2 Petrus 3:16: Memahami Tulisan Paulus, Mewaspadai Penafsiran Keliru

Pendahuluan
Dalam dunia kekristenan, tidak sedikit ayat-ayat Alkitab yang sulit dimengerti. Bahkan, tulisan Rasul Paulus — yang sangat teologis dan dalam — kerap menjadi subjek perdebatan dan penafsiran yang keliru. Namun, jauh sebelum masa kini, Rasul Petrus sendiri sudah menyinggung fenomena ini dalam salah satu pernyataan paling menarik dalam Perjanjian Baru:
“Dia juga membicarakan hal-hal ini dalam semua suratnya yang lain. Memang ada hal-hal yang sulit dimengerti sehingga diputarbalikkan oleh orang-orang yang bodoh dan yang lemah imannya. Mereka juga melakukannya pada bagian-bagian lain dari Kitab Suci, yang mengakibatkan kebinasaan atas diri mereka sendiri.”
(2 Petrus 3:16, AYT)
Ayat ini bukan hanya memberikan pengakuan terhadap tulisan Paulus sebagai bagian dari Kitab Suci, tetapi juga menjadi peringatan keras tentang bahaya menafsirkan Firman Tuhan secara sembarangan. Dalam teologi Reformed, ayat ini sangat penting dalam hal doktrin inspirasi Kitab Suci, otoritas tulisan para rasul, serta hermeneutika yang benar.
Artikel ini akan mengupas 2 Petrus 3:16 secara ekspositori dan teologis, merujuk pada pemikiran para teolog Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, Louis Berkhof, Herman Bavinck, dan Sinclair Ferguson.
1. Konteks Umum Surat 2 Petrus
Surat ini merupakan tulisan terakhir Petrus, di mana ia memperingatkan jemaat terhadap pengajar sesat dan mengajak mereka hidup dalam pengharapan akan kedatangan Tuhan. Di pasal 3, Petrus menegaskan bahwa hari Tuhan akan datang dengan pasti, meskipun beberapa orang meragukannya.
Ayat 15–16 secara khusus berbicara tentang kesabaran Allah dan pengajaran Paulus mengenai hal tersebut, lalu menyinggung bagaimana ada orang-orang yang memutarbalikkan ajaran-ajaran tersebut hingga membawa kebinasaan.
2. “Dia juga membicarakan hal-hal ini dalam semua suratnya yang lain...”
A. Pengakuan Petrus atas Paulus dan Surat-suratnya
Di sini Petrus mengacu pada Rasul Paulus, dan mengakui bahwa dalam semua suratnya, Paulus juga membicarakan tentang kesabaran Tuhan, penghakiman, dan hal-hal eskatologis lainnya.
John Calvin menyoroti bahwa pengakuan ini menunjukkan penghormatan antar rasul, serta pengakuan bahwa tulisan Paulus memiliki otoritas kerasulan yang sama dengan para penulis Kitab Suci lainnya.
Dalam teologi Reformed, ini menjadi bukti awal bahwa tulisan Paulus diperlakukan sebagai Firman Tuhan oleh gereja mula-mula — setara dengan tulisan nabi-nabi dan Kitab Suci lainnya.
3. “...Memang ada hal-hal yang sulit dimengerti...”
A. Kompleksitas Teologi Paulus
Tulisan-tulisan Paulus, seperti dalam Roma, Galatia, dan Efesus, memang mengandung pengajaran yang mendalam tentang pembenaran, pemilihan, anugerah, dan penghakiman. Hal-hal ini bukan tidak benar, tetapi memang tidak mudah dimengerti.
R.C. Sproul menyatakan bahwa “kebenaran yang dalam memerlukan pemikiran yang dalam.” Paulus menulis bukan untuk membuat orang bingung, tetapi untuk mendorong pembaca menggali dan bertumbuh dalam iman.
Teologi Reformed menghargai kedalaman doktrin, dan melihat bahwa kesulitan bukan alasan untuk menolak, melainkan undangan untuk belajar lebih dalam dengan bimbingan Roh Kudus.
4. “...sehingga diputarbalikkan oleh orang-orang yang bodoh dan yang lemah imannya.”
A. Siapa yang Memutarbalikkan?
Petrus menyebut dua kelompok:
-
Orang-orang bodoh (athunetoi) — secara rohani tidak memiliki pengertian.
-
Yang lemah imannya (asteriktoi) — tidak stabil, mudah digoyahkan.
Louis Berkhof menjelaskan bahwa ini merujuk pada orang-orang yang tidak memiliki fondasi doktrinal yang kokoh dan cenderung menafsirkan Kitab Suci menurut kehendak sendiri, bukan berdasarkan prinsip yang benar.
Ini adalah pengingat bahwa pembacaan Alkitab harus disertai dengan kerendahan hati dan bimbingan Roh Kudus, serta komitmen terhadap kebenaran.
5. “...Mereka juga melakukannya pada bagian-bagian lain dari Kitab Suci...”
A. Tulisan Paulus Diakui Sebagai Kitab Suci
Ini adalah salah satu poin teologis terpenting dalam ayat ini. Petrus menyebut tulisan Paulus sejajar dengan bagian lain dari Kitab Suci. Ini merupakan pengakuan eksplisit bahwa surat-surat Paulus termasuk dalam kanon Alkitab.
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menyatakan bahwa ayat ini menjadi bukti bahwa gereja mula-mula menyadari otoritas tulisan rasuli sebagai firman Allah yang diinspirasikan.
6. “...yang mengakibatkan kebinasaan atas diri mereka sendiri.”
A. Konsekuensi Fatal Penafsiran Keliru
Petrus tidak menyatakan bahwa kesalahan menafsirkan Alkitab hanyalah masalah intelektual. Ini adalah persoalan jiwa dan keselamatan. Penafsiran yang menyimpang dapat membawa orang kepada kebinasaan kekal.
Sinclair Ferguson mengingatkan bahwa semua bidat dimulai dari penafsiran yang menyimpang terhadap Alkitab — seperti yang dilakukan oleh kelompok Gnostik, Arianisme, dan pelbagai ajaran sesat lainnya.
7. Ajaran Teologi Reformed dalam 2 Petrus 3:16
A. Otoritas dan Inspirasi Kitab Suci
Teologi Reformed mengajarkan bahwa seluruh Kitab Suci adalah diilhamkan Allah (2 Timotius 3:16), dan bahwa tulisan Paulus merupakan bagian dari wahyu ilahi. 2 Petrus 3:16 memperkuat hal ini secara internal dalam Kitab Suci sendiri.
B. Hermeneutika yang Bertanggung Jawab
Karena Kitab Suci bisa disalahartikan, maka sangat penting untuk menafsirkan Alkitab dengan prinsip yang benar:
-
Kristosentris (berpusat pada Kristus)
-
Berdasarkan konteks historis dan gramatikal
-
Selaras dengan seluruh isi Kitab Suci
-
Dibimbing oleh Roh Kudus
C. Peran Gereja dan Pengajaran yang Sehat
Gereja sebagai “tiang penopang dan dasar kebenaran” (1 Timotius 3:15) berperan penting dalam menjaga penafsiran yang benar. Pengajaran teologis yang benar adalah pelindung umat dari kesesatan.
8. Aplikasi Praktis dari 2 Petrus 3:16
1. Jangan Malu Mengakui bahwa Alkitab Sulit
Tidak semua bagian Alkitab mudah. Mengakui kesulitan bukan kelemahan iman, tetapi tanda kerendahan hati. Itu mendorong kita untuk belajar dan bertumbuh.
2. Pelajari Alkitab dengan Panduan yang Benar
Gunakan tafsiran yang sehat, komunitas rohani, dan bacaan teologi yang dapat dipercaya. Jangan menafsirkan hanya berdasarkan perasaan atau budaya semata.
3. Waspadai Pengajaran yang Menyimpang
Setiap ajaran yang menyimpang dari kebenaran Injil, khususnya dari doktrin Paulus tentang kasih karunia dan keselamatan oleh iman, harus diuji dan ditolak.
4. Doakan Pencerahan dari Roh Kudus
Pemahaman sejati datang dari Roh Kudus (1 Kor 2:14). Mintalah pimpinan-Nya setiap kali Anda membuka Alkitab, agar tidak jatuh ke dalam kekeliruan.
5. Hargai Kedalaman Teologi Alkitab
Tulisan Paulus tidak hanya untuk pemula, tetapi juga untuk mereka yang dewasa dalam iman. Galilah, pelajarilah, dan nikmati kedalaman Injil.
Kesimpulan
2 Petrus 3:16 memberikan peringatan yang sangat relevan bagi kita saat ini:
-
Bahwa Kitab Suci, termasuk tulisan Paulus, adalah firman Allah yang harus dihormati dan ditafsirkan dengan benar.
-
Bahwa kesulitan dalam Alkitab mengundang kita untuk semakin dalam mencari Tuhan, bukan menolaknya.
-
Bahwa penafsiran keliru bisa membawa kehancuran, dan oleh sebab itu, perlu kehati-hatian, kerendahan hati, dan komitmen terhadap kebenaran.
-
Bahwa Roh Kudus tinggal di dalam orang percaya untuk memimpin kepada seluruh kebenaran.
Teologi Reformed sangat menekankan bahwa Alkitab adalah otoritas tertinggi (Sola Scriptura), dan karena itu harus dihormati, dipelajari, dan dihidupi dengan benar.