Kebenaran dari Allah: Filipi 3:9

Kebenaran dari Allah: Filipi 3:9

Pendahuluan

Filipi 3:9 merupakan salah satu ayat yang menegaskan inti dari doktrin pembenaran oleh iman (justification by faith), yang menjadi dasar utama teologi Reformasi. Ayat ini menekankan bahwa kebenaran di hadapan Allah bukanlah hasil usaha manusia melalui ketaatan kepada hukum Taurat, tetapi merupakan pemberian Allah yang diterima melalui iman kepada Kristus.

"Aku ditemukan dalam Kristus bukan dalam kebenaran yang berasal dari diriku sendiri yang kudapatkan dari Hukum Taurat, tetapi yang datang melalui iman dalam Kristus, yaitu kebenaran dari Allah yang berdasarkan pada iman." (Filipi 3:9, AYT)

Dalam artikel ini, kita akan membahas eksposisi ayat ini secara mendalam dengan merujuk pada pendapat beberapa ahli teologi Reformed, serta mengeksplorasi implikasi teologis dan praktisnya bagi kehidupan Kristen.

1. Konteks Filipi 3:9

Surat Filipi ditulis oleh Rasul Paulus saat ia berada dalam penjara di Roma (sekitar tahun 60-62 M). Dalam pasal 3, Paulus memperingatkan jemaat Filipi tentang bahaya ajaran Yudaisme yang mengajarkan bahwa keselamatan bergantung pada ketaatan kepada hukum Taurat, khususnya sunat.

Dalam Filipi 3:4-7, Paulus menguraikan latar belakangnya sebagai seorang Farisi yang sangat taat terhadap hukum Taurat. Namun, ia menyadari bahwa semua pencapaian agamawi tersebut tidak memiliki nilai dibandingkan dengan Kristus.

Filipi 3:9 menjadi puncak dari pemikirannya: ia tidak lagi mengandalkan kebenaran diri sendiri, melainkan hanya pada kebenaran Allah yang diperoleh melalui iman kepada Kristus.

2. Eksposisi Filipi 3:9

a. "Aku ditemukan dalam Kristus"

Ungkapan ini menunjukkan identitas baru Paulus setelah bertemu dengan Kristus. Dalam bahasa Yunani, kata heurisko (εὑρίσκω, “ditemukan”) menunjukkan suatu keadaan permanen di dalam Kristus.

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menegaskan bahwa "berada dalam Kristus" berarti bersatu dengan-Nya, menerima segala berkat-Nya, termasuk kebenaran yang diberikan oleh Allah. Calvin menolak gagasan bahwa manusia dapat mencapai kebenaran dengan usaha sendiri.

Martyn Lloyd-Jones dalam Great Doctrines of the Bible menambahkan bahwa seseorang yang berada dalam Kristus bukan hanya diampuni dari dosa, tetapi juga diberikan kebenaran yang sempurna oleh Allah.

b. "Bukan dalam kebenaran yang berasal dari diriku sendiri yang kudapatkan dari Hukum Taurat"

Paulus dengan tegas menolak gagasan bahwa manusia dapat memperoleh kebenaran melalui ketaatan kepada hukum Taurat.

John Murray dalam Redemption Accomplished and Applied menjelaskan bahwa hukum Taurat menuntut ketaatan sempurna, tetapi manusia berdosa tidak mungkin mencapainya. Oleh karena itu, kebenaran berdasarkan hukum Taurat tidak dapat menyelamatkan siapa pun.

J. Gresham Machen dalam Christianity and Liberalism memperingatkan bahwa ajaran yang mencampurkan anugerah dengan usaha manusia adalah bentuk legalisme yang berbahaya. Keselamatan hanya dapat diperoleh melalui anugerah Allah, bukan usaha manusia.

c. "Tetapi yang datang melalui iman dalam Kristus"

Bagian ini menegaskan bahwa kebenaran yang benar-benar menyelamatkan bukan berasal dari manusia, tetapi dari Kristus.

R.C. Sproul dalam Faith Alone: The Evangelical Doctrine of Justification menekankan bahwa iman bukanlah sekadar percaya secara intelektual, tetapi suatu kepercayaan yang aktif dan penuh penyerahan kepada Kristus.

Tim Keller dalam The Reason for God menjelaskan bahwa iman sejati adalah menanggalkan segala usaha sendiri dan bersandar sepenuhnya pada Kristus sebagai satu-satunya dasar keselamatan.

d. "Yaitu kebenaran dari Allah yang berdasarkan pada iman"

Bagian terakhir dari ayat ini menegaskan bahwa kebenaran sejati adalah imputed righteousness (kebenaran yang diperhitungkan kepada kita).

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa Allah tidak hanya mengampuni dosa-dosa kita, tetapi juga mengaruniakan kepada kita kebenaran Kristus. Ini adalah inti dari doktrin Sola Fide—kita dibenarkan hanya oleh iman, bukan oleh perbuatan kita.

Michael Horton dalam The Christian Faith menambahkan bahwa kebenaran ini bukan sesuatu yang kita hasilkan, tetapi sesuatu yang dianugerahkan kepada kita oleh kasih karunia Allah.

3. Implikasi Teologis Filipi 3:9 dalam Teologi Reformed

a. Keselamatan Hanya oleh Anugerah (Sola Gratia)

Paulus menolak kebenaran yang berasal dari usaha manusia. Ini selaras dengan doktrin Sola Gratia, bahwa keselamatan sepenuhnya merupakan pemberian Allah.

b. Keselamatan Hanya oleh Iman (Sola Fide)

Paulus menegaskan bahwa kebenaran hanya dapat diperoleh melalui iman kepada Kristus, bukan melalui ketaatan kepada hukum Taurat.

c. Keselamatan Berdasarkan Kebenaran Kristus (Imputed Righteousness)

Kita dibenarkan bukan karena kebaikan kita, tetapi karena kebenaran Kristus yang diperhitungkan kepada kita.

4. Aplikasi Filipi 3:9 dalam Kehidupan Kristen

a. Menolak Legalistik dan Bergantung pada Anugerah Allah

Banyak orang Kristen masih berpikir bahwa mereka harus "membantu" Allah dalam memperoleh keselamatan. Namun, Filipi 3:9 menegaskan bahwa kita tidak bisa menyelamatkan diri sendiri.

b. Memiliki Keyakinan yang Teguh dalam Kristus

Karena kebenaran kita berasal dari Allah, kita tidak perlu hidup dalam ketakutan atau keraguan akan keselamatan kita.

c. Hidup dalam Ketaatan sebagai Respons terhadap Anugerah

Meskipun perbuatan baik tidak menyelamatkan kita, tetapi sebagai orang yang telah dibenarkan, kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan sebagai wujud syukur.

Kesimpulan

Filipi 3:9 adalah ayat yang sangat penting dalam doktrin pembenaran oleh iman. Paulus menegaskan bahwa kebenaran sejati bukan berasal dari hukum Taurat, tetapi diberikan oleh Allah melalui iman kepada Kristus.

Pandangan para teolog Reformed seperti Calvin, Lloyd-Jones, Sproul, Murray, dan Horton menegaskan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah semata, yang diperoleh hanya melalui iman.

Sebagai orang percaya, kita harus menanggalkan segala bentuk legalisme dan hidup dalam keyakinan bahwa kita telah dibenarkan oleh kebenaran Kristus. Dengan demikian, kita dapat hidup dalam sukacita dan pengharapan yang kokoh akan keselamatan kita.

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post