Tradisi Pesta Kawin Yahudi dalam Terang Teologi Reformed

Tradisi Pesta Kawin Yahudi dalam Terang Teologi Reformed

Pendahuluan

Pernikahan adalah institusi sakral yang telah ditetapkan oleh Allah sejak penciptaan manusia (Kejadian 2:24). Dalam tradisi Yahudi, pernikahan bukan hanya ikatan sosial atau budaya, tetapi juga memiliki makna rohani yang mendalam. Pesta kawin Yahudi memiliki banyak simbolisme yang mencerminkan hubungan Allah dengan umat-Nya, dan dalam Perjanjian Baru, tradisi ini menjadi gambaran dari hubungan antara Kristus dan gereja-Nya.

Dalam teologi Reformed, pernikahan dipandang sebagai perjanjian yang kudus, mencerminkan kasih Allah dan kesetiaan-Nya terhadap umat-Nya. Dengan memahami tradisi pernikahan Yahudi, kita dapat lebih menghargai makna teologis yang terkandung di dalamnya, serta melihat bagaimana Perjanjian Baru menggunakan gambaran ini untuk menggambarkan karya keselamatan Kristus.

Artikel ini akan membahas:

  1. Tahapan dalam Tradisi Pesta Kawin Yahudi
  2. Makna Teologis dalam Pesta Kawin Yahudi
  3. Bagaimana Tradisi Ini Menggambarkan Kristus dan Gereja-Nya

1. Tahapan dalam Tradisi Pesta Kawin Yahudi

Dalam budaya Yahudi kuno, pernikahan bukanlah sebuah peristiwa yang berlangsung dalam sehari, tetapi sebuah proses yang berlangsung dalam beberapa tahap. Pernikahan Yahudi melibatkan tiga tahap utama:

A. Pertunangan (Shidduchin) – Perjanjian Pernikahan

Pertunangan dalam tradisi Yahudi jauh lebih kuat daripada pertunangan dalam budaya modern. Dalam tahap ini, keluarga calon mempelai pria dan wanita akan membuat perjanjian pernikahan.

  • Perjanjian ini sering kali disertai dengan pembayaran mohar (maskawin), yang merupakan harga yang dibayarkan oleh mempelai pria kepada keluarga mempelai wanita sebagai tanda komitmen.
  • Pasangan yang bertunangan dianggap secara hukum sudah menikah, meskipun mereka belum hidup bersama.
  • Jika seorang pria ingin membatalkan pertunangan, ia harus memberikan surat cerai (get), menunjukkan betapa seriusnya tahap ini.

Kaitan dengan Alkitab:

  • Dalam Matius 1:18-19, Yusuf disebut sebagai "tunangan" Maria, tetapi ia berniat menceraikannya secara diam-diam ketika mengetahui Maria mengandung. Ini menunjukkan bahwa pertunangan dalam budaya Yahudi adalah perjanjian yang kuat dan tidak bisa dibatalkan dengan mudah.
  • Dalam teologi Reformed, tahap ini dapat dibandingkan dengan pemilihan (election) Allah terhadap umat-Nya. Seperti seorang mempelai pria yang memilih pengantin wanita, Allah telah memilih umat-Nya sebelum dunia dijadikan (Efesus 1:4).

B. Masa Persiapan – Mempelai Pria Pergi untuk Mempersiapkan Rumah

Setelah pertunangan, mempelai pria akan pergi untuk mempersiapkan rumah bagi mempelai wanita. Masa ini bisa berlangsung sekitar satu tahun, dan selama waktu ini, pasangan tidak akan bertemu.

  • Mempelai pria biasanya akan membangun atau menyiapkan rumah di dekat rumah ayahnya.
  • Hanya ayah dari mempelai pria yang dapat menentukan kapan pernikahan bisa berlangsung, setelah memastikan bahwa rumahnya sudah siap.
  • Sementara itu, mempelai wanita harus selalu siap karena ia tidak tahu kapan mempelai pria akan datang menjemputnya.

Kaitan dengan Alkitab:

  • Yohanes 14:2-3 mencerminkan tradisi ini ketika Yesus berkata, "Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada."
  • Dalam teologi Reformed, ini menggambarkan bagaimana Kristus saat ini sedang mempersiapkan tempat bagi umat-Nya di surga, dan suatu hari Ia akan datang kembali untuk menjemput gereja-Nya sebagai mempelai-Nya.

C. Perayaan Pernikahan – Kedatangan Mempelai Pria dan Pesta Kawin

Saat semuanya siap, mempelai pria akan datang secara tiba-tiba untuk menjemput mempelai wanita.

  • Biasanya, mempelai pria akan datang di malam hari dengan diiringi suara terompet atau sorakan, sebagai tanda bahwa ia datang untuk membawa mempelai wanitanya.
  • Mempelai wanita harus selalu siap dengan lampunya menyala, karena ia tidak tahu kapan mempelai pria akan datang.
  • Setelah itu, perayaan pernikahan akan berlangsung selama tujuh hari penuh, dengan pesta besar yang dihadiri keluarga dan teman-teman.

Kaitan dengan Alkitab:

  • Matius 25:1-13 menggambarkan perumpamaan tentang sepuluh gadis yang menunggu kedatangan mempelai pria. Gadis-gadis yang bijaksana membawa minyak untuk lampu mereka, sementara yang bodoh tidak siap ketika mempelai pria datang. Ini menunjukkan pentingnya kesiapan umat Tuhan dalam menantikan kedatangan Kristus.
  • Wahyu 19:7-9 menggambarkan "Perjamuan Kawin Anak Domba," di mana gereja dipersatukan dengan Kristus dalam kemuliaan.

Kesimpulan

Tradisi pernikahan Yahudi bukan hanya serangkaian ritual budaya, tetapi memiliki makna rohani yang mendalam, mencerminkan hubungan Kristus dengan gereja-Nya.

2. Makna Teologis dalam Pesta Kawin Yahudi

Teologi Reformed menekankan bahwa Allah adalah Allah perjanjian, dan hubungan antara Allah dan umat-Nya sering kali digambarkan sebagai hubungan pernikahan.

Pernikahan sebagai Gambaran Perjanjian

Dalam Perjanjian Lama, hubungan Allah dengan Israel digambarkan sebagai pernikahan.

  • Hosea 2:19-20: "Aku akan menjadikan engkau istri-Ku untuk selama-lamanya, dan Aku akan menjadikan engkau istri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan rahmat."
  • Israel sering kali disebut sebagai istri Allah yang tidak setia (Yehezkiel 16:8-15).

Dalam Perjanjian Baru, gambaran ini berlanjut dengan Kristus sebagai mempelai pria dan gereja sebagai mempelai wanita (Efesus 5:25-27).

Kehidupan Kristen sebagai Masa Persiapan

Gereja saat ini berada dalam masa persiapan, menantikan kedatangan Kristus.

  • Seperti mempelai wanita dalam budaya Yahudi yang harus selalu siap, kita juga dipanggil untuk hidup dalam kesetiaan dan kekudusan.
  • Efesus 5:27 menunjukkan bahwa Kristus akan datang kembali untuk menjemput gereja yang "tidak bercela, tanpa noda atau kerut."

Kedatangan Kedua Kristus sebagai Pesta Pernikahan

Kedatangan kedua Kristus sering kali digambarkan sebagai perayaan pernikahan.

  • Wahyu 19:7: "Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena pernikahan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap."
  • Ini menggambarkan penggenapan akhir dari rencana keselamatan Allah, di mana gereja dipersatukan sepenuhnya dengan Kristus dalam kemuliaan.

3. Bagaimana Tradisi Ini Menggambarkan Kristus dan Gereja-Nya

Jika kita melihat kembali tahapan pernikahan Yahudi, kita dapat melihat bagaimana ini mencerminkan karya keselamatan Kristus:

Tradisi Pernikahan YahudiMakna dalam Kristus
Pertunangan (Shidduchin)Kristus memilih gereja-Nya sebelum dunia dijadikan (Efesus 1:4).
Mempelai pria pergi mempersiapkan tempatKristus naik ke surga untuk mempersiapkan tempat bagi umat-Nya (Yohanes 14:2-3).
Kedatangan mendadak mempelai priaKedatangan kedua Kristus akan terjadi secara tiba-tiba (1 Tesalonika 4:16-17).
Perayaan pernikahanPerjamuan Kawin Anak Domba (Wahyu 19:7-9).

Kesimpulan Akhir

Tradisi pernikahan Yahudi menggambarkan hubungan perjanjian Allah dengan umat-Nya.
Gereja saat ini berada dalam masa persiapan, menantikan kedatangan Kristus.
Kedatangan kedua Kristus akan menjadi puncak dari perayaan surgawi, di mana gereja dipersatukan dengan-Nya selamanya.

Sebagai mempelai Kristus, kita dipanggil untuk selalu siap, hidup dalam kekudusan, dan menantikan kedatangan-Nya dengan sukacita. 

Next Post Previous Post