Yehezkiel 33:11: Kasih Allah dalam Panggilan Pertobatan

Yehezkiel 33:11: Kasih Allah dalam Panggilan Pertobatan

Pendahuluan

Yehezkiel 33:11 merupakan salah satu ayat yang mencerminkan hati Allah terhadap umat-Nya, khususnya dalam konteks pertobatan dan keselamatan. Ayat ini berbunyi:

“Katakan kepada mereka, ‘Demi Aku yang hidup,’ firman Tuhan ALLAH, ‘Aku tidak berkenan dengan kematian orang jahat, tetapi agar orang jahat itu berbalik dari jalannya dan hidup. Berbaliklah, berbaliklah dari jalan-jalanmu yang jahat. Sebab, mengapakah kamu harus mati, hai keturunan Israel?’” (Yehezkiel 33:11, AYT)

Dalam ayat ini, Allah menunjukkan belas kasih-Nya dengan menyerukan pertobatan kepada orang-orang berdosa. Panggilan ini bukan hanya untuk bangsa Israel pada zaman Yehezkiel, tetapi juga menjadi seruan universal bagi semua umat manusia sepanjang sejarah. Dalam artikel ini, kita akan mengupas ayat ini dengan eksposisi yang mendalam, merujuk kepada beberapa pakar teologi Reformed, dan melihat bagaimana maknanya relevan bagi kehidupan kita hari ini.

Konteks Historis dan Latar Belakang Yehezkiel 33:11

Yehezkiel adalah seorang nabi yang dipanggil Allah untuk melayani umat Israel selama pembuangan di Babel. Pasal 33 menandai bagian penting dalam kitab ini karena berisi peran Yehezkiel sebagai penjaga atau watchman bagi Israel. Dalam konteks ini, peringatan yang diberikan oleh nabi bukanlah sekadar ancaman, tetapi juga undangan bagi orang berdosa untuk bertobat dan kembali kepada Tuhan.

Seperti yang dijelaskan oleh John Calvin dalam komentarnya terhadap kitab Yehezkiel, "Allah dalam kemurahan-Nya memberikan kesempatan bagi orang jahat untuk bertobat, bukan karena mereka layak, tetapi karena belas kasihan-Nya yang melimpah." Dengan demikian, seruan dalam Yehezkiel 33:11 bukan hanya menyatakan keadilan Allah, tetapi juga memperlihatkan kerinduan-Nya agar manusia tidak binasa.

Eksposisi Ayat: Makna Mendalam Yehezkiel 33:11

1. Sumpah Ilahi: “Demi Aku yang hidup”

Ungkapan ini menunjukkan keseriusan Allah dalam pernyataan-Nya. Dalam teologi Reformed, sumpah Allah memiliki bobot yang sangat besar karena Allah tidak mungkin berdusta (Bilangan 23:19). Charles H. Spurgeon mengomentari bagian ini dengan mengatakan:

"Allah tidak perlu bersumpah untuk meyakinkan manusia, tetapi Dia tetap melakukannya untuk menunjukkan betapa seriusnya Dia menginginkan pertobatan orang berdosa."

Allah yang hidup menegaskan bahwa panggilan pertobatan ini bukanlah suatu ancaman hampa, tetapi merupakan janji yang serius dari Tuhan yang berdaulat.

2. Hati Allah terhadap Orang Berdosa

Frasa “Aku tidak berkenan dengan kematian orang jahat” menunjukkan bahwa Allah bukanlah Tuhan yang senang menghukum manusia. Dalam pemikiran Reformed, ini berkaitan dengan common grace (anugerah umum), di mana Allah menunjukkan kasih-Nya kepada seluruh umat manusia. Seperti yang dijelaskan oleh Herman Bavinck:

"Allah memiliki kasih yang nyata bagi ciptaan-Nya, sehingga Dia memanggil semua orang untuk bertobat, meskipun hanya mereka yang dipilih yang benar-benar akan merespons panggilan ini dengan iman."

John Murray dalam bukunya Redemption Accomplished and Applied juga menekankan bahwa Allah dalam kedaulatan-Nya telah menetapkan jalan keselamatan bagi mereka yang akan merespons panggilan ini dengan iman.

3. Panggilan untuk Bertobat: “Berbaliklah, berbaliklah dari jalan-jalanmu yang jahat”

Seruan ganda “Berbaliklah, berbaliklah” menunjukkan urgensi dan kesungguhan Allah dalam mengundang manusia untuk berbalik dari dosa-dosa mereka. Ini mengacu pada konsep pertobatan sejati (metanoia), yang bukan hanya perubahan perilaku tetapi juga perubahan hati.

John Piper dalam salah satu khotbahnya menggarisbawahi bahwa pertobatan sejati tidak hanya meninggalkan dosa tetapi juga berbalik kepada Allah dengan iman. Dalam kata-kata Piper:

"Bertobat berarti membuang semua pengharapan dalam dosa dan menaruh seluruh kepercayaan kita kepada Kristus sebagai satu-satunya sumber keselamatan."

4. Konsekuensi dari Penolakan: “Sebab, mengapakah kamu harus mati, hai keturunan Israel?”

Kalimat ini merupakan pertanyaan retoris yang menunjukkan ketidaklogisan penolakan terhadap anugerah Allah. Jika Allah sudah menyediakan jalan keselamatan, mengapa manusia tetap memilih jalan kebinasaan?

R.C. Sproul dalam bukunya Chosen by God menjelaskan bahwa kebinasaan manusia bukan karena Allah tidak menyediakan keselamatan, tetapi karena manusia dalam dosa mereka memilih untuk menolak tawaran kasih karunia-Nya.

Implikasi Teologis Yehezkiel 33:11 dalam Perspektif Reformed

  1. Allah Adalah Tuhan yang Mahakasih dan Mahakudus
    Ayat ini menyeimbangkan kasih dan keadilan Allah. Kasih Allah terlihat dalam panggilan pertobatan, tetapi keadilan-Nya menuntut konsekuensi bagi mereka yang menolak.

  2. Panggilan Pertobatan Ditujukan kepada Semua Manusia
    Meskipun dalam teologi Reformed terdapat doktrin limited atonement (penebusan terbatas), panggilan pertobatan bersifat universal. Seperti yang dijelaskan oleh Lorraine Boettner, “Injil harus diberitakan kepada semua orang, karena hanya Allah yang mengetahui siapa yang akan dipilih.”

  3. Keselamatan Adalah Anugerah, Tetapi Manusia Bertanggung Jawab untuk Merespons
    Meskipun keselamatan adalah hasil dari kasih karunia Allah, manusia tetap memiliki tanggung jawab untuk menanggapi panggilan-Nya. Sproul menekankan bahwa "Kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia bukanlah kontradiksi, melainkan dua realitas yang berjalan berdampingan."

Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari

  1. Menghidupi Pertobatan Sejati
    Pertobatan bukan hanya sekali dalam hidup, tetapi harus menjadi pola hidup sehari-hari bagi orang percaya. Seperti yang dikatakan Martin Luther: "Seluruh hidup orang Kristen haruslah kehidupan pertobatan."

  2. Memberitakan Injil dengan Kasih
    Jika Allah sendiri menginginkan agar orang berdosa bertobat, kita sebagai pengikut Kristus juga harus memiliki hati yang sama dalam mengabarkan Injil.

  3. Tidak Menunda Pertobatan
    Seruan “Berbaliklah, berbaliklah” menunjukkan urgensi. Kita tidak tahu kapan waktu kita di dunia ini berakhir, sehingga kita harus segera merespons panggilan Allah.

Kesimpulan

Yehezkiel 33:11 adalah salah satu ayat yang menggambarkan kasih dan keadilan Allah dengan sangat jelas. Allah tidak senang melihat orang berdosa binasa, tetapi Ia mengundang mereka untuk berbalik kepada-Nya dan menerima hidup yang sejati. Dalam terang teologi Reformed, ayat ini mengajarkan bahwa panggilan pertobatan bersifat universal, tetapi hanya mereka yang dipilih Allah yang akan menanggapi dengan iman yang sejati.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam pertobatan sejati, memberitakan Injil, dan tidak menunda-nunda untuk berbalik kepada Tuhan. Kiranya ayat ini mengingatkan kita akan belas kasih Allah dan mendorong kita untuk semakin taat kepada-Nya. Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post