Ekonomi Perjanjian antara Allah dan Manusia
Pendahuluan:
(Memahami Teologi Perjanjian dalam Perspektif Reformed Berdasarkan Alkitab dan Pemikiran Para Teolog Reformed)
Teologi Perjanjian (Covenant Theology) adalah salah satu pilar utama dalam teologi Reformed. Konsep ini menegaskan bahwa Allah berhubungan dengan manusia melalui perjanjian-perjanjian yang Ia tetapkan, yang menunjukkan kasih karunia, keadilan, dan kedaulatan-Nya dalam sejarah keselamatan.
Salah satu teolog Reformed yang paling berpengaruh dalam doktrin ini adalah Herman Witsius, seorang teolog Belanda abad ke-17, yang menulis The Economy of the Covenants Between God and Man. Dalam karyanya, Witsius menjelaskan bagaimana seluruh Kitab Suci dapat dipahami melalui struktur perjanjian yang Allah buat dengan manusia, mulai dari Perjanjian Penciptaan, Perjanjian Anugerah, hingga penggenapannya dalam Kristus.
Para teolog Reformed lainnya seperti John Calvin, Jonathan Edwards, R.C. Sproul, John Piper, dan Wayne Grudem juga menegaskan bahwa perjanjian adalah fondasi dari hubungan Allah dengan umat-Nya dan menjadi kunci utama dalam memahami keselamatan dan kehendak Allah.
Dalam artikel ini, kita akan membahas:
- Apa Itu Teologi Perjanjian?
- Perjanjian Penciptaan: Perjanjian Allah dengan Adam
- Perjanjian Anugerah: Keselamatan dalam Kristus
- Perbedaan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
- Implikasi Teologi Perjanjian bagi Hidup Orang Percaya
1. Apa Itu Teologi Perjanjian?
a. Definisi Teologi Perjanjian
Teologi Perjanjian adalah cara memahami Alkitab sebagai satu kesatuan yang terhubung melalui perjanjian-perjanjian yang Allah buat dengan manusia.
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menegaskan bahwa perjanjian-perjanjian Allah adalah ekspresi kasih karunia-Nya dan alat yang Ia gunakan untuk menebus umat-Nya.
Dalam teologi Reformed, ada dua perjanjian utama yang membentuk hubungan antara Allah dan manusia:
- Perjanjian Penciptaan (Covenant of Works)
- Perjanjian Anugerah (Covenant of Grace)
b. Mengapa Perjanjian Penting dalam Alkitab?
Perjanjian adalah cara Allah mengatur hubungan-Nya dengan manusia. Allah selalu bekerja melalui perjanjian, baik dengan Adam, Nuh, Abraham, Musa, Daud, maupun dalam Kristus.
“Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku.” (Yeremia 31:33, AYT)
R.C. Sproul menegaskan bahwa tanpa pemahaman tentang perjanjian, kita akan kehilangan struktur utama dalam narasi Alkitab.
2. Perjanjian Penciptaan: Perjanjian Allah dengan Adam
a. Perjanjian dengan Adam (Covenant of Works)
Sebelum kejatuhan manusia, Allah membuat perjanjian dengan Adam di Taman Eden:
“Tetapi dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah engkau makan, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” (Kejadian 2:17, AYT)
Herman Witsius menjelaskan bahwa ini adalah perjanjian ketaatan: jika Adam taat, ia akan menerima hidup kekal; tetapi jika ia gagal, ia akan mengalami kematian.
b. Kegagalan Adam dan Dampaknya bagi Umat Manusia
Adam gagal memenuhi perjanjian ini, sehingga dosa dan kematian masuk ke dalam dunia:
“Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia melalui satu orang, dan melalui dosa itu juga maut, demikianlah maut telah menjalar kepada semua orang.” (Roma 5:12, AYT)
Jonathan Edwards menegaskan bahwa karena Adam adalah kepala perjanjian bagi seluruh umat manusia, kegagalannya menyebabkan seluruh keturunannya terikat dalam dosa.
Namun, Allah tidak meninggalkan manusia dalam keadaan berdosa. Ia menetapkan Perjanjian Anugerah sebagai jalan keselamatan.
3. Perjanjian Anugerah: Keselamatan dalam Kristus
a. Janji Keselamatan dalam Kejadian 3:15
Setelah kejatuhan, Allah berjanji bahwa akan ada seorang yang akan mengalahkan dosa dan Iblis:
“Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu.” (Kejadian 3:15, AYT)
Ini adalah nubuat pertama tentang Kristus, yang akan datang sebagai Adam kedua untuk menebus umat-Nya.
b. Penggenapan Perjanjian Anugerah dalam Kristus
Yesus Kristus datang sebagai penggenapan Perjanjian Anugerah:
“Sebab sama seperti semua orang mati dalam Adam, demikian juga semua orang akan dihidupkan dalam Kristus.” (1 Korintus 15:22, AYT)
Wayne Grudem dalam Systematic Theology menegaskan bahwa Yesus adalah kepala perjanjian baru yang memenuhi tuntutan hukum Allah dan memberikan keselamatan bagi umat pilihan-Nya.
4. Perbedaan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
a. Perjanjian Lama: Bayangan dari Perjanjian yang Akan Datang
Dalam Perjanjian Lama, keselamatan dinyatakan melalui sistem korban dan hukum Musa, tetapi semua itu hanyalah bayangan dari Kristus:
“Hukum Taurat hanyalah bayangan dari hal-hal baik yang akan datang, bukan gambaran yang sesungguhnya.” (Ibrani 10:1, AYT)
John Piper menegaskan bahwa Perjanjian Lama adalah persiapan bagi kedatangan Yesus, yang akan menjadi penggenapan sejati dari janji-janji Allah.
b. Perjanjian Baru: Keselamatan dalam Kristus
Yesus menetapkan Perjanjian Baru dalam darah-Nya, yang menggantikan sistem lama:
“Cawan ini adalah perjanjian baru dalam darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.” (Lukas 22:20, AYT)
R.C. Sproul menegaskan bahwa Perjanjian Baru adalah penggenapan sempurna dari Perjanjian Anugerah yang telah Allah tetapkan sejak Kejadian.
5. Implikasi Teologi Perjanjian bagi Hidup Orang Percaya
a. Jaminan Keselamatan
Karena keselamatan didasarkan pada Perjanjian Anugerah, kita dapat memiliki kepastian keselamatan.
“Tidak ada yang dapat merebut mereka dari tangan-Ku.” (Yohanes 10:28, AYT)
John Calvin menegaskan bahwa keselamatan kita tidak bergantung pada usaha manusia, tetapi pada janji Allah yang kekal.
b. Hidup dalam Ketaatan sebagai Umat Perjanjian
Orang percaya dipanggil untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah sebagai bagian dari umat perjanjian-Nya.
“Kamu adalah umat yang dikuduskan bagi TUHAN, Allahmu.” (Ulangan 7:6, AYT)
Jonathan Edwards menegaskan bahwa ketaatan kita bukan untuk memperoleh keselamatan, tetapi sebagai bukti bahwa kita adalah bagian dari perjanjian anugerah Allah.
Kesimpulan: Perjanjian Allah Adalah Dasar Keselamatan Kita
- Allah bekerja melalui perjanjian untuk menyatakan kehendak dan keselamatan-Nya.
- Perjanjian Penciptaan gagal karena dosa Adam, tetapi Perjanjian Anugerah digenapi dalam Kristus.
- Perjanjian Baru memberikan jaminan keselamatan bagi semua yang percaya kepada Yesus.
- Sebagai umat perjanjian, kita dipanggil untuk hidup dalam iman dan ketaatan kepada Tuhan.
Sebagaimana John Piper berkata:
“Allah selalu setia dalam perjanjian-Nya, dan karena itu, kita dapat hidup dengan keyakinan penuh dalam janji-Nya.”
Semoga kita semua semakin memahami keindahan dan kepastian perjanjian Allah dalam hidup kita!