kisah Para Rasul 1:8).
Memohon pimpinan Roh Kudus dalam memahami firman Tuhan (Yohanes 16:13).

c. Tetap Setia Meskipun Tidak Melihat Hasil Langsung

Para nabi Perjanjian Lama melayani generasi yang datang setelah mereka, tanpa melihat hasil dari pelayanan mereka. Ini mengajarkan bahwa kita harus tetap setia, bahkan jika kita tidak langsung melihat hasil dari pelayanan kita.

Sebagai orang percaya, kita harus:
Setia melayani Tuhan meskipun hasilnya tidak langsung terlihat.
Percaya bahwa firman Tuhan tidak akan kembali dengan sia-sia (Yesaya 55:11).

Kesimpulan

1 Petrus 1:12 mengajarkan bahwa keselamatan dalam Kristus telah dinubuatkan sejak lama, diberitakan oleh Roh Kudus, dan merupakan sesuatu yang luar biasa bahkan bagi para malaikat.

Dalam teologi Reformed, ayat ini menegaskan bahwa:

  1. Pewahyuan Allah tentang keselamatan adalah progresif – dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru.
  2. Pemberitaan Injil harus dilakukan dengan kuasa Roh Kudus – bukan hanya dengan hikmat manusia.
  3. Keselamatan dalam Kristus adalah sesuatu yang agung, yang bahkan malaikat ingin saksikan.

Sebagai orang percaya, kita harus bersyukur atas anugerah Injil, setia dalam pelayanan, dan bergantung pada Roh Kudus dalam memberitakan firman Allah.

Next Post Previous Post