Yohanes 14:5 – "Tuhan, Kami Tidak Tahu ke Mana Engkau Pergi"

Yohanes 14:5 – "Tuhan, Kami Tidak Tahu ke Mana Engkau Pergi"

Pendahuluan

Yohanes 14 adalah salah satu bagian paling mendalam dalam Injil Yohanes, di mana Yesus menghibur murid-murid-Nya sebelum penderitaan dan kematian-Nya. Salah satu ayat yang menarik perhatian dalam bagian ini adalah pertanyaan Tomas dalam Yohanes 14:5:

"Kata Tomas kepada-Nya: 'Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?'" (Yohanes 14:5, TB)

Pertanyaan ini muncul ketika Yesus berbicara tentang pergi ke tempat yang telah disediakan-Nya bagi murid-murid-Nya. Jawaban Yesus di ayat selanjutnya (Yohanes 14:6) menjadi salah satu pernyataan paling ikonik dalam iman Kristen:

"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

Dalam artikel ini, kita akan membahas makna teologis Yohanes 14:5, mengapa Tomas mengajukan pertanyaan ini, bagaimana para pakar teologi memahami konteksnya, serta bagaimana ayat ini relevan bagi kehidupan orang percaya.

1. Konteks Yohanes 14:5: Perpisahan Yesus dengan Murid-Murid-Nya

a. Latar Belakang Yohanes 14

Yohanes 14 adalah bagian dari Pidato Perpisahan Yesus (Yohanes 13-17), di mana Yesus menyiapkan murid-murid-Nya menghadapi kenyataan bahwa Ia akan pergi dan mereka akan tetap di dunia ini.

Dalam Yohanes 14:1-4, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:

"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu."

Yesus berjanji bahwa Ia akan kembali dan membawa mereka ke tempat yang telah disediakan-Nya. Namun, murid-murid masih belum memahami apa yang dimaksudkan-Nya, dan inilah yang mendorong Tomas untuk bertanya dalam Yohanes 14:5.

Menurut Craig Keener, murid-murid Yesus pada saat itu masih berpikir secara fisik dan duniawi, sehingga mereka kesulitan memahami konsep kepergian Yesus ke Bapa.

b. Siapakah Tomas?

Tomas adalah salah satu dari dua belas murid Yesus yang dikenal karena keraguannya setelah kebangkitan Yesus (Yohanes 20:24-29). Namun, dalam Yohanes 14:5, pertanyaannya menunjukkan bahwa ia memiliki keinginan untuk memahami lebih dalam tentang ajaran Yesus.

Menurut D.A. Carson, pertanyaan Tomas mewakili ketidaktahuan banyak orang tentang jalan menuju Allah, yang kemudian dijawab dengan sangat tegas oleh Yesus dalam Yohanes 14:6.

2. Mengapa Tomas Bertanya?

a. Ketidaktahuan tentang Destinasi Yesus

Tomas berkata, "Kami tidak tahu ke mana Engkau pergi." Ini menunjukkan bahwa murid-murid belum memahami bahwa Yesus berbicara tentang kembali ke Bapa di surga.

Menurut John MacArthur, murid-murid masih berharap bahwa Yesus akan mendirikan kerajaan Mesias di dunia ini, sehingga mereka sulit menerima konsep penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya.

b. Tomas Menginginkan Kejelasan

Tomas kemudian bertanya, "Bagaimana kami tahu jalan ke situ?"

  • Secara manusiawi, Tomas menginginkan petunjuk konkret tentang ke mana Yesus akan pergi dan bagaimana cara mengikutinya.
  • Secara spiritual, pertanyaannya mewakili kerinduan hati manusia untuk menemukan jalan menuju Allah.

Menurut Leon Morris, pertanyaan Tomas adalah manifestasi dari kebutuhan mendasar manusia akan petunjuk rohani yang jelas, yang kemudian dijawab Yesus dengan pernyataan "Akulah jalan."

3. Makna Teologis Yohanes 14:5

a. Tomas Mewakili Kebingungan Manusia tentang Jalan Menuju Allah

Banyak orang, bahkan saat ini, masih bertanya seperti Tomas: Bagaimana cara saya menemukan Allah? Jalan mana yang harus saya tempuh?

Menurut R.C. Sproul, pertanyaan ini menegaskan bahwa tanpa wahyu ilahi, manusia tidak dapat menemukan Allah dengan kekuatan mereka sendiri.

b. Yesus sebagai Jawaban atas Pencarian Manusia

Jawaban Yesus dalam Yohanes 14:6 mengungkapkan bahwa jalan menuju Allah bukanlah melalui hukum Taurat, filsafat, atau usaha manusia, tetapi hanya melalui Kristus sendiri.

Efesus 2:18 berkata:

"Karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa."

Menurut Wayne Grudem, Yohanes 14:6 adalah deklarasi bahwa Yesus adalah satu-satunya perantara antara manusia dan Allah.

4. Pandangan Para Pakar Teologi tentang Yohanes 14:5

Berbagai pakar teologi memberikan interpretasi mendalam tentang Yohanes 14:5:

TeologPandangan tentang Yohanes 14:5
Craig KeenerTomas berbicara dari perspektif manusia yang belum memahami rencana keselamatan Kristus sepenuhnya.
D.A. CarsonPertanyaan Tomas menunjukkan bahwa murid-murid belum memahami bahwa Yesus berbicara tentang kembalinya ke Bapa di surga.
John MacArthurPertanyaan Tomas adalah ungkapan keinginan manusia untuk memiliki arah yang jelas menuju Allah.
Leon MorrisTomas mewakili banyak orang yang ragu dan mencari jalan kebenaran, yang akhirnya dijawab oleh Yesus.

Semua pakar sepakat bahwa Yohanes 14:5 adalah pertanyaan fundamental tentang bagaimana manusia dapat mengenal Allah, yang dijawab secara tegas oleh Yesus dalam Yohanes 14:6.

5. Implikasi Yohanes 14:5 bagi Kehidupan Kristen

a. Keraguan Itu Wajar, tetapi Harus Dibawa kepada Yesus

Tomas memiliki keraguan, tetapi ia membawanya kepada Yesus. Sebagai orang percaya, kita harus membawa pertanyaan dan kebingungan kita kepada Tuhan dalam doa.

Filipi 4:6 berkata:

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur."

Menurut Timothy Keller, iman Kristen bukanlah iman yang buta, tetapi iman yang mencari kebenaran dalam Kristus.

b. Yesus adalah Satu-Satunya Jalan ke Bapa

Banyak orang saat ini percaya bahwa ada banyak jalan menuju Allah. Namun, Yesus dengan tegas menyatakan bahwa hanya melalui Dia manusia dapat sampai kepada Bapa.

Kisah Para Rasul 4:12 berkata:

"Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."

Menurut Charles Spurgeon, keselamatan tidak bergantung pada moralitas atau agama manusia, tetapi hanya pada Yesus Kristus.

c. Kita Harus Hidup dalam Jalan yang Ditunjukkan Kristus

Mengetahui bahwa Yesus adalah jalan bukan hanya soal pengakuan iman, tetapi juga ketaatan dalam hidup kita sehari-hari.

Yakobus 1:22 berkata:

"Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja."

Sebagai pengikut Kristus, kita harus hidup dalam kebenaran dan kasih, menunjukkan bahwa kita benar-benar mengikuti jalan yang telah Yesus tunjukkan.

Kesimpulan

Yohanes 14:5 bukan hanya sekadar pertanyaan Tomas, tetapi juga pertanyaan mendasar setiap manusia tentang bagaimana menemukan jalan menuju Allah.

Pelajaran utama dari Yohanes 14:5:

Keraguan harus dibawa kepada Yesus, bukan menjauhi-Nya.
Yesus adalah satu-satunya jalan menuju Allah.
Mengikuti Yesus berarti hidup dalam kebenaran dan kasih.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengandalkan Yesus sepenuhnya sebagai jalan menuju kehidupan kekal dan menjalani hidup sesuai dengan ajaran-Nya.

Next Post Previous Post