Kejahatan dari Segala Kejahatan

Kejahatan dari Segala Kejahatan

Pendahuluan:

Dosa adalah realitas paling tragis dalam sejarah manusia. Setiap penderitaan, kejahatan, dan kehancuran di dunia berakar pada dosa. Namun, sering kali kita meremehkan atau bahkan membenarkan dosa dalam kehidupan sehari-hari. Puritan Thomas Brooks dalam bukunya The Evil of Evils (1664) menulis bahwa dosa adalah "kejahatan dari segala kejahatan," lebih buruk daripada penderitaan, penyakit, atau bahkan kematian itu sendiri.¹

Dalam tradisi teologi Reformed, dosa tidak hanya dipandang sebagai pelanggaran hukum Allah, tetapi juga sebagai pemberontakan melawan-Nya. Para teolog seperti Yohanes Calvin, Herman Bavinck, dan R.C. Sproul menegaskan bahwa pemahaman yang benar tentang dosa sangat penting untuk memahami kasih karunia Allah dan karya keselamatan dalam Kristus.

Artikel ini akan membahas hakikat dosa, dampaknya, dan bagaimana kita sebagai orang percaya harus meresponsnya berdasarkan pandangan teologi Reformed.

I. Hakikat Dosa: Pemberontakan Melawan Allah

1. Dosa sebagai Pelanggaran Hukum Allah

Menurut 1 Yohanes 3:4, "Setiap orang yang berbuat dosa, ia melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah." (AYT).

Dalam Institutes of the Christian Religion, Yohanes Calvin menjelaskan bahwa dosa bukan sekadar kesalahan moral, tetapi adalah pemberontakan aktif terhadap Allah.² Manusia diciptakan untuk memuliakan Allah dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Namun, dosa merusak tujuan ini dan menempatkan kehendak manusia di atas otoritas Allah.

2. Dosa sebagai Kebencian terhadap Allah

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menyatakan bahwa dosa tidak hanya melibatkan tindakan eksternal, tetapi juga sikap hati yang menolak Allah.³ Dosa bukan hanya pelanggaran terhadap hukum Allah, tetapi merupakan ekspresi kebencian terhadap-Nya.

Roma 8:7 mengatakan:

"Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya." (AYT)

Ketika seseorang berbuat dosa, ia tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga secara aktif menolak kedaulatan dan kasih Allah.

II. Kejahatan Dosa: Mengapa Dosa Begitu Buruk?

1. Dosa Lebih Buruk daripada Penderitaan

Thomas Brooks menulis bahwa lebih baik menderita daripada berdosa.¹

Di dalam teologi Reformed, penderitaan sering kali dianggap sebagai alat yang Allah gunakan untuk menguduskan umat-Nya (Roma 5:3-5). Namun, dosa adalah kejahatan yang mencemari jiwa dan membawa manusia kepada kematian kekal.

Charles Spurgeon berkata:

"Lebih baik masuk surga dalam penderitaan daripada masuk neraka dalam kenikmatan dosa."⁴

Jika kita memahami betapa mengerikannya dosa, kita akan lebih takut berdosa daripada takut menderita.

2. Dosa Memisahkan Manusia dari Allah

Yesaya 59:2 berkata:

"Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu." (AYT)

John Owen dalam The Mortification of Sin menegaskan bahwa dosa bukan hanya memisahkan kita dari Allah, tetapi juga membuat hati kita semakin tumpul terhadap suara-Nya.⁵ Jika dosa dibiarkan, ia akan mengeraskan hati kita dan menjauhkan kita dari kasih karunia Allah.

3. Dosa Membawa Murka Allah

R.C. Sproul dalam The Holiness of God menjelaskan bahwa karena Allah itu kudus, Ia tidak bisa membiarkan dosa tanpa hukuman.⁶ Murka Allah terhadap dosa bukan sekadar emosi, tetapi ekspresi dari keadilan-Nya yang sempurna.

Roma 1:18 berkata:

"Sebab murka Allah dinyatakan dari surga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia yang menindas kebenaran dengan kelaliman." (AYT)

Allah tidak hanya membenci dosa, tetapi juga berjanji untuk menghakiminya. Ini menunjukkan betapa seriusnya kejahatan dosa di hadapan-Nya.

III. Dampak Dosa dalam Kehidupan Manusia

1. Dosa Merusak Seluruh Kepribadian Manusia

Dalam teologi Reformed, doktrin Total Depravity (Kebobrokan Total) mengajarkan bahwa dosa telah mencemari setiap aspek keberadaan manusia: pikiran, kehendak, dan perasaan.

Efesus 2:1 menyatakan bahwa manusia dalam keadaan berdosa adalah "mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa." (AYT). Ini berarti bahwa manusia tidak bisa mencari Allah dengan kekuatan sendiri.

Jonathan Edwards dalam Sinners in the Hands of an Angry God menegaskan bahwa manusia tanpa anugerah Allah adalah seperti orang yang berjalan di atas jaring laba-laba di atas api neraka.⁷

2. Dosa Menghancurkan Relasi Antar Manusia

Dosa tidak hanya merusak hubungan kita dengan Allah, tetapi juga dengan sesama.

  • Adam dan Hawa saling menyalahkan setelah jatuh ke dalam dosa (Kejadian 3:12-13).
  • Kain membunuh Habel karena iri hati (Kejadian 4:8).
  • Bangsa-bangsa hidup dalam peperangan dan kekacauan karena dosa.

John Calvin menulis bahwa keegoisan manusia adalah akar dari semua konflik dan ketidakadilan di dunia.²

3. Dosa Menjadikan Manusia Budak Iblis

Dalam Yohanes 8:34, Yesus berkata:

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa." (AYT)

Martyn Lloyd-Jones dalam Spiritual Depression menjelaskan bahwa dosa bukan hanya kebiasaan buruk, tetapi adalah perbudakan yang hanya bisa dipatahkan oleh Kristus.⁸

IV. Kemenangan atas Dosa dalam Kristus

1. Kristus Mengalahkan Kuasa Dosa

Kabar baik dalam Injil adalah bahwa Yesus Kristus datang untuk menyelamatkan kita dari dosa.

1 Yohanes 3:8 berkata:

"Karena inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis." (AYT)

Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus telah menanggung murka Allah atas dosa kita dan memberikan kita kemenangan atas kuasa dosa.

2. Roh Kudus Memberi Kekuatan untuk Melawan Dosa

Roma 8:13 berkata:

"Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati, tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup." (AYT)

John Owen dalam The Mortification of Sin menegaskan bahwa kita harus terus-menerus "mematikan dosa" dengan kekuatan Roh Kudus.⁵

3. Hidup dalam Kekudusan sebagai Respons terhadap Anugerah Allah

Charles Spurgeon berkata:

"Jika dosa itu kecil bagi Anda, maka keselamatan juga akan kecil bagi Anda."⁴

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk membenci dosa dan hidup dalam kekudusan sebagai bentuk rasa syukur atas keselamatan yang kita terima dalam Kristus.

Kesimpulan: Memandang Dosa dengan Serius, Berpegang pada Anugerah Allah

Dosa bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh. Ia adalah "kejahatan dari segala kejahatan," yang lebih buruk dari penderitaan, penyakit, atau bahkan kematian itu sendiri.

Namun, di dalam Kristus, ada harapan. Dia telah membayar harga dosa kita dan memberikan kita kemenangan. Oleh karena itu, kita dipanggil untuk hidup dalam kekudusan dan terus berjuang melawan dosa dengan kekuatan Roh Kudus.

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post