Penghakiman atas Ketidaktahuan: Dosa dan Anugerah Pengetahuan Akan Allah

Penghakiman atas Ketidaktahuan: Dosa dan Anugerah Pengetahuan Akan Allah

Pengetahuan:

Ketidaktahuan (ignorance) sering dianggap sebagai hal yang tidak berbahaya dalam kehidupan rohani. Banyak orang berpikir bahwa jika mereka tidak tahu tentang Allah atau hukum-Nya, mereka tidak akan bertanggung jawab atas dosa mereka. Namun, teologi Reformed menegaskan bahwa ketidaktahuan bukan alasan untuk dibebaskan dari kesalahan, tetapi justru merupakan bagian dari keadaan berdosa manusia yang membutuhkan penebusan dalam Kristus.

Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa ketidaktahuan rohani bukanlah sekadar kurangnya informasi, tetapi juga adalah akibat dari kejatuhan manusia dalam dosa. Paulus berkata dalam Roma 1:18-20 bahwa tidak ada seorang pun yang benar-benar tidak tahu tentang Allah, karena Allah telah menyatakan diri-Nya melalui ciptaan.

Para teolog Reformed seperti John Calvin, Jonathan Edwards, R.C. Sproul, John Piper, dan Wayne Grudem menekankan bahwa ketidaktahuan manusia tentang Allah adalah bagian dari kebutaan rohani yang hanya dapat diatasi oleh pekerjaan supranatural Roh Kudus melalui Injil.

Dalam artikel ini, kita akan membahas:

  1. Apakah Ketidaktahuan Dapat Membebaskan Manusia dari Penghakiman Allah?
  2. Mengapa Manusia Hidup dalam Ketidaktahuan akan Allah?
  3. Apa yang Alkitab Katakan tentang Konsekuensi Ketidaktahuan Rohani?
  4. Bagaimana Injil Mengatasi Ketidaktahuan dan Menerangi Hati Manusia?
  5. Bagaimana Orang Percaya Dipanggil untuk Melawan Ketidaktahuan?

1. Apakah Ketidaktahuan Dapat Membebaskan Manusia dari Penghakiman Allah?

Salah satu kesalahpahaman terbesar adalah anggapan bahwa ketidaktahuan akan hukum Tuhan berarti seseorang tidak bersalah di hadapan-Nya.

Namun, Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa ketidaktahuan bukan alasan untuk lolos dari hukuman Allah.

“Sebab murka Allah dinyatakan dari surga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia yang menindas kebenaran dengan kelaliman. Sebab apa yang dapat diketahui tentang Allah nyata bagi mereka, karena Allah telah menyatakannya kepada mereka.” (Roma 1:18-19, AYT)

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menegaskan bahwa ketidaktahuan bukanlah alasan untuk dibenarkan, tetapi merupakan bukti dari kebutaan rohani manusia yang telah terpisah dari Allah karena dosa.

a. Kesaksian Umum Allah dalam Ciptaan

Paulus berkata bahwa Allah telah menyatakan keberadaan-Nya melalui ciptaan, sehingga tidak ada alasan bagi siapa pun untuk mengabaikan atau menolak-Nya.

“Sebab sifat-sifat-Nya yang tidak kelihatan, yaitu kuasa-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat dimengerti dari ciptaan dunia ini.” (Roma 1:20, AYT)

Jonathan Edwards menegaskan bahwa alam semesta adalah bukti yang cukup bagi semua manusia untuk menyadari keberadaan Allah, tetapi karena hati mereka memberontak, mereka memilih untuk mengabaikan kebenaran ini.

b. Hukum Allah Tertulis dalam Hati Manusia

Bahkan bagi mereka yang tidak memiliki akses ke firman tertulis, hati nurani mereka tetap bersaksi tentang hukum Allah.

“Sebab dengan itu mereka menunjukkan bahwa isi hukum Taurat ada tertulis dalam hati mereka, dan suara hati mereka turut bersaksi.” (Roma 2:15, AYT)

R.C. Sproul menegaskan bahwa setiap manusia memiliki kesadaran moral yang menegaskan keberadaan Allah, tetapi karena dosa, mereka menekan dan menolak kebenaran tersebut.

2. Mengapa Manusia Hidup dalam Ketidaktahuan akan Allah?

Teologi Reformed menegaskan bahwa ketidaktahuan rohani bukan hanya kurangnya informasi, tetapi adalah hasil dari natur dosa manusia yang telah jatuh.

a. Dosa Membutakan Hati Manusia

Yesus berkata:

“Orang-orang ini mempunyai mata, tetapi tidak melihat, mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar.” (Yeremia 5:21, AYT)

John Piper menegaskan bahwa kejatuhan manusia telah menyebabkan kebutaan rohani yang membuat mereka tidak mampu mengenal Allah tanpa pertolongan Roh Kudus.

b. Manusia Menolak Terang Kebenaran

Yesus berkata bahwa banyak orang lebih menyukai kegelapan daripada terang karena perbuatan mereka jahat.

“Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.” (Yohanes 3:19, AYT)

Timothy Keller menegaskan bahwa manusia memilih ketidaktahuan karena mereka tidak ingin tunduk kepada otoritas Allah dan lebih memilih jalan mereka sendiri.

3. Apa yang Alkitab Katakan tentang Konsekuensi Ketidaktahuan Rohani?

a. Ketidaktahuan Tidak Menghapus Tanggung Jawab

“Waktu ketidaktahuan Allah abaikan, tetapi sekarang Ia memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua harus bertobat.” (Kisah Para Rasul 17:30, AYT)

Wayne Grudem menegaskan bahwa Allah memberikan kesempatan bagi manusia untuk bertobat, tetapi ketidaktahuan bukanlah alasan untuk menghindari pertanggungjawaban di hadapan-Nya.

b. Ketidaktahuan Membawa Kehancuran

“Umat-Ku binasa karena tidak memiliki pengetahuan.” (Hosea 4:6, AYT)

John Calvin menegaskan bahwa tanpa pengetahuan akan Allah, manusia akan tetap dalam kebinasaan dan tidak akan menemukan jalan keselamatan.

4. Bagaimana Injil Mengatasi Ketidaktahuan dan Menerangi Hati Manusia?

a. Kristus Adalah Terang Dunia

“Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan akan memiliki terang kehidupan.” (Yohanes 8:12, AYT)

Jonathan Edwards menegaskan bahwa hanya melalui Injil Kristus, manusia dapat dibawa keluar dari kebutaan rohani menuju terang kebenaran.

b. Roh Kudus Menerangi Pikiran dan Hati

“Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu.” (Yohanes 14:26, AYT)

R.C. Sproul menegaskan bahwa iman kepada Kristus bukan hasil usaha manusia, tetapi pekerjaan supranatural Roh Kudus yang membuka mata hati manusia.

5. Bagaimana Orang Percaya Dipanggil untuk Melawan Ketidaktahuan?

a. Mewartakan Injil ke Seluruh Dunia

“Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku.” (Matius 28:19, AYT)

John Piper menekankan bahwa karena hanya Injil yang dapat menerangi hati manusia, orang percaya dipanggil untuk memberitakannya kepada dunia.

b. Hidup dalam Kebenaran Firman Tuhan

“Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.” (Matius 5:6, AYT)

Timothy Keller menegaskan bahwa orang percaya harus terus bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan dan tidak hidup dalam ketidaktahuan rohani.

Kesimpulan: Penghakiman atas Ketidaktahuan dalam Terang Injil

  1. Ketidaktahuan bukan alasan untuk lolos dari penghakiman Allah.
  2. Dosa membuat manusia buta terhadap kebenaran Allah.
  3. Hanya Injil yang dapat membawa manusia keluar dari kebutaan rohani.
  4. Roh Kudus adalah satu-satunya yang dapat menerangi hati manusia.
  5. Orang percaya dipanggil untuk menyebarkan Injil dan melawan ketidaktahuan dengan firman Tuhan.

Sebagaimana John Calvin berkata:

“Pengenalan akan Allah adalah sumber kebijaksanaan sejati, dan tanpa itu, manusia tetap dalam kebodohan yang membawa kebinasaan.”

Marilah kita hidup dalam terang kebenaran dan memberitakan Injil kepada dunia yang masih hidup dalam ketidaktahuan!

Next Post Previous Post