Filipi 3:8-11: Pengenalan Akan Kristus sebagai Tujuan Tertinggi

Pendahuluan
Dalam Filipi 3:8-11, Rasul Paulus mengungkapkan tujuan tertinggi dalam hidupnya: mengenal Kristus secara mendalam, hidup dalam kebenaran oleh iman, mengalami kuasa kebangkitan-Nya, dan bersekutu dalam penderitaan-Nya. Ayat ini menjadi dasar bagi doktrin keselamatan oleh iman dan kehidupan Kristen yang berpusat pada Kristus.
"Sungguh, segala sesuatu kuanggap rugi dibandingkan dengan pengenalan akan Yesus Kristus, Tuhanku, yang jauh lebih berharga dari apa pun. Demi Kristus, aku telah kehilangan semuanya -- karena semua itu sekarang kuanggap sampah! -- supaya aku boleh mendapatkan Kristus." (Filipi 3:8, AYT)
"Aku ditemukan dalam Kristus bukan dalam kebenaran yang berasal dari diriku sendiri yang kudapatkan dari Hukum Taurat, tetapi yang datang melalui iman dalam Kristus, yaitu kebenaran dari Allah yang berdasarkan pada iman." (Filipi 3:9, AYT)
"Kiranya aku dapat mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya, serta bersatu dalam penderitaan-Nya untuk menjadi seperti Dia dalam kematian-Nya." (Filipi 3:10, AYT)
"Sehingga pada akhirnya aku memperoleh kebangkitan dari antara orang mati." (Filipi 3:11, AYT)
Eksposisi ini akan menelusuri makna ayat-ayat ini dengan merujuk pada teologi Reformed dan pandangan dari beberapa ahli teologi seperti John Calvin, R.C. Sproul, John Piper, dan Martyn Lloyd-Jones.
1. Konteks Filipi 3:8-11 dalam Surat Filipi
Surat Filipi ditulis oleh Rasul Paulus saat ia berada dalam penjara di Roma, sekitar tahun 60-62 M. Meskipun dalam penderitaan, Paulus tetap penuh sukacita dan menekankan bahwa Kristus adalah pusat kehidupan orang percaya.
John MacArthur dalam The MacArthur New Testament Commentary menekankan bahwa bagian ini adalah seruan Paulus agar jemaat Filipi meninggalkan segala sesuatu yang menghambat mereka dalam mengenal Kristus dan hidup dalam kebenaran-Nya.
Dalam konteks sebelumnya (Filipi 3:1-7), Paulus memperingatkan jemaat tentang bahaya legalisme—usaha manusia untuk memperoleh keselamatan melalui hukum Taurat. Namun, dalam Filipi 3:8-11, ia menunjukkan bahwa hanya Kristus yang berharga dan semua hal lain tidak memiliki nilai dibandingkan dengan Dia.
2. “Segala Sesuatu Kuanggap Rugi Dibandingkan dengan Pengenalan Akan Yesus Kristus” (Filipi 3:8)
a. Nilai Kristus Melebihi Segala Sesuatu
Paulus menyatakan bahwa semua hal lain—termasuk status, pencapaian, dan hukum Taurat—tidak ada artinya dibandingkan dengan pengenalan akan Kristus.
John Calvin dalam Commentary on Philippians menekankan bahwa kehidupan Kristen sejati adalah ketika seseorang melihat Kristus sebagai harta yang lebih besar daripada segala sesuatu di dunia ini.
Yesus sendiri berkata dalam Matius 13:44:
"Kerajaan Surga itu seperti harta yang tersembunyi di ladang. Setelah menemukannya, seseorang menyembunyikannya lagi dan dengan sukacita menjual segala yang dimilikinya lalu membeli ladang itu."
Paulus menganggap segala hal lain sebagai sampah (skubalon, dalam bahasa Yunani), yang bisa diterjemahkan sebagai sesuatu yang tidak bernilai, bahkan menjijikkan.
b. Meninggalkan Semua Demi Kristus
Paulus tidak hanya berbicara secara teori, tetapi ia benar-benar telah kehilangan segala sesuatu demi Kristus. Ia melepaskan:
- Kehormatan sebagai Farisi
- Statusnya dalam masyarakat Yahudi
- Hak-hak dan keuntungannya sebagai orang terkemuka
Martyn Lloyd-Jones dalam Studies in the Sermon on the Mount menjelaskan bahwa seorang Kristen sejati harus siap meninggalkan apa pun yang menghalangi hubungannya dengan Kristus.
3. “Aku Ditemukan dalam Kristus, Bukan dalam Kebenaranku Sendiri” (Filipi 3:9)
a. Kebenaran yang Berasal dari Iman
Paulus menegaskan bahwa kebenarannya tidak berasal dari hukum Taurat, tetapi dari iman kepada Kristus.
Ini selaras dengan Roma 3:22:
"Kebenaran dari Allah melalui iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya."
R.C. Sproul dalam Faith Alone menegaskan bahwa kebenaran bukanlah sesuatu yang bisa kita raih dengan usaha kita sendiri, tetapi diberikan oleh Allah melalui iman kepada Kristus.
b. Justifikasi oleh Iman, Bukan Perbuatan
Doktrin utama dalam teologi Reformed adalah justifikasi (pembenaran) hanya oleh iman (sola fide).
John Piper dalam The Future of Justification menekankan bahwa justifikasi bukan hanya tentang diampuni, tetapi juga tentang menerima kebenaran Kristus sebagai milik kita.
4. “Kiranya Aku Dapat Mengenal Dia dan Kuasa Kebangkitan-Nya” (Filipi 3:10)
a. Mengenal Kristus secara Pribadi
Paulus tidak puas hanya dengan mengenal doktrin tentang Kristus, tetapi ia ingin mengalami Kristus secara pribadi.
Jonathan Edwards dalam Religious Affections menekankan bahwa iman sejati bukan hanya pengetahuan intelektual, tetapi hubungan yang mendalam dengan Kristus.
b. Kuasa Kebangkitan Kristus dalam Hidup Orang Percaya
Paulus ingin mengalami kuasa kebangkitan Kristus, yaitu:
- Kuasa untuk hidup dalam kemenangan atas dosa (Roma 6:4)
- Kuasa untuk melayani dengan efektif (Kisah Para Rasul 1:8)
- Kuasa untuk hidup dengan harapan dalam penderitaan (1 Korintus 15:58)
5. “Bersatu dalam Penderitaan-Nya dan Menjadi Seperti Dia dalam Kematian-Nya” (Filipi 3:10-11)
a. Penderitaan sebagai Bagian dari Hidup Kristen
Paulus menyadari bahwa mengikuti Kristus berarti juga siap untuk menderita.
Yesus berkata dalam Matius 16:24:
"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Aku."
Martyn Lloyd-Jones dalam The Cross: God's Way of Salvation menegaskan bahwa orang Kristen yang sejati harus siap mengalami penderitaan demi nama Kristus.
b. Harapan dalam Kebangkitan
Paulus melihat kematian bagi dosa sebagai bagian dari perjalanan menuju kebangkitan yang mulia.
Roma 6:5 menyatakan:
"Sebab, jika kita telah menjadi satu dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan kebangkitan-Nya."
John Piper dalam Future Grace menjelaskan bahwa orang percaya hidup dalam pengharapan bahwa penderitaan di dunia ini tidak akan sia-sia, tetapi akan membawa kepada kemuliaan yang kekal.
6. Aplikasi bagi Orang Percaya
a. Mengutamakan Kristus di Atas Segala Sesuatu
Apakah kita menganggap Kristus lebih berharga dari segala sesuatu? Kita dipanggil untuk membuat Kristus sebagai prioritas utama dalam hidup kita.
b. Mengandalkan Kebenaran Kristus, Bukan Kebenaran Sendiri
Kita tidak bisa menyelamatkan diri kita sendiri. Kita harus mengandalkan anugerah Tuhan dan bukan usaha kita sendiri.
c. Siap Menderita Demi Kristus
Hidup Kristen bukanlah jalan yang mudah. Kita harus siap mengalami kesulitan dan tetap setia kepada Tuhan.
Kesimpulan: Pengenalan Akan Kristus sebagai Harta Tertinggi
Filipi 3:8-11 mengajarkan bahwa:
- Kristus lebih berharga daripada segala sesuatu di dunia ini.
- Kebenaran sejati berasal dari iman kepada Kristus, bukan dari hukum Taurat.
- Kuasa kebangkitan Kristus bekerja dalam hidup orang percaya.
- Mengikuti Kristus berarti siap mengalami penderitaan demi kemuliaan-Nya.
- Harapan orang percaya adalah kebangkitan dalam kemuliaan bersama Kristus.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengenal Kristus lebih dalam dan hidup hanya untuk Dia.
"Sungguh, segala sesuatu kuanggap rugi dibandingkan dengan pengenalan akan Yesus Kristus, Tuhanku." (Filipi 3:8, AYT)