Kolose 1:9-12: Hidup dalam Hikmat dan Ketekunan

 

Kolose 1:9-12: Hidup dalam Hikmat dan Ketekunan

Pendahuluan

Surat Paulus kepada jemaat di Kolose merupakan salah satu tulisan Perjanjian Baru yang sangat kaya akan ajaran teologis, terutama mengenai supremasi Kristus dan kehidupan rohani orang percaya. Dalam Kolose 1:9-12, Paulus mengungkapkan doanya bagi jemaat di Kolose agar mereka dipenuhi dengan pengetahuan tentang kehendak Allah, bertumbuh dalam hikmat rohani, hidup berbuah dalam setiap perbuatan baik, dikuatkan dalam ketekunan, serta hidup dalam ucapan syukur kepada Bapa.

Eksposisi ini akan menguraikan ayat-ayat tersebut dari perspektif teologi Reformed dengan merujuk pada pandangan beberapa pakar seperti John Calvin, Charles Hodge, R.C. Sproul, dan Herman Bavinck.

1. Kolose 1:9 – Doa untuk Pengetahuan yang Benar

"Sebab itu, sejak kami mendengar hal ini, kami tidak berhenti berdoa untuk kamu dan meminta supaya kamu dipenuhi dengan pengetahuan tentang kehendak-Nya dalam segala hikmat dan pengertian rohani."

A. Doa Paulus bagi Jemaat Kolose

Paulus menekankan bahwa ia tidak berhenti berdoa bagi jemaat Kolose setelah mendengar tentang iman mereka kepada Kristus. Ini menunjukkan bahwa doa yang terus-menerus adalah bagian dari kehidupan rohani seorang rasul.

John Calvin, dalam komentarnya mengenai Kolose 1:9, menulis:

"Tidak ada yang lebih penting dalam kehidupan orang Kristen selain memiliki pengetahuan yang benar tentang Allah, karena dari situlah iman sejati dan kehidupan yang saleh berasal."

Paulus tidak hanya meminta agar jemaat memiliki pengetahuan umum, tetapi pengetahuan tentang kehendak Allah. Dalam perspektif Reformed, ini mengacu pada kehendak Allah yang dinyatakan dalam Kitab Suci, bukan spekulasi manusia tentang rencana-Nya.

B. Hikmat dan Pengertian Rohani

Frasa "dalam segala hikmat dan pengertian rohani" menunjukkan bahwa Paulus menginginkan jemaat memiliki pemahaman mendalam yang berasal dari Roh Kudus.

R.C. Sproul menekankan bahwa hikmat sejati hanya dapat diperoleh melalui penerangan Roh Kudus:

"Tanpa Roh Kudus, manusia tidak dapat memahami kebenaran rohani yang mendalam. Kita membutuhkan hikmat yang berasal dari Tuhan agar dapat mengenal dan melakukan kehendak-Nya."

Teologi Reformed mengajarkan bahwa Total Depravity (kejatuhan total manusia) membuat manusia tidak dapat memahami kehendak Allah tanpa anugerah-Nya. Oleh karena itu, Paulus berdoa agar jemaat diberi hikmat dan pengertian rohani agar mereka bertumbuh dalam iman.

2. Kolose 1:10 – Hidup yang Berkenan kepada Allah

"Sehingga kamu dapat hidup dengan layak di hadapan Tuhan, dengan menyenangkan-Nya dalam segala hal, menghasilkan buah dalam setiap pekerjaan yang baik, dan bertumbuh dalam pengetahuan tentang Allah."

A. Hidup dengan Layak di Hadapan Tuhan

Paulus tidak hanya menginginkan jemaat memiliki pengetahuan, tetapi juga agar mereka hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.

Charles Hodge, seorang teolog Reformed, menjelaskan:

"Iman yang sejati tidak hanya berupa pengetahuan doktrinal, tetapi juga harus menghasilkan kehidupan yang saleh. Jika seseorang benar-benar mengenal Tuhan, kehidupannya akan mencerminkan kasih dan kebenaran-Nya."

Frasa "hidup dengan layak" dalam bahasa Yunani (peripateō axiōs) berarti berjalan dengan cara yang sesuai dengan Injil. Ini mencerminkan ajaran teologi Reformed bahwa iman dan perbuatan tidak dapat dipisahkan (Efesus 2:10).

B. Berbuah dalam Pekerjaan Baik

Teologi Reformed menekankan bahwa keselamatan adalah oleh kasih karunia saja (sola gratia), tetapi keselamatan sejati akan menghasilkan buah dalam perbuatan baik.

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menulis:

"Kita tidak diselamatkan oleh perbuatan, tetapi keselamatan yang sejati pasti akan menghasilkan kehidupan yang penuh dengan pekerjaan baik sebagai bukti anugerah Allah dalam diri kita."

Paulus menegaskan bahwa hidup yang berkenan kepada Tuhan harus menghasilkan buah dalam pekerjaan baik. Ini berarti bahwa iman Kristen yang sejati harus memiliki dampak nyata dalam kehidupan sehari-hari.

3. Kolose 1:11 – Dikuatkan dalam Ketekunan dan Kesabaran

"Kamu juga dikuatkan dengan segala kuasa menurut kekuatan kemuliaan-Nya untuk memiliki ketekunan dan kesabaran dengan sukacita."

A. Kuasa Allah dalam Kehidupan Orang Percaya

Paulus menekankan bahwa kekuatan sejati berasal dari kuasa Allah, bukan dari usaha manusia.

Herman Bavinck, dalam teologi Reformednya, menjelaskan:

"Ketahanan iman bukan bergantung pada kekuatan manusia, tetapi pada kuasa Allah yang menopang umat-Nya."

Ini sejalan dengan doktrin Perseverance of the Saints (ketekunan orang percaya) yang mengajarkan bahwa Allah sendiri yang menjaga dan menguatkan orang percaya agar tetap setia sampai akhir.

B. Ketekunan dan Kesabaran dengan Sukacita

Dua kata kunci dalam ayat ini adalah "ketekunan" (hypomonē) dan "kesabaran" (makrothumia).

  • Ketekunan berbicara tentang keberanian untuk bertahan di tengah kesulitan.
  • Kesabaran merujuk pada kemampuan untuk tetap sabar menghadapi tantangan dan penderitaan.

Teolog Reformed J.I. Packer menekankan bahwa ketekunan adalah buah dari pekerjaan Roh Kudus dalam hidup orang percaya, yang memungkinkan mereka untuk tetap kuat dalam iman meskipun menghadapi tantangan.

4. Kolose 1:12 – Ucapan Syukur atas Warisan Kekal

"Dengan penuh syukur, kamu beroleh bagian dalam warisan orang-orang kudus di dalam terang."

A. Sikap Ucapan Syukur dalam Kehidupan Kristen

Paulus mengajarkan bahwa kehidupan Kristen harus dipenuhi dengan rasa syukur karena keselamatan adalah anugerah Allah semata.

Teologi Reformed menekankan doktrin Election (pemilihan Allah), di mana keselamatan adalah sepenuhnya hasil dari anugerah Tuhan. Oleh karena itu, orang percaya harus merespons dengan rasa syukur yang mendalam.

R.C. Sproul menulis:

"Seseorang yang benar-benar memahami bahwa keselamatannya adalah hasil dari kasih karunia Allah, bukan usahanya sendiri, akan hidup dalam ucapan syukur yang terus-menerus."

B. Warisan dalam Kerajaan Allah

Paulus berbicara tentang warisan orang-orang kudus di dalam terang, yang merujuk pada kehidupan kekal yang telah dijanjikan kepada umat-Nya.

Teologi Reformed mengajarkan bahwa warisan ini tidak didasarkan pada usaha manusia, tetapi diberikan oleh Allah melalui Kristus.

Kesimpulan

Eksposisi Kolose 1:9-12 menunjukkan bahwa kehidupan Kristen sejati melibatkan pengetahuan yang benar, kehidupan yang berbuah, ketekunan dalam penderitaan, dan ucapan syukur atas anugerah Allah. Dalam teologi Reformed, ayat-ayat ini menegaskan bahwa iman sejati adalah anugerah Tuhan yang harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai orang percaya, marilah kita terus bertumbuh dalam pengetahuan akan Allah, hidup dalam kekudusan, dan bersyukur atas keselamatan yang telah kita terima di dalam Kristus. Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post