Kunci Memahami Perjanjian Lama dengan Benar

Terobosan yang Membantu Saya Memahami Perjanjian Lama

Pendahuluan:

Banyak orang Kristen merasa kesulitan memahami Perjanjian Lama (PL). Dibandingkan Perjanjian Baru yang berisi ajaran Yesus dan gereja mula-mula, Perjanjian Lama tampak lebih sulit dipahami dengan hukum-hukum kuno, silsilah panjang, serta kisah-kisah yang terkadang terasa asing bagi pembaca modern.

Namun, bagi seorang Kristen yang ingin memahami Alkitab secara utuh, Perjanjian Lama memiliki peran yang sangat penting. Sebagai teolog Reformed seperti John Calvin dan Geerhardus Vos tegaskan, Perjanjian Lama bukan sekadar kisah sejarah, tetapi bagian dari rencana keselamatan Allah yang digenapi dalam Kristus.

Dalam perjalanan iman saya, ada beberapa terobosan penting yang membantu saya memahami Perjanjian Lama dengan lebih baik. Saya ingin membagikan beberapa wawasan ini agar Anda juga dapat melihat keindahan dan relevansi Perjanjian Lama dalam kehidupan Kristen.

1. Memahami Bahwa Seluruh Alkitab adalah Satu Kisah Keselamatan

Salah satu hambatan terbesar dalam memahami Perjanjian Lama adalah melihatnya sebagai kumpulan cerita yang terpisah-pisah. Namun, terobosan pertama yang saya alami adalah memahami bahwa seluruh Alkitab, dari Kejadian hingga Wahyu, adalah satu kesatuan yang menyampaikan kisah keselamatan Allah bagi umat manusia.

Perjanjian Lama Mengarah kepada Kristus

Yesus sendiri mengajarkan bahwa Perjanjian Lama berbicara tentang Dia. Dalam Lukas 24:27, setelah kebangkitan-Nya, Yesus menjelaskan kepada dua murid dalam perjalanan ke Emaus:

"Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari Kitab-kitab Musa dan semua kitab para nabi."

Jonathan Edwards, seorang teolog Reformed terkemuka, mengatakan bahwa setiap bagian dari Perjanjian Lama menunjuk kepada Kristus, baik secara langsung maupun melalui tipe dan bayangan (shadow and type). Dengan pemahaman ini, saya mulai membaca Perjanjian Lama dengan perspektif Kristosentris, mencari bagaimana setiap bagian berhubungan dengan rencana keselamatan Allah dalam Yesus Kristus.

Rencana Keselamatan dalam Perjanjian Lama

Geerhardus Vos, salah satu pendiri teologi biblika Reformed, menekankan bahwa sejarah Perjanjian Lama adalah perkembangan progresif dari wahyu Allah. Berikut ini adalah gambaran besar dari bagaimana Perjanjian Lama mengarahkan kita kepada Injil:

  • Kejadian: Allah menciptakan dunia yang baik, tetapi manusia jatuh ke dalam dosa (Kejadian 3). Namun, Allah menjanjikan Juruselamat (Kejadian 3:15).
  • Abraham dan Israel: Allah memilih Abraham dan keturunannya sebagai bangsa perjanjian yang akan membawa berkat bagi semua bangsa (Kejadian 12:1-3).
  • Hukum Musa: Hukum Taurat menunjukkan standar kekudusan Allah dan kebutuhan akan penebusan (Keluaran 20).
  • Raja dan Nabi: Raja Daud melambangkan Mesias yang akan datang, sementara para nabi menubuatkan kedatangan Juruselamat yang sejati (Yesaya 53, Mikha 5:2).
  • Eksil dan Pemulihan: Pembuangan ke Babel menegaskan konsekuensi dosa, tetapi janji pemulihan mengarahkan kita pada kedatangan Kristus yang akan membawa kerajaan Allah.

Dengan memahami bahwa Perjanjian Lama adalah bagian dari kisah keselamatan, saya bisa melihat keindahan dan relevansinya dalam kehidupan iman saya.

2. Melihat Pola Penggenapan dalam Kristus

Salah satu konsep penting dalam teologi Reformed adalah typology, yaitu bagaimana berbagai elemen dalam Perjanjian Lama merupakan bayangan atau gambaran dari kegenapan yang ada dalam Kristus.

Augustinus pernah berkata:

"Perjanjian Lama tersembunyi dalam Perjanjian Baru, dan Perjanjian Baru dinyatakan dalam Perjanjian Lama."

Beberapa contoh pola penggenapan yang membantu saya memahami Perjanjian Lama dengan lebih dalam adalah:

  • Adam dan Kristus: Adam adalah manusia pertama yang gagal, tetapi Kristus adalah Adam kedua yang berhasil dalam ketaatan-Nya (Roma 5:12-19).
  • Domba Paskah dan Yesus: Anak domba Paskah dalam Keluaran 12 adalah gambaran dari Yesus, Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia (Yohanes 1:29).
  • Kemah Suci dan Kristus: Kemah Suci dan Bait Allah melambangkan kehadiran Allah di tengah umat-Nya. Yesus adalah penggenapan sejati dari kehadiran Allah di dunia (Yohanes 2:19-21).
  • Yunus dan Kebangkitan: Yunus berada di dalam perut ikan selama tiga hari, melambangkan kematian dan kebangkitan Yesus (Matius 12:40).

Dengan melihat pola-pola ini, saya tidak lagi melihat Perjanjian Lama sebagai kumpulan cerita kuno yang tidak relevan, tetapi sebagai bagian dari wahyu ilahi yang saling terhubung dan memiliki makna mendalam bagi iman Kristen.

3. Memahami Perjanjian (Covenant) sebagai Kunci Utama

Salah satu konsep teologis yang membuka mata saya dalam memahami Perjanjian Lama adalah teologi perjanjian (covenant theology). Dalam teologi Reformed, Allah berelasi dengan manusia melalui perjanjian (covenant), yang merupakan janji dan komitmen Allah terhadap umat-Nya.

Tiga Perjanjian Utama dalam Teologi Reformed

  1. Perjanjian Penciptaan (Covenant of Works): Allah membuat perjanjian dengan Adam bahwa ia akan hidup kekal jika taat kepada perintah-Nya (Kejadian 2:16-17).
  2. Perjanjian Anugerah (Covenant of Grace): Setelah kejatuhan manusia, Allah berjanji untuk menyelamatkan umat-Nya melalui keturunan perempuan (Kejadian 3:15), yang digenapi dalam Kristus.
  3. Perjanjian Penebusan (Covenant of Redemption): Keselamatan bukanlah rencana mendadak, tetapi telah dirancang sejak kekekalan dalam perjanjian antara Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

Perjanjian dalam Perjanjian Lama

Dalam sejarah Israel, kita melihat berbagai perjanjian yang Allah buat dengan umat-Nya, seperti:

  • Perjanjian dengan Nuh: Janji Allah untuk tidak lagi membinasakan dunia dengan air bah (Kejadian 9:8-17).
  • Perjanjian dengan Abraham: Janji Allah untuk menjadikan keturunannya sebagai berkat bagi semua bangsa (Kejadian 12:1-3).
  • Perjanjian dengan Musa: Hukum Taurat sebagai standar kehidupan bagi umat pilihan (Keluaran 19-24).
  • Perjanjian dengan Daud: Janji bahwa keturunannya akan memerintah selamanya, yang digenapi dalam Yesus Kristus (2 Samuel 7:12-16).

Ketika saya memahami bahwa Perjanjian Lama adalah perjalanan panjang Allah dalam membentuk dan menebus umat-Nya, saya semakin kagum akan kesetiaan-Nya.

4. Menggunakan Metode Hermeneutika yang Benar

Memahami Perjanjian Lama membutuhkan metode penafsiran yang tepat. Dalam teologi Reformed, hermeneutika yang baik harus mempertimbangkan:

  • Konteks Sejarah: Siapa yang menulis teks tersebut? Apa latar belakang budaya dan sejarahnya?
  • Makna dalam Konteks Aslinya: Apa yang dimaksud oleh penulis bagi pendengar aslinya?
  • Kaitan dengan Kristus: Bagaimana bagian ini menunjuk kepada Kristus atau rencana keselamatan?
  • Aplikasi dalam Kehidupan Kristen: Bagaimana teks ini relevan bagi kehidupan kita saat ini?

Salah satu kesalahan terbesar dalam membaca Perjanjian Lama adalah mengabaikan konteksnya atau menafsirkannya secara moralistik tanpa melihat penggenapannya dalam Kristus.

Kesimpulan

Perjanjian Lama bukanlah bagian yang terpisah dari Alkitab, tetapi merupakan fondasi dari rencana keselamatan Allah yang digenapi dalam Yesus Kristus. Dengan memahami bahwa seluruh Alkitab adalah satu kisah keselamatan, melihat pola penggenapan dalam Kristus, memahami konsep perjanjian, dan menerapkan metode hermeneutika yang benar, saya menemukan keindahan dan kekayaan firman Tuhan dalam Perjanjian Lama.

Jika Anda merasa kesulitan memahami Perjanjian Lama, saya mendorong Anda untuk mendekatinya dengan hati yang terbuka dan meminta Roh Kudus menuntun Anda dalam pengenalan akan kebenaran Allah.

Next Post Previous Post