Mazmur 37:4: Sukacita dalam Tuhan dan Pemenuhan Keinginan Hati

Mazmur 37:4: Sukacita dalam Tuhan dan Pemenuhan Keinginan Hati

Pendahuluan

Mazmur 37:4 adalah salah satu ayat yang sering dikutip ketika berbicara tentang sukacita dalam Tuhan dan pemenuhan keinginan hati. Banyak orang Kristen memahami ayat ini sebagai janji bahwa jika mereka menyenangkan diri dalam Tuhan, maka Tuhan akan memberikan segala yang mereka inginkan. Namun, bagaimana sebenarnya ayat ini dipahami dalam perspektif teologi Reformed?

Ayat ini berbunyi:

"Senangkanlah dirimu dalam TUHAN, dan Dia akan memberikan kepadamu keinginan hatimu." (Mazmur 37:4, AYT)

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna teologis, konteks historis, dan penerapan ayat ini dalam kehidupan Kristen, berdasarkan pemikiran para teolog Reformed.

I. Konteks Historis dan Latar Belakang Mazmur 37

Mazmur 37 adalah mazmur hikmat yang ditulis oleh Raja Daud. Mazmur ini menegaskan bahwa meskipun orang benar sering kali melihat orang fasik tampak lebih makmur, mereka tidak perlu iri atau takut karena Tuhan akan memelihara umat-Nya dan membalas kejahatan pada waktunya.

Ayat ini ditulis dalam konteks:

  1. Kontras antara orang benar dan orang fasik – Orang benar dipanggil untuk percaya kepada Tuhan, sementara orang fasik mungkin tampak berhasil untuk sementara waktu, tetapi akhirnya akan dihancurkan (Mazmur 37:1-2, 9-10).
  2. Janji pemeliharaan Tuhan bagi orang yang hidup benar – Tuhan akan memimpin, menopang, dan memberkati mereka yang bersandar kepada-Nya (Mazmur 37:5, 23-25).
  3. Panggilan untuk hidup dalam kesabaran dan iman – Orang percaya tidak boleh bereaksi dengan iri hati terhadap keberhasilan orang fasik, tetapi harus tetap setia dan bersukacita dalam Tuhan.

Mazmur ini memberikan perspektif jangka panjang tentang keadilan Allah dan mengajarkan kita untuk hidup dalam iman dan kesabaran.

II. Eksposisi Mazmur 37:4 dalam Perspektif Teologi Reformed

1. "Senangkanlah dirimu dalam TUHAN"

Frasa ini menekankan bahwa sukacita sejati ditemukan dalam Tuhan, bukan dalam hal-hal duniawi.

John Calvin dalam komentarnya tentang Mazmur 37 menekankan bahwa kesukaan dalam Tuhan berarti memiliki hati yang selaras dengan kehendak-Nya. Calvin menulis:

“Seseorang tidak dapat menikmati Tuhan tanpa terlebih dahulu meninggalkan hawa nafsu duniawi dan mengarahkan hatinya kepada-Nya.”

Dari perspektif Reformed, kesukaan dalam Tuhan berarti bahwa Tuhan sendiri adalah harta terbesar kita. Ini sejalan dengan ajaran Yesus dalam Matius 6:33:

"Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."

Ketika seseorang menyenangkan diri dalam Tuhan, ia akan menemukan kepuasan rohani yang sejati, yang jauh lebih besar daripada kekayaan atau kesuksesan duniawi.

2. "Dia akan memberikan kepadamu keinginan hatimu"

Bagian kedua dari ayat ini sering disalahartikan sebagai janji bahwa Tuhan akan memberikan segala yang kita inginkan. Namun, perspektif Reformed melihat ayat ini sebagai hasil dari transformasi hati manusia yang menyelaraskan keinginannya dengan kehendak Allah.

R.C. Sproul dalam bukunya Knowing God menjelaskan bahwa:

“Ketika seseorang sungguh-sungguh menikmati Tuhan, keinginannya akan berubah. Ia tidak lagi mencari kepuasan dalam dunia, tetapi dalam kehendak dan kemuliaan Tuhan.”

Dalam perspektif ini, keinginan hati yang diberikan Tuhan bukanlah tentang materi atau keberhasilan duniawi, tetapi tentang hidup yang dipenuhi oleh kebenaran, kedamaian, dan hubungan yang dalam dengan Allah.

John MacArthur dalam komentarnya juga menekankan bahwa ketika seseorang menjadikan Tuhan sebagai kesukaannya, maka keinginan hatinya akan menjadi keinginan yang benar dan sesuai dengan kehendak Tuhan.

"Mazmur ini bukanlah janji bahwa Tuhan akan memenuhi semua permintaan kita, tetapi janji bahwa Tuhan akan membentuk hati kita sehingga kita menginginkan hal-hal yang benar.”

III. Makna Teologis Mazmur 37:4 dalam Teologi Reformed

1. Sukacita dalam Tuhan adalah Tanda Hati yang Ditebus

Teologi Reformed menekankan bahwa hanya orang yang telah ditebus oleh anugerah Allah yang dapat benar-benar menikmati Tuhan.

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa:

“Hati manusia yang telah diperbarui oleh Roh Kudus akan menemukan kesukaan sejati dalam Tuhan dan bukan dalam hal-hal dunia.”

Oleh karena itu, Mazmur 37:4 bukanlah janji untuk semua orang, tetapi bagi mereka yang hatinya telah diubahkan oleh anugerah Allah.

2. Keinginan Hati yang Sejalan dengan Kehendak Allah

Orang yang sungguh-sungguh menyenangkan dirinya dalam Tuhan akan memiliki keinginan yang berbeda dari orang duniawi.

Jonathan Edwards dalam Religious Affections menjelaskan bahwa:

“Ketika seseorang benar-benar mengenal Tuhan, keinginan hatinya tidak lagi berpusat pada dirinya sendiri, tetapi pada kemuliaan Tuhan.”

3. Allah Bukan Sarana untuk Mendapatkan Keinginan Duniawi

Salah satu kesalahan dalam menafsirkan ayat ini adalah menganggap Tuhan sebagai sarana untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.

Dalam perspektif Reformed, ini bertentangan dengan soli Deo gloria, di mana Tuhan harus menjadi tujuan akhir dari segala sesuatu, bukan sekadar alat untuk memenuhi keinginan manusia.

J.I. Packer dalam Knowing God menulis:

“Tuhan tidak memanggil kita untuk menggunakan-Nya demi mendapatkan apa yang kita inginkan, tetapi untuk mengenal-Nya sebagai harta terbesar kita.”

IV. Penerapan Mazmur 37:4 dalam Kehidupan Kristen

1. Menjadikan Tuhan sebagai Kesukaan Tertinggi

Kita harus bertanya kepada diri sendiri: Apakah Tuhan benar-benar menjadi sumber sukacita kita, atau kita hanya mencari-Nya untuk mendapatkan sesuatu?

Filipi 4:4 berkata:

"Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!"

2. Menyelaraskan Keinginan Kita dengan Kehendak Tuhan

Jika kita benar-benar menikmati Tuhan, maka keinginan kita akan berubah. Kita akan lebih menginginkan:

  • Hidup dalam kekudusan
  • Melayani sesama
  • Menjadi saksi Injil
  • Bertumbuh dalam firman Tuhan

3. Menghindari Teologi Kemakmuran

Mazmur 37:4 sering digunakan dalam teologi kemakmuran untuk mengajarkan bahwa iman akan membawa keberhasilan materi. Namun, dalam perspektif Reformed, ayat ini lebih berbicara tentang perubahan hati daripada tentang keberhasilan duniawi.

Yesus berkata dalam Yohanes 15:7:

"Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan hal itu akan diberikan kepadamu."

Namun, ini berarti keinginan kita harus selaras dengan firman Tuhan.

4. Hidup dalam Kepercayaan kepada Pemeliharaan Allah

Mazmur 37 mengajarkan bahwa orang percaya harus tetap berharap kepada Tuhan bahkan ketika hidup terasa tidak adil.

Roma 8:28 berkata:

"Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia."

Sebagai orang Kristen, kita harus tetap percaya bahwa Allah akan memberikan yang terbaik bagi kita, bahkan jika itu berbeda dari apa yang kita harapkan.

Kesimpulan

Mazmur 37:4 adalah janji bagi mereka yang benar-benar menemukan sukacita dalam Tuhan. Dalam perspektif teologi Reformed, kita memahami bahwa:

  1. Sukacita sejati ditemukan dalam Tuhan, bukan dalam hal-hal duniawi.
  2. Keinginan hati kita akan berubah seiring kita semakin mengenal Tuhan.
  3. Allah tidak dipanggil untuk memenuhi keinginan egois kita, tetapi untuk mengubah hati kita agar selaras dengan kehendak-Nya.
  4. Orang percaya dipanggil untuk berharap dan bersukacita dalam pemeliharaan Allah, meskipun dunia tampak tidak adil.

"Kiranya kita benar-benar menjadikan Tuhan sebagai kesukaan kita, dan membiarkan Dia membentuk keinginan hati kita agar sesuai dengan kehendak-Nya."

Next Post Previous Post