Roma 2:7-11: Keadilan Allah dan Pembalasan yang Adil

Roma 2:7-11: Keadilan Allah dan Pembalasan yang Adil

Pendahuluan

Surat Roma adalah salah satu tulisan Rasul Paulus yang paling teologis dan sistematis dalam menjelaskan keselamatan oleh anugerah Allah melalui iman kepada Yesus Kristus. Dalam Roma 2:7-11, Paulus menegaskan keadilan Allah dalam memberikan ganjaran dan hukuman, baik kepada orang Yahudi maupun non-Yahudi.

Berikut adalah teks Roma 2:7-11 dalam Alkitab AYT:

7 Dia akan memberikan kehidupan kekal kepada mereka yang dengan tekun terus-menerus berbuat baik untuk mencari kemuliaan, kehormatan, dan kekekalan.
8 Namun, bagi mereka yang mementingkan diri sendiri, dan tidak menaati kebenaran, dan menaati ketidakbenaran akan ada murka dan kemarahan.
9 Akan ada penderitaan dan kesulitan atas setiap manusia yang melakukan kejahatan, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani.
10 Akan tetapi, kemuliaan, kehormatan, dan damai sejahtera kepada setiap orang yang berbuat apa yang baik, pertama-tama kepada orang Yahudi, dan juga kepada orang Yunani.
11 Sebab, Allah tidak pilih kasih.

Ayat ini menunjukkan prinsip dasar keadilan Allah:

  1. Orang yang mencari kebenaran akan menerima kehidupan kekal.
  2. Orang yang menolak kebenaran akan menerima murka Allah.
  3. Allah tidak pilih kasih dalam memberikan penghakiman dan upah.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna ayat ini berdasarkan pandangan teologi Reformed, dengan merujuk pada pemikiran John Calvin, Charles Hodge, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul.

1. Konteks Historis dan Sastra

Surat Roma ditulis oleh Paulus kepada jemaat di Roma sekitar tahun 57-58 M. Dalam pasal 1, Paulus telah menjelaskan bahwa semua manusia berdosa dan membutuhkan Injil. Kemudian, dalam Roma 2, ia menegaskan bahwa Allah adalah Hakim yang adil, baik bagi orang Yahudi maupun non-Yahudi.

Di zaman Paulus, banyak orang Yahudi merasa lebih unggul karena memiliki hukum Taurat, sementara orang non-Yahudi dianggap tidak memiliki bagian dalam keselamatan. Paulus membantah anggapan ini dengan menunjukkan bahwa Allah akan menghakimi setiap orang berdasarkan perbuatannya.

2. Eksposisi Ayat dan Makna Teologis

a. "Dia akan memberikan kehidupan kekal kepada mereka yang dengan tekun terus-menerus berbuat baik..." (Roma 2:7)

Ayat ini tampaknya mengindikasikan bahwa keselamatan dapat diperoleh dengan perbuatan baik. Namun, dalam konteks teologi Reformed, kita memahami bahwa keselamatan adalah anugerah, bukan hasil usaha manusia.

John Calvin dalam Commentary on Romans menulis:

"Paulus tidak mengajarkan bahwa manusia dapat memperoleh keselamatan dengan perbuatan baik. Sebaliknya, ia berbicara tentang buah dari iman sejati yang diwujudkan dalam kehidupan orang percaya."

Ini sesuai dengan ajaran Yesus dalam Matius 7:16, bahwa pohon yang baik menghasilkan buah yang baik. Dalam teologi Reformed, perbuatan baik adalah bukti iman sejati, bukan penyebab keselamatan (Efesus 2:8-10).

b. "Namun, bagi mereka yang mementingkan diri sendiri, dan tidak menaati kebenaran... akan ada murka dan kemarahan." (Roma 2:8)

Paulus berbicara tentang konsekuensi bagi mereka yang menolak kebenaran Allah. Murka Allah bukan sekadar kemarahan emosional, tetapi merupakan keadilan Allah yang dinyatakan terhadap dosa.

Charles Hodge dalam Systematic Theology menulis:

"Murka Allah adalah manifestasi dari kekudusan-Nya yang menuntut penghukuman terhadap dosa. Ini bukan tindakan impulsif, tetapi keadilan yang sempurna."

Konsep ini sejalan dengan Roma 1:18, yang menyatakan bahwa murka Allah dinyatakan atas semua kefasikan manusia. Dalam teologi Reformed, ini menegaskan bahwa Allah tidak akan mentolerir dosa dan pasti akan memberikan hukuman yang adil.

c. "Akan ada penderitaan dan kesulitan atas setiap manusia yang melakukan kejahatan..." (Roma 2:9)

Paulus menekankan bahwa setiap orang akan menerima pembalasan sesuai dengan perbuatannya, tanpa memandang latar belakang etnis.

Louis Berkhof dalam Systematic Theology menulis:

"Dalam penghakiman terakhir, Allah akan menunjukkan keadilan-Nya dengan memberikan hukuman yang setimpal dengan kejahatan manusia. Tidak ada yang dapat bersembunyi dari keadilan-Nya."

Ini mengingatkan kita pada Galatia 6:7, yang mengatakan: "Apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya."

d. "Akan tetapi, kemuliaan, kehormatan, dan damai sejahtera kepada setiap orang yang berbuat apa yang baik..." (Roma 2:10)

Paulus kembali menegaskan bahwa Allah akan memberikan upah kepada mereka yang hidup dalam kebenaran. Namun, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perbuatan baik ini adalah hasil dari iman kepada Kristus, bukan usaha manusia untuk memperoleh keselamatan.

R.C. Sproul dalam Chosen by God menulis:

"Perbuatan baik orang percaya adalah hasil dari anugerah Allah yang bekerja di dalam mereka. Keselamatan diberikan oleh iman, tetapi iman sejati selalu menghasilkan buah kebenaran."

Dengan kata lain, orang yang benar-benar diselamatkan akan menunjukkan bukti keselamatannya dalam hidupnya.

e. "Sebab, Allah tidak pilih kasih." (Roma 2:11)

Ayat ini menegaskan bahwa Allah tidak menunjukkan favoritisme dalam penghakiman-Nya. Semua manusia, baik Yahudi maupun non-Yahudi, akan dihakimi berdasarkan standar yang sama.

Dalam teologi Reformed, ini menunjukkan keadilan Allah yang sempurna. Tidak ada yang dapat mengandalkan latar belakang agamanya untuk menghindari penghakiman Allah.

John Calvin menulis:

"Tidak ada satu pun yang dapat mengklaim hak istimewa di hadapan Allah. Semua manusia berdiri di hadapan-Nya berdasarkan standar yang sama, yaitu kebenaran-Nya."

Ini juga mengingatkan kita pada Kisah Para Rasul 10:34, di mana Petrus berkata:

"Sesungguhnya aku telah mengerti bahwa Allah tidak membedakan orang."

3. Aplikasi Teologi Reformed dalam Kehidupan Sehari-hari

a. Keselamatan adalah Anugerah, Bukan Hasil Usaha

Roma 2:7 sering disalahpahami sebagai ajaran keselamatan oleh perbuatan baik. Namun, dalam teologi Reformed, kita memahami bahwa keselamatan adalah anugerah Allah yang dinyatakan melalui iman, bukan usaha manusia (Efesus 2:8-9).

Sebagai orang percaya, kita harus selalu bersandar pada Kristus sebagai satu-satunya jalan keselamatan, bukan pada perbuatan kita sendiri.

b. Keadilan Allah Akan Ditegakkan

Paulus mengajarkan bahwa Allah akan menghakimi setiap orang dengan adil. Ini berarti bahwa tidak ada dosa yang tersembunyi di hadapan Allah.

Sebagai orang percaya, kita harus hidup dalam takut akan Tuhan, menyadari bahwa setiap perbuatan kita akan diperhitungkan di hadapan-Nya (Pengkhotbah 12:14).

c. Injil Harus Diberitakan Kepada Semua Bangsa

Karena Allah tidak pilih kasih, maka keselamatan harus diberitakan kepada semua orang, baik Yahudi maupun non-Yahudi.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk membawa Injil ke semua bangsa, sebagaimana diperintahkan dalam Matius 28:19-20.

Kesimpulan

Roma 2:7-11 mengajarkan prinsip-prinsip penting dalam teologi Reformed:

  1. Keselamatan adalah anugerah, tetapi iman sejati menghasilkan perbuatan baik.
  2. Allah akan memberikan hukuman yang adil bagi mereka yang menolak kebenaran-Nya.
  3. Tidak ada yang dapat menghindari penghakiman Allah berdasarkan status agamanya.
  4. Allah tidak pilih kasih dan semua orang harus menerima Injil.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam kebenaran, memberitakan Injil, dan menantikan keadilan Allah yang sempurna.

Next Post Previous Post