Proses Pengudusan: Perjalanan Menuju Kekudusan dalam Kasih Karunia

Pendahuluan
Dalam perjalanan kehidupan Kristen, kita sering kali terjebak dalam dua ekstrem dalam hal pengudusan (sanctification). Di satu sisi, ada yang merasa terjebak dalam kegagalan mereka, terus-menerus berkutat pada dosa dan kelemahan mereka. Di sisi lain, ada yang merasa puas dengan pencapaian rohani mereka, sehingga kurang memiliki kerinduan untuk bertumbuh lebih dalam.
Namun, teologi Reformed mengajarkan bahwa pengudusan adalah sebuah proses, bukan tujuan yang instan. Ke mana kita menuju—yaitu semakin serupa dengan Kristus—lebih penting daripada di mana kita berada saat ini. Mengapa demikian? Karena dalam pengudusan, Allah yang berdaulat bekerja di dalam kita, membentuk kita sedikit demi sedikit untuk menjadi pribadi yang lebih kudus.
Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana pandangan teologi Reformed tentang pengudusan menekankan bahwa arah perjalanan kita jauh lebih penting daripada posisi kita saat ini.
1. Pengudusan adalah Proses Seumur Hidup
Salah satu aspek utama dari pengudusan menurut teologi Reformed adalah bahwa ini merupakan proses seumur hidup. Tidak ada seorang pun yang mencapai kesempurnaan rohani selama mereka masih hidup di dunia ini.
Pengudusan dalam Alkitab
Dalam Filipi 3:12-14, Rasul Paulus menyatakan:
"Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah menjadi sempurna, tetapi aku mengejarnya, kalau-kalau aku juga dapat menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap bahwa aku telah menangkapnya, tetapi satu hal yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang ada di hadapanku, dan berlari menuju tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus."
Paulus mengajarkan bahwa pengudusan adalah tentang bergerak maju, bukan tentang sudah sampai pada kesempurnaan. Ia tidak terpaku pada kegagalannya di masa lalu atau berpuas diri dengan pencapaiannya saat ini, tetapi ia terus mengejar Kristus.
Pandangan Reformed tentang Proses Pengudusan
Teologi Reformed menegaskan bahwa pengudusan terjadi dalam tiga tahap utama:
- Pengudusan Posisi (Positional Sanctification) – Saat seseorang percaya kepada Kristus, ia dipisahkan untuk Allah dan dianggap kudus dalam posisi di hadapan-Nya (1 Korintus 6:11).
- Pengudusan Progresif (Progressive Sanctification) – Proses pertumbuhan rohani di mana kita menjadi semakin serupa dengan Kristus (2 Korintus 3:18).
- Pengudusan Akhir (Final Sanctification) – Kesempurnaan yang hanya akan terjadi saat kita dipermuliakan di hadapan Allah (1 Yohanes 3:2).
Dalam tahap kedua inilah kita perlu memahami bahwa yang terpenting adalah arah perjalanan kita, bukan titik di mana kita berada.
Kesimpulan
Karena pengudusan adalah proses yang panjang, kita tidak boleh putus asa dengan kegagalan kita saat ini, tetapi harus terus bergerak maju dalam anugerah Tuhan.
2. Pengudusan Digerakkan oleh Kasih Karunia, Bukan Usaha Manusia
Sering kali, orang Kristen jatuh dalam kesalahan berpikir bahwa pengudusan sepenuhnya tergantung pada usaha mereka sendiri. Ini bisa menimbulkan dua dampak negatif: legalisme (mengandalkan perbuatan baik untuk menjadi kudus) atau keputusasaan (karena merasa gagal terus-menerus).
Alkitab: Allah yang Bekerja dalam Kita
Dalam Filipi 2:12-13, Paulus mengatakan:
"Kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya."
Ayat ini menunjukkan keseimbangan antara tanggung jawab manusia dan karya Allah dalam pengudusan. Kita harus bekerja dalam kekudusan, tetapi itu bukan usaha kita sendiri—Allah yang bekerja dalam kita.
Pandangan Reformed tentang Kasih Karunia dalam Pengudusan
Reformed menekankan bahwa pengudusan adalah pekerjaan Roh Kudus di dalam diri orang percaya. John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion mengatakan:
"Semua kebajikan yang kita miliki berasal dari kasih karunia Allah; bukan dari kehendak kita, tetapi dari Roh-Nya yang mengubah hati kita."
Artinya, meskipun kita memiliki peran dalam pertumbuhan rohani kita, inisiatif dan kekuatan sejati datang dari Tuhan. Yang terpenting adalah apakah kita terus hidup dalam ketergantungan kepada kasih karunia-Nya atau tidak.
Kesimpulan
Karena pengudusan adalah hasil pekerjaan Allah dalam kita, yang paling penting adalah apakah kita terus berusaha berjalan dalam kasih karunia-Nya, bukan seberapa jauh kita telah berkembang saat ini.
3. Fokus pada Arah, Bukan Kejatuhan
Banyak orang Kristen merasa tertahan dalam pengudusan mereka karena terus-menerus memikirkan dosa dan kegagalan mereka. Mereka merasa tidak layak, tidak cukup baik, atau tidak bisa berubah.
Alkitab: Jangan Berhenti karena Masa Lalu
Ibrani 12:1-2 memberi kita gambaran bagaimana kita seharusnya melihat perjalanan iman kita:
"Karena kita mempunyai banyak saksi bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita, dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman dan yang membawa iman kita kepada kesempurnaan."
Ayat ini mengajarkan bahwa kita harus menanggalkan dosa yang menghalangi, tetapi yang lebih penting adalah melihat kepada Yesus, bukan hanya melihat kegagalan kita sendiri.
Pandangan Reformed tentang Dosa dalam Pengudusan
Menurut Reformed, meskipun orang percaya masih bergumul dengan dosa, mereka tidak lagi hidup dalam perbudakan dosa. Dalam Roma 6:14, Paulus berkata:
"Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia."
John Owen dalam bukunya The Mortification of Sin menekankan bahwa kita harus "mematikan dosa" setiap hari, tetapi kemenangan tidak diukur dari tidak adanya dosa, melainkan dari pertumbuhan dalam kasih kepada Kristus.
Kesimpulan
Jangan biarkan kejatuhan atau kegagalan membuat Anda berhenti. Yang lebih penting adalah apakah Anda terus bangkit dan bergerak maju dalam anugerah Tuhan.
4. Tuhan Melihat Hati yang Bertumbuh, Bukan Kesempurnaan Instan
Dalam pengudusan, yang Tuhan inginkan bukanlah kesempurnaan instan, tetapi hati yang bertumbuh dalam kasih kepada-Nya.
Alkitab: Tuhan Melihat Hati
Dalam 1 Samuel 16:7, Tuhan berkata kepada Samuel:
"Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
Tuhan tidak hanya melihat seberapa jauh kita telah berubah, tetapi melihat apakah hati kita tetap diarahkan kepada-Nya.
Pandangan Reformed tentang Pertumbuhan Rohani
John Piper dalam bukunya Desiring God mengatakan:
"Kekristenan sejati bukan tentang ketaatan yang sempurna, tetapi tentang hati yang terus mencari kesenangan terbesar dalam Allah."
Artinya, yang terpenting dalam pengudusan bukanlah mencapai titik tertentu, tetapi apakah kita terus mencari Tuhan dengan segenap hati kita.
Kesimpulan
Yang lebih penting dalam pengudusan bukanlah seberapa jauh kita sudah berkembang, tetapi apakah kita terus bertumbuh dan mencari Tuhan dengan hati yang tulus.
Kesimpulan Akhir
Dalam pengudusan, ke mana kita menuju lebih penting daripada di mana kita berada.
✅ Pengudusan adalah proses seumur hidup—kita tidak perlu putus asa jika belum "sempurna".
✅ Kasih karunia Allah yang mengerjakan pengudusan dalam kita—bukan sekadar usaha manusia.
✅ Jangan terjebak dalam dosa dan kegagalan—tetap fokus pada pertumbuhan dalam Kristus.
✅ Tuhan melihat hati yang bertumbuh, bukan kesempurnaan instan—yang penting adalah arah hidup kita.
Mari kita terus bertumbuh dalam pengudusan dengan mata tertuju kepada Kristus, sebab Dialah yang mengubah kita dari satu kemuliaan kepada kemuliaan yang lebih besar!