2 Korintus 3:12-17: Kebebasan dalam Kristus

Pendahuluan
Surat 2 Korintus adalah salah satu surat Rasul Paulus yang menekankan pelayanan Perjanjian Baru, yang lebih mulia dibandingkan Perjanjian Lama. Dalam 2 Korintus 3:12-17, Paulus berbicara tentang keberanian dalam Injil, selubung yang menghalangi pengertian Israel, dan kebebasan yang ada dalam Kristus.
Eksposisi ini akan menguraikan ayat-ayat tersebut berdasarkan pandangan teolog Reformed seperti John Calvin, Charles Hodge, Herman Ridderbos, dan lainnya.
Eksposisi 2 Korintus 3:12-17
1. 2 Korintus 3:12: Keberanian dalam Injil
"Karena memiliki pengharapan yang seperti ini, kami menggunakan keberanian besar," (2 Korintus 3:12, AYT).
Paulus menyatakan bahwa karena pengharapan dalam Injil, dia memiliki keberanian besar dalam pelayanannya. Kata Yunani yang digunakan di sini adalah parrēsia, yang berarti "keberanian berbicara dengan terbuka."
John Calvin dalam komentarnya menjelaskan bahwa keberanian Paulus didasarkan pada superioritas Perjanjian Baru. Dia tidak perlu menyembunyikan apa pun, tidak seperti Musa yang menutupi wajahnya dengan selubung (2 Korintus 3:13).
Charles Hodge menekankan bahwa pengharapan ini merujuk pada kemuliaan kekal dalam Kristus, yang jauh lebih besar dibandingkan hukum Taurat yang bersifat sementara. Oleh karena itu, para pelayan Injil harus memiliki keberanian dalam menyatakan kebenaran.
2. 2 Korintus 3:13: Selubung Musa dan Kemuliaan yang Memudar
"dan tidak seperti Musa, yang menaruh selubung di wajahnya supaya anak-anak Israel tidak dapat melihat akhir dari apa yang memudar itu." (2 Korintus 3:13, AYT).
Paulus merujuk pada Keluaran 34:29-35, di mana Musa menutupi wajahnya setelah berbicara dengan Allah karena kemuliaan di wajahnya mulai memudar. Herman Ridderbos berpendapat bahwa ini melambangkan ketidakmampuan Israel untuk memahami sifat sementara dari Perjanjian Lama.
John MacArthur menambahkan bahwa Musa menggunakan selubung agar bangsa Israel tidak melihat bahwa kemuliaan itu memudar. Ini kontras dengan Perjanjian Baru di mana kemuliaan Kristus bersifat kekal dan tidak memudar.
3. 2 Korintus 3:14-15: Pikiran yang Dikeraskan
"Namun, pikiran mereka telah dikeraskan. Sampai hari ini, dalam pembacaan perjanjian yang lama, selubung yang sama tetap tidak diangkat karena hanya di dalam Kristus selubung itu dapat diangkat." (2 Korintus 3:14, AYT).
"Bahkan sampai hari ini, ketika kitab Musa dibaca, sebuah selubung menutupi hati mereka." (2 Korintus 3:15, AYT).
Paulus menegaskan bahwa bangsa Israel tetap buta rohani terhadap kebenaran Injil. Istilah "pikiran yang dikeraskan" (epōrōthē) menunjukkan kebutaan rohani yang diakibatkan oleh dosa.
John Calvin menyoroti bahwa ini bukan hanya ketidakmampuan intelektual, tetapi juga kebebalan hati. Selubung yang menutupi hati Israel hanya dapat diangkat oleh Kristus.
Charles Hodge menambahkan bahwa orang-orang Yahudi pada zaman Paulus masih terikat pada hukum Taurat, tidak menyadari bahwa hukum itu mengarah kepada Kristus sebagai pemenuhannya.
4. 2 Korintus 3:16: Selubung yang Diangkat dalam Kristus
"Namun, saat seseorang berbalik kepada Tuhan, selubung itu akan diangkat." (2 Korintus 3:16, AYT).
Ayat ini adalah kunci pemahaman rohani. Paulus menegaskan bahwa hanya melalui pertobatan kepada Kristus, kebutaan rohani bisa disingkirkan.
Matthew Henry dalam tafsirannya menjelaskan bahwa ini mengacu pada pembukaan mata rohani seseorang yang menerima Injil. Dalam Perjanjian Lama, selubung menandakan pemisahan, tetapi dalam Perjanjian Baru, Kristus telah membuka jalan bagi semua orang untuk melihat kemuliaan Allah.
5. 2 Korintus 3:17: Roh Tuhan dan Kemerdekaan dalam Kristus
"Tuhan adalah Roh dan di tempat Roh Tuhan hadir, di sana ada kemerdekaan." (2 Korintus 3:17, AYT).
Ayat ini menekankan pekerjaan Roh Kudus dalam membawa kebebasan sejati kepada orang percaya. Kemerdekaan ini mencakup:
- Kemerdekaan dari hukum Taurat (Roma 8:2).
- Kemerdekaan dari kuasa dosa (Roma 6:18).
- Kemerdekaan untuk mendekati Allah dengan penuh keyakinan (Ibrani 4:16).
John Owen, seorang teolog Puritan, menyatakan bahwa kebebasan ini adalah kebebasan dari kebutaan rohani dan perbudakan dosa. Roh Kudus memperbarui hati dan memberi kemampuan untuk mengasihi Allah dengan benar.
Aplikasi Teologis dalam Kehidupan Kristen
-
Keberanian dalam Menghidupi Injil
Paulus mengajarkan bahwa pengharapan dalam Kristus harus menghasilkan keberanian dalam iman. Seorang Kristen tidak boleh malu memberitakan kebenaran, baik dalam pengajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari. -
Bahaya Kekerasan Hati
Selubung yang menutupi hati bangsa Israel adalah gambaran kebutaan rohani. Ini juga dapat terjadi pada orang Kristen yang mengabaikan firman Tuhan. Oleh karena itu, kita perlu selalu meminta Roh Kudus untuk membuka hati kita. -
Keselamatan Hanya Melalui Kristus
Paulus menegaskan bahwa hanya dalam Kristus selubung itu diangkat. Ini mengingatkan kita bahwa keselamatan tidak datang melalui perbuatan baik, tetapi hanya melalui iman dalam Yesus Kristus. -
Hidup dalam Kemerdekaan Roh Kudus
Kita dipanggil untuk hidup dalam kebebasan yang diberikan oleh Roh Kudus, bukan dalam perbudakan dosa atau hukum Taurat. Ini berarti hidup dalam kasih karunia, bukan dalam usaha manusia untuk mendapatkan keselamatan.
Kesimpulan
2 Korintus 3:12-17 adalah bagian yang kaya akan makna teologis. Paulus mengontraskan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, menunjukkan bagaimana Injil membawa kebebasan sejati.
Berdasarkan pandangan teolog Reformed, kita memahami bahwa:
- Injil memberi keberanian dalam memberitakan kebenaran.
- Selubung rohani hanya dapat diangkat dalam Kristus.
- Roh Kudus membawa kebebasan sejati bagi umat percaya.
Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk hidup dalam terang Injil, bebas dari belenggu dosa, dan berani menyatakan kebenaran. Semoga kebenaran ini menguatkan iman kita dan membawa kita lebih dekat kepada Kristus.