Roma 1:11-13: Keinginan Paulus untuk Menguatkan Jemaat Roma dalam Iman

Roma 1:11-13: Keinginan Paulus untuk Menguatkan Jemaat Roma dalam Iman

Pendahuluan

Surat Paulus kepada jemaat di Roma merupakan salah satu tulisan teologis paling mendalam dalam Perjanjian Baru. Surat ini tidak hanya berisi doktrin keselamatan melalui iman, tetapi juga ekspresi hati Paulus terhadap jemaat yang belum pernah ia kunjungi secara langsung. Dalam Roma 1:11-13, Paulus mengungkapkan kerinduannya untuk bertemu dengan jemaat di Roma guna memperkuat mereka dalam iman dan berbagi berkat rohani.

Berikut teks dari Roma 1:11-13 (AYT):

“Sebab, aku sangat ingin bertemu denganmu supaya aku dapat memberimu karunia rohani untuk menguatkan kamu, yaitu supaya kita sama-sama diteguhkan oleh iman masing-masing, baik imanmu maupun imanku. Saudara-saudara, aku ingin kamu tahu bahwa aku telah sering berencana untuk datang kepadamu; tetapi masih terhalang hingga sekarang; supaya aku juga melihat buah di antara kamu sama seperti di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi lainnya.”

Melalui artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna ayat ini dari perspektif para teolog Reformed serta aplikasinya dalam kehidupan Kristen.

1. Konteks Historis dan Tujuan Paulus dalam Surat Roma

A. Latar Belakang Surat Roma

Surat Roma ditulis oleh Rasul Paulus sekitar tahun 57 Masehi saat ia berada di Korintus, dalam perjalanan misinya yang ketiga. Jemaat di Roma sebagian besar terdiri dari orang-orang bukan Yahudi (gentile), meskipun ada juga orang Yahudi yang telah menerima Injil.

Paulus menulis surat ini untuk:

  1. Mengajarkan dasar-dasar Injil – Surat Roma adalah salah satu kitab yang paling sistematis dalam menjelaskan keselamatan oleh iman.
  2. Menyatakan keinginannya mengunjungi Roma – Paulus ingin memperkuat jemaat di Roma sebelum ia melanjutkan perjalanan ke Spanyol.
  3. Menghadapi perbedaan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi dalam gereja – Paulus menekankan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah, bukan hasil perbuatan atau warisan etnis.

John Calvin dalam Commentary on Romans menyatakan:

“Paulus tidak hanya ingin mengajar jemaat di Roma, tetapi juga ingin bersekutu dengan mereka dalam iman yang sama, karena pertumbuhan iman terjadi melalui persekutuan orang percaya.”

Dari sini kita melihat bahwa Paulus tidak hanya seorang pengajar, tetapi juga seorang gembala yang peduli terhadap jemaat.

2. Keinginan Paulus untuk Memberi Karunia Rohani (Roma 1:11)

“Sebab, aku sangat ingin bertemu denganmu supaya aku dapat memberimu karunia rohani untuk menguatkan kamu.”

A. Apa Itu Karunia Rohani yang Dimaksud Paulus?

Paulus berbicara tentang karunia rohani (charisma pneumatikon dalam bahasa Yunani), yang mengacu pada pemberian yang berasal dari Roh Kudus. Namun, dalam konteks ini, karunia rohani tidak merujuk pada pemberian seperti nubuat atau bahasa roh, melainkan pengajaran, dorongan, dan penguatan dalam iman.

Menurut Charles Hodge dalam Commentary on Romans:

“Karunia rohani yang dimaksud Paulus bukanlah sesuatu yang ia miliki sendiri untuk diberikan, tetapi sesuatu yang Tuhan berikan melalui pemberitaan Injil.”

Ini menunjukkan bahwa Paulus ingin menjadi alat Tuhan dalam memperkuat iman jemaat Roma melalui pengajaran dan pelayanan pastoralnya.

B. Tujuan Karunia Rohani: Menguatkan Jemaat

Paulus memahami bahwa kehidupan Kristen membutuhkan penguatan yang terus-menerus. Jemaat di Roma, meskipun kuat dalam iman, masih menghadapi berbagai tantangan seperti:

  1. Tekanan dari budaya kafir Roma
  2. Perpecahan antara orang Yahudi dan non-Yahudi dalam gereja
  3. Penderitaan dan penganiayaan karena iman

Oleh karena itu, pemberian karunia rohani ini bertujuan untuk memperkokoh jemaat dalam iman mereka.

3. Saling Menguatkan dalam Iman (Roma 1:12)

“Yaitu supaya kita sama-sama diteguhkan oleh iman masing-masing, baik imanmu maupun imanku.”

A. Prinsip Saling Menguatkan dalam Persekutuan Kristen

Ayat ini menunjukkan bahwa Paulus tidak hanya ingin memberi, tetapi juga menerima berkat rohani dari jemaat di Roma.

Menurut Martin Lloyd-Jones dalam Romans: Exposition of Chapter 1:

“Gereja bukan hanya tempat kita menerima pengajaran, tetapi juga tempat kita saling menguatkan. Bahkan Paulus, seorang rasul besar, mengakui bahwa ia juga membutuhkan kekuatan dari orang percaya lainnya.”

Prinsip ini mengajarkan kita bahwa kehidupan Kristen adalah kehidupan persekutuan, bukan perjalanan individual.

B. Iman Sebagai Dasar Penguatan

Paulus menekankan bahwa penguatan yang sejati terjadi melalui iman. Ini berarti bahwa penguatan rohani bukanlah hasil dari hikmat manusia, tetapi dari kepercayaan bersama kepada Tuhan.

Dalam Ibrani 10:24-25, kita juga diajarkan untuk saling menguatkan:

“Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti kebiasaan beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati.”

Ini menunjukkan bahwa dalam komunitas iman, setiap orang memiliki peran untuk membangun satu sama lain.

4. Rencana Paulus yang Terhalang (Roma 1:13)

“Saudara-saudara, aku ingin kamu tahu bahwa aku telah sering berencana untuk datang kepadamu; tetapi masih terhalang hingga sekarang; supaya aku juga melihat buah di antara kamu sama seperti di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi lainnya.”

A. Rencana Paulus yang Tidak Tercapai

Paulus telah sering berencana untuk mengunjungi Roma, tetapi selalu terhalang. Hambatan ini bisa berupa:

  1. Kesibukan dalam pelayanan di tempat lain
  2. Penyertaan Tuhan yang menuntunnya ke arah lain
  3. Perlawanan dari otoritas Roma atau tantangan dalam perjalanan

John Stott dalam The Message of Romans menulis:

“Sering kali rencana manusia berbeda dengan rencana Allah. Paulus belajar bahwa waktunya harus sesuai dengan kehendak Tuhan, bukan dengan keinginannya sendiri.”

Ini adalah pengingat bagi kita bahwa meskipun kita memiliki rencana baik, Tuhan yang menentukan jalannya.

B. Paulus Ingin Melihat "Buah" di Roma

Istilah “buah” dalam ayat ini mengacu pada hasil pelayanan Paulus di Roma, baik dalam bentuk:

  • Pertobatan orang-orang baru
  • Pertumbuhan rohani jemaat
  • Peningkatan persekutuan dalam kasih dan pelayanan

Seperti yang Yesus katakan dalam Yohanes 15:5:

“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia akan berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”

Buah yang dimaksud Paulus adalah hasil dari pekerjaan Roh Kudus melalui pemberitaan Injil.

5. Aplikasi dalam Kehidupan Kristen

A. Kerinduan untuk Menguatkan Orang Lain dalam Iman

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk saling menguatkan dalam iman, sebagaimana yang dilakukan Paulus. Kita dapat melakukannya melalui:

  • Pengajaran dan pembelajaran firman Tuhan
  • Berdoa bagi dan bersama sesama orang percaya
  • Berbagi kesaksian iman untuk membangun satu sama lain

B. Saling Meneguhkan dalam Persekutuan

Kehidupan Kristen bukanlah perjalanan solo. Kita membutuhkan komunitas untuk bertumbuh. Kita bisa saling mendukung melalui:

  • Bergabung dalam komunitas gereja yang sehat
  • Menghadiri persekutuan doa dan ibadah secara rutin
  • Menjadi pendengar yang baik dan pendoa bagi sesama

C. Belajar Menyerahkan Rencana Kita kepada Tuhan

Meskipun Paulus memiliki keinginan untuk pergi ke Roma, Tuhan memiliki rencana yang berbeda. Hal ini mengajarkan kita untuk percaya bahwa:

“Hati manusia merencanakan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan langkahnya.” (Amsal 16:9)

Kita harus belajar untuk tunduk kepada kehendak Tuhan dalam setiap aspek kehidupan.

Kesimpulan

Roma 1:11-13 mengajarkan kita tentang pentingnya komunitas iman, penguatan rohani, dan ketundukan kepada kehendak Tuhan.

  1. Paulus ingin memberi karunia rohani untuk menguatkan jemaat Roma.
  2. Persekutuan Kristen harus saling menguatkan dalam iman.
  3. Rencana manusia harus tunduk kepada kehendak Tuhan.

Sebagai orang percaya, kita harus meneladani Paulus dalam kerinduan untuk memperkuat sesama saudara seiman, karena iman yang sejati bertumbuh dalam komunitas dan ketaatan kepada Tuhan.

Next Post Previous Post