Kolose 1:9: Doa Mengetahui Kehendak Allah

Kolose 1:9: Doa Mengetahui Kehendak Allah

Pendahuluan

Surat Paulus kepada jemaat di Kolose ditulis untuk menguatkan iman mereka dan menentang ajaran sesat yang mengancam gereja. Dalam Kolose 1:9, Paulus menyatakan doa syafaatnya bagi jemaat agar mereka diberi pengetahuan yang benar tentang kehendak Allah. Ayat ini berbunyi:

"Karena itu, sejak hari kami mendengarnya, kami tidak pernah berhenti berdoa bagi kamu dan meminta supaya Tuhan memenuhi kamu dengan pengetahuan akan kehendak-Nya dalam segala hikmat dan pengertian rohani." (Kolose 1:9, AYT)

Ayat ini menyoroti tiga hal utama dalam kehidupan Kristen:

  1. Pentingnya doa terus-menerus
  2. Keinginan Paulus agar jemaat Kolose memiliki pengetahuan yang benar tentang kehendak Allah
  3. Peran hikmat dan pengertian rohani dalam pertumbuhan iman

Dalam eksposisi ini, kita akan membahas makna ayat ini berdasarkan sudut pandang beberapa ahli teologi Reformed, seperti John Calvin, Herman Bavinck, Martyn Lloyd-Jones, R.C. Sproul, dan John Stott.

1. Konteks Kolose 1:9

A. Latar Belakang Surat Kolose

Surat Kolose ditulis oleh Rasul Paulus sekitar tahun 60-62 M, saat ia berada dalam penjara di Roma. Tujuan utama surat ini adalah untuk meneguhkan jemaat Kolose dalam iman yang benar kepada Kristus dan menentang ajaran sesat yang berkembang di antara mereka.

Para ahli teologi Reformed, seperti Herman Bavinck, melihat Surat Kolose sebagai penguatan doktrin Kristologi—bahwa Kristus adalah pusat segala sesuatu, termasuk pengetahuan dan hikmat sejati.

B. Konteks Langsung Ayat

Kolose 1:9 merupakan bagian dari doa Paulus bagi jemaat Kolose (Kolose 1:3-14). Paulus bersyukur atas iman mereka dan meminta agar mereka semakin bertumbuh dalam pengetahuan akan kehendak Allah.

Menurut John Calvin, doa Paulus menunjukkan bahwa pengetahuan yang benar tentang kehendak Allah bukanlah sesuatu yang otomatis dimiliki setiap orang percaya, tetapi harus diminta dan dipelajari dengan tekun.

2. Eksposisi Ayat Kolose 1:9

A. “Sejak hari kami mendengarnya, kami tidak pernah berhenti berdoa bagi kamu...”

1. Doa sebagai Kebutuhan Utama Orang Percaya

Paulus menegaskan bahwa sejak ia mendengar tentang iman jemaat Kolose, ia tidak berhenti berdoa bagi mereka.

John Calvin dalam komentarnya tentang ayat ini menekankan bahwa kehidupan rohani jemaat tidak hanya tergantung pada usaha mereka sendiri, tetapi juga pada doa orang-orang kudus lainnya. Ini menunjukkan bahwa gereja bukan hanya kumpulan individu, tetapi komunitas yang saling menopang dalam doa.

Menurut Martyn Lloyd-Jones, doa Paulus bukan sekadar formalitas, tetapi sebuah ekspresi kasih dan kepedulian yang dalam terhadap perkembangan rohani jemaat. Dalam pemikiran Reformed, doa tidak hanya meminta sesuatu dari Tuhan, tetapi juga alat yang dipakai Allah untuk membentuk hati dan pikiran orang percaya.

2. Ketekunan dalam Doa

Ungkapan “tidak pernah berhenti berdoa” menunjukkan ketekunan dalam doa. Dalam teologi Reformed, doa bukan hanya respons terhadap kebutuhan, tetapi juga cara Allah bekerja dalam kehidupan umat-Nya.

R.C. Sproul menekankan bahwa ketekunan dalam doa adalah bukti ketergantungan total kepada Allah. Doa bukan hanya sarana komunikasi, tetapi juga alat transformasi spiritual.

B. “Meminta supaya Tuhan memenuhi kamu dengan pengetahuan akan kehendak-Nya...”

1. Pengetahuan yang Benar tentang Kehendak Allah

Paulus tidak hanya berdoa agar jemaat memiliki iman yang kuat, tetapi juga memahami kehendak Allah. Ini menunjukkan bahwa iman sejati harus disertai dengan pengetahuan yang benar.

Menurut Herman Bavinck, kehendak Allah dapat dibagi menjadi dua:

  1. Kehendak yang tersembunyi (Decretive Will) → Rencana Allah yang tidak selalu dinyatakan kepada manusia.
  2. Kehendak yang dinyatakan (Prescriptive Will) → Kehendak yang sudah tertulis dalam firman Tuhan.

Paulus berdoa agar jemaat Kolose memiliki pemahaman yang benar tentang kehendak Allah yang dinyatakan dalam Injil.

John Stott menambahkan bahwa pengetahuan akan kehendak Allah bukan sekadar teori, tetapi harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

C. “Dalam segala hikmat dan pengertian rohani.”

1. Hikmat dan Pengertian dalam Teologi Reformed

Dua kata kunci dalam bagian ini adalah hikmat (σοφία, sophia) dan pengertian rohani (σύνεσις, sunesis).

Dalam pemikiran John Calvin, hikmat sejati berasal dari hubungan yang benar dengan Allah. Manusia tidak dapat memperoleh hikmat sejati melalui filsafat atau usaha sendiri, tetapi hanya melalui pewahyuan Allah dalam Kristus dan firman-Nya.

Menurut R.C. Sproul, ada perbedaan antara pengetahuan intelektual dan pengertian rohani. Banyak orang yang memiliki pengetahuan Alkitab, tetapi tidak memiliki pemahaman rohani yang sejati karena hati mereka belum diperbarui oleh Roh Kudus.

Kesimpulan

Kolose 1:9 adalah doa yang luar biasa dari Paulus untuk jemaat Kolose agar mereka diberi pengetahuan tentang kehendak Allah dalam segala hikmat dan pengertian rohani.

Dalam perspektif teologi Reformed, ayat ini mengajarkan bahwa:

  • Doa adalah alat utama dalam pertumbuhan rohani.
  • Pengetahuan akan kehendak Allah harus didasarkan pada firman Tuhan, bukan sekadar pengalaman pribadi.
  • Hikmat dan pengertian rohani hanya bisa diperoleh melalui pekerjaan Roh Kudus dalam hidup orang percaya.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam doa yang tekun, mengejar pengenalan akan Allah, dan hidup dalam hikmat-Nya.

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post