A Body of Divinity: Fondasi Teologi Reformed dalam Pemahaman Doktrin Kristen

A Body of Divinity: Fondasi Teologi Reformed dalam Pemahaman Doktrin Kristen

Pendahuluan

A Body of Divinity adalah salah satu karya teologi klasik yang ditulis oleh Thomas Watson, seorang teolog Puritan abad ke-17. Buku ini merupakan kumpulan ajaran doktrinal yang mendalam, membahas berbagai aspek iman Kristen berdasarkan pengakuan iman Reformed. Karya ini menjadi salah satu referensi utama dalam studi teologi sistematis, karena menguraikan dengan jelas doktrin-doktrin fundamental dalam Kekristenan, seperti otoritas Kitab Suci, sifat Allah, dosa, keselamatan, dan hukum moral.

Dalam teologi Reformed, pemahaman yang benar tentang doktrin Allah dan karya-Nya adalah dasar bagi kehidupan Kristen yang sehat. Oleh karena itu, artikel ini akan mengulas isi utama dari A Body of Divinity dengan mengacu pada pemikiran teolog Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan Charles Hodge, serta implikasinya bagi kehidupan Kristen.

1. Otoritas Kitab Suci sebagai Fondasi Iman

A. Alkitab sebagai Sumber Pengetahuan tentang Allah

Teologi Reformed berpegang pada prinsip Sola Scriptura, yaitu keyakinan bahwa Kitab Suci adalah satu-satunya otoritas tertinggi dalam iman dan kehidupan Kristen. Thomas Watson dalam A Body of Divinity menegaskan bahwa tidak ada kebenaran yang dapat melebihi atau bertentangan dengan firman Allah.

Ayat pendukung:

  • 2 Timotius 3:16-17 – “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”
  • Mazmur 119:105 – “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion juga menekankan bahwa Alkitab adalah wahyu Allah yang tidak dapat salah dan mencukupi untuk membimbing umat-Nya dalam segala aspek kehidupan.

B. Inspirasi dan Ketidakbersalahan Alkitab

Louis Berkhof dalam Systematic Theology menegaskan bahwa Alkitab bukan hanya sekadar tulisan manusia, tetapi sepenuhnya diinspirasikan oleh Roh Kudus. Oleh karena itu, Alkitab tidak dapat salah (infallible) dan bebas dari kesalahan (inerrant).

2. Doktrin Allah dan Atribut-Nya

A. Keberadaan dan Sifat Allah

Dalam A Body of Divinity, Thomas Watson menjelaskan bahwa Allah adalah Pribadi yang kekal, tidak berubah, dan mahakuasa. Ia memiliki atribut-atribut yang sempurna, seperti:

  1. Kekekalan Allah – Ia tidak memiliki awal dan akhir (Mazmur 90:2).
  2. Ketidakterbatasan Allah – Ia melampaui batasan ruang dan waktu (Yeremia 23:24).
  3. Kedaulatan Allah – Segala sesuatu terjadi menurut rencana-Nya (Efesus 1:11).
  4. Kudus dan Adil – Allah tidak bisa berkompromi dengan dosa (Yesaya 6:3).

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menyatakan bahwa pengertian yang benar tentang Allah adalah dasar dari seluruh sistem teologi. Jika seseorang memiliki pemahaman yang salah tentang Allah, maka pemahamannya tentang keselamatan dan kehidupan Kristen juga akan menyimpang.

B. Tritunggal: Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus

Thomas Watson menegaskan bahwa Allah yang sejati adalah satu dalam esensi, tetapi tiga dalam pribadi: Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

Ayat pendukung:

  • Matius 28:19 – “Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.”
  • 2 Korintus 13:14 – “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu semua.”

Herman Bavinck menambahkan bahwa doktrin Tritunggal adalah misteri yang tidak bisa sepenuhnya dipahami oleh akal manusia, tetapi dinyatakan dalam Kitab Suci dan harus diterima dengan iman.

3. Doktrin Dosa dan Kejatuhan Manusia

A. Natur Dosa dan Kerusakan Total

Thomas Watson dalam A Body of Divinity menegaskan bahwa dosa bukan hanya tindakan yang salah, tetapi juga kondisi natur manusia yang telah rusak sejak kejatuhan Adam.

Ayat pendukung:

  • Roma 3:23 – “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.”
  • Yeremia 17:9 – “Hati manusia lebih licik daripada segala sesuatu, hatinya sangat jahat.”

John Calvin dalam Institutes memperkenalkan konsep Total Depravity (Kerusakan Total), yang menyatakan bahwa dosa telah merusak setiap aspek kehidupan manusia—pikiran, kehendak, dan perasaan. Oleh karena itu, manusia tidak dapat mencari Allah dengan kekuatannya sendiri.

B. Konsekuensi Kejatuhan

Konsekuensi utama dari dosa adalah:

  1. Hukuman Allah – Manusia berada di bawah murka Allah (Roma 6:23).
  2. Kebutuhan akan Penebusan – Hanya Kristus yang dapat membebaskan manusia dari dosa (1 Timotius 2:5).

4. Doktrin Keselamatan dalam Kristus

A. Kristus sebagai Pengganti dan Penebus

Thomas Watson dengan tegas menyatakan bahwa keselamatan hanya mungkin melalui Yesus Kristus, yang telah memenuhi tuntutan hukum Allah melalui hidup-Nya yang sempurna dan kematian-Nya sebagai pengganti orang berdosa.

Ayat pendukung:

  • 2 Korintus 5:21 – “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita menjadi kebenaran Allah.”
  • Efesus 2:8-9 – “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu.”

John Calvin dalam Institutes menegaskan bahwa keselamatan bukan hasil usaha manusia, tetapi murni anugerah Allah dalam Kristus.

B. Doktrin Pembenaran oleh Iman (Sola Fide)

Teologi Reformed menegaskan bahwa pembenaran terjadi melalui iman, bukan perbuatan. Louis Berkhof menjelaskan bahwa ketika seseorang percaya kepada Kristus, kebenaran Kristus diperhitungkan kepadanya (imputed righteousness), dan ia dianggap benar di hadapan Allah.

5. Hukum Allah dan Kehidupan Kristen

A. Hukum Moral sebagai Panduan Hidup

Dalam A Body of Divinity, Thomas Watson mengajarkan bahwa Sepuluh Perintah Allah tetap relevan bagi orang percaya sebagai standar moral.

Ayat pendukung:

  • Matius 5:17 – “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”

John Calvin mengajarkan bahwa hukum memiliki tiga fungsi:

  1. Sebagai cermin untuk menunjukkan dosa manusia.
  2. Sebagai pengekang kejahatan di masyarakat.
  3. Sebagai panduan bagi orang percaya dalam hidup kudus.

Kesimpulan

A Body of Divinity oleh Thomas Watson memberikan fondasi doktrinal yang kuat bagi teologi Reformed, mencakup otoritas Kitab Suci, sifat Allah, dosa manusia, keselamatan dalam Kristus, dan kehidupan Kristen.

Doktrin-doktrin ini tidak hanya bersifat akademis, tetapi juga memiliki dampak nyata dalam kehidupan orang percaya. Dengan memahami ajaran yang benar, kita dapat hidup dalam kepastian keselamatan, ketaatan kepada Allah, dan semangat untuk memberitakan Injil kepada dunia.

Next Post Previous Post