Kita Adalah Barabas: Penggantian Kristus

Pendahuluan
Di dalam Injil, ada satu peristiwa yang sering kali tidak terlalu diperhatikan, tetapi memiliki makna teologis yang mendalam: kisah Barabas. Barabas adalah seorang penjahat yang dibebaskan oleh Pilatus atas permintaan orang banyak, sementara Yesus, yang tidak bersalah, disalibkan menggantikan dia.
Dalam perspektif teologi Reformed, kisah ini adalah gambaran nyata dari doktrin penggantian Kristus (substitutionary atonement)—bahwa Yesus mati menggantikan kita, orang berdosa. Dengan kata lain, kita adalah Barabas. Kita yang layak dihukum, tetapi Yesus yang menerima hukuman itu.
Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana kisah Barabas mencerminkan karya keselamatan Kristus, berdasarkan pendapat para teolog Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, Charles Spurgeon, dan Herman Bavinck.
1. Siapakah Barabas?
Barabas muncul dalam keempat Injil (Matius 27:15-26, Markus 15:6-15, Lukas 23:18-25, Yohanes 18:38-40). Ia dikenal sebagai seorang penjahat, pemberontak, dan pembunuh.
Markus 15:7 menyatakan:
"Dan pada waktu itu ada seorang yang bernama Barabas yang sedang dipenjarakan bersama beberapa orang pemberontak lain yang dalam pemberontakan itu telah melakukan pembunuhan."
Dari perspektif hukum, Barabas adalah seorang yang benar-benar bersalah dan pantas dihukum mati. Namun, dalam tindakan yang mengejutkan, rakyat memilih untuk membebaskannya, dan sebaliknya, mereka menyerahkan Yesus untuk disalibkan.
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menekankan bahwa peristiwa ini bukan sekadar sebuah ketidakadilan hukum, tetapi adalah gambaran jelas dari Injil: orang berdosa dibebaskan, sementara Kristus dihukum menggantikan mereka.
2. Penggantian Kristus dalam Teologi Reformed
Dalam teologi Reformed, salah satu aspek penting dari doktrin keselamatan adalah penebusan pengganti (penal substitution). Ini berarti bahwa Yesus menanggung hukuman yang seharusnya jatuh kepada kita.
Yesaya 53:5 menyatakan:
"Tetapi Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepada-Nya, dan oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh."
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menjelaskan bahwa keselamatan kita terjadi karena Kristus menjadi pengganti kita, sama seperti Ia menjadi pengganti Barabas dalam konteks historis.
Charles Spurgeon, dalam salah satu khotbahnya, berkata:
"Ketika kita membaca tentang Barabas, kita seharusnya melihat diri kita sendiri. Kita adalah pemberontak, kita yang layak mati, tetapi Kristus menggantikan kita di kayu salib."
3. Barabas dan Kondisi Manusia yang Berdosa
Barabas adalah gambaran dari kondisi manusia sebelum diselamatkan oleh Kristus.
-
Ia adalah seorang pemberontak → Kita juga adalah pemberontak terhadap Allah sejak kejatuhan dalam dosa (Roma 3:23).
-
Ia adalah seorang pembunuh → Dalam standar Allah, siapa pun yang membenci saudaranya adalah seorang pembunuh (1 Yohanes 3:15).
-
Ia layak dihukum mati → Upah dosa adalah maut (Roma 6:23).
Tetapi sama seperti Barabas yang dibebaskan bukan karena kebaikannya, melainkan karena Kristus menggantikannya, demikian juga kita diselamatkan bukan karena kebaikan kita, tetapi karena anugerah Allah semata.
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menegaskan bahwa keselamatan adalah anugerah, bukan hasil usaha manusia. Kisah Barabas memperlihatkan bagaimana manusia yang layak dihukum bisa dibebaskan oleh kasih karunia Allah.
4. Pilatus dan Dunia yang Menolak Kristus
Pilatus adalah tokoh lain dalam kisah ini yang menunjukkan bagaimana dunia menolak Kristus.
Dalam Yohanes 18:38, Pilatus berkata:
"Apakah kebenaran itu?"
Setelah menemukan bahwa Yesus tidak bersalah, Pilatus tetap menyerahkan Dia untuk disalibkan, hanya karena tekanan dari orang banyak.
R.C. Sproul dalam The Consequences of Ideas menjelaskan bahwa Pilatus adalah simbol dunia yang lebih memilih kesalahan daripada kebenaran, lebih memilih dosa daripada Kristus.
Dunia lebih memilih Barabas daripada Yesus, sama seperti hari ini banyak orang lebih memilih dosa daripada keselamatan yang ditawarkan dalam Injil.
5. Barabas: Simbol Dosa yang Ditanggung oleh Kristus
Ketika kita mengatakan "kita adalah Barabas," itu berarti bahwa kita juga adalah:
-
Orang berdosa yang layak dihukum.
-
Orang yang dibebaskan karena Kristus menggantikan kita.
Paulus berkata dalam 2 Korintus 5:21:
"Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah."
Barabas adalah simbol dari substitusi: Yesus menjadi dosa agar kita bisa menerima kebenaran-Nya.
6. Apa yang Terjadi dengan Barabas Setelah Dibebaskan?
Alkitab tidak mencatat apa yang terjadi dengan Barabas setelah pembebasannya. Namun, ini adalah pertanyaan reflektif bagi kita semua:
-
Apakah setelah dibebaskan, Barabas hidup dalam rasa syukur kepada Allah?
-
Ataukah ia kembali ke kehidupannya yang lama?
Ini juga menjadi pertanyaan bagi kita: Setelah kita menerima keselamatan dari Kristus, apakah kita hidup dalam ketaatan kepada-Nya?
John Piper dalam Desiring God mengatakan bahwa keselamatan bukan hanya tentang dibebaskan dari hukuman, tetapi juga tentang diubahkan untuk hidup bagi Kristus.
7. Implikasi Kisah Barabas dalam Kehidupan Orang Percaya
Jika kita memahami bahwa kita adalah Barabas, maka ada beberapa respons yang seharusnya muncul dalam hidup kita:
A. Hidup dalam Rasa Syukur
Keselamatan adalah anugerah yang tidak layak kita terima. Oleh karena itu, kita harus hidup dengan hati yang bersyukur.
B. Hidup dalam Kekudusan
Roma 6:1-2 berkata:
"Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak!"
Charles Spurgeon berkata:
"Anugerah yang sejati tidak hanya mengampuni kita, tetapi juga mengubah kita."
C. Mengabarkan Injil
Kisah kita seperti Barabas harus menjadi kesaksian bagi dunia tentang kasih dan pengorbanan Kristus.
Kesimpulan: Kita Adalah Barabas
Kisah Barabas bukan hanya cerita sejarah, tetapi adalah gambaran dari setiap manusia yang telah ditebus oleh Kristus.
-
Kita adalah orang berdosa yang layak dihukum.
-
Yesus, yang tidak bersalah, menggantikan kita di kayu salib.
-
Kita dibebaskan bukan karena perbuatan kita, tetapi karena kasih karunia Allah.
Sebagai orang percaya, kita harus hidup dengan rasa syukur dan ketaatan kepada Kristus, karena kita telah dibebaskan dengan harga yang mahal (1 Korintus 6:20).
Barabas mungkin hanya sebuah nama dalam sejarah, tetapi kisahnya adalah kisah kita semua. Kita adalah Barabas. Tetapi dalam Kristus, kita telah dibebaskan!
Soli Deo Gloria!