5 Mitos tentang Gereja yang Perlu Diluruskan

5 Mitos tentang Gereja yang Perlu Diluruskan

Pendahuluan

Gereja adalah institusi yang memiliki peran penting dalam kehidupan umat Kristen. Namun, ada banyak kesalahpahaman yang berkembang di masyarakat mengenai apa itu gereja, bagaimana fungsinya, dan apa yang seharusnya dilakukan oleh jemaat. Beberapa mitos ini telah bertahan lama dan sering kali mengaburkan pemahaman yang benar tentang gereja menurut Alkitab.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lima mitos tentang gereja yang sering dipercayai, serta meluruskannya dengan pandangan dari beberapa pakar teologi Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, Herman Bavinck, dan John Piper.

Mitos #1: Gereja Adalah Bangunan Fisik

Mitos: Banyak orang berpikir bahwa gereja adalah bangunan tempat orang Kristen berkumpul untuk beribadah. Istilah "pergi ke gereja" sering kali digunakan untuk merujuk pada lokasi fisik tertentu, seolah-olah gereja hanya terbatas pada struktur bangunan.

Fakta: Menurut Alkitab, gereja bukanlah bangunan, tetapi kumpulan orang percaya yang dipanggil keluar dari dunia untuk menjadi tubuh Kristus. Kata Yunani untuk gereja, ekklesia, berarti "jemaat yang dipanggil keluar" (1 Petrus 2:9). Paulus dalam 1 Korintus 3:16 juga mengajarkan bahwa kita, sebagai orang percaya, adalah bait Allah yang sejati, di mana Roh Kudus berdiam.

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menjelaskan bahwa "gereja sejati bukanlah tempat, tetapi persekutuan orang-orang yang percaya kepada Kristus dan dipersatukan dalam iman yang sejati." Sementara bangunan gereja memiliki nilai sebagai tempat berkumpul, gereja yang sejati adalah komunitas orang-orang percaya yang hidup dalam persekutuan dan kasih karunia Kristus.

Mitos #2: Gereja Hanya untuk Orang yang Sempurna

Mitos: Banyak orang berpikir bahwa gereja adalah tempat untuk orang-orang suci yang tidak punya masalah dalam hidupnya. Akibatnya, banyak yang merasa tidak layak datang ke gereja karena mereka merasa belum cukup baik.

Fakta: Yesus datang bukan untuk orang benar, tetapi untuk orang berdosa (Lukas 5:32). Gereja bukanlah komunitas orang-orang sempurna, tetapi rumah sakit bagi orang berdosa yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan pemulihan oleh kasih karunia Tuhan.

R.C. Sproul pernah mengatakan bahwa "gereja adalah komunitas yang dipenuhi oleh orang-orang yang telah ditebus, tetapi masih berjuang melawan dosa setiap hari." Orang-orang yang datang ke gereja adalah mereka yang membutuhkan Tuhan, bukan mereka yang sudah sempurna.

Herman Bavinck juga menekankan bahwa gereja di dunia ini adalah corpus mixtum (tubuh yang bercampur), yang terdiri dari orang-orang yang sedang dalam proses pengudusan. Ini berarti bahwa gereja adalah tempat bagi setiap orang yang ingin bertumbuh dalam iman, bukan hanya bagi mereka yang sudah "sempurna."

Mitos #3: Gereja Adalah Organisasi Manusia

Mitos: Ada anggapan bahwa gereja hanyalah lembaga sosial atau organisasi keagamaan yang dikelola oleh manusia, sama seperti organisasi lain di dunia.

Fakta: Gereja bukanlah sekadar organisasi manusia, tetapi institusi ilahi yang didirikan oleh Kristus sendiri. Dalam Matius 16:18, Yesus berkata, "Di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya."

John Piper dalam pengajarannya sering menekankan bahwa gereja adalah "manifestasi kerajaan Allah di dunia ini." Ini berarti bahwa gereja bukan sekadar kumpulan orang yang berkumpul berdasarkan kepentingan yang sama, tetapi komunitas yang dibangun di atas dasar iman kepada Kristus dan Firman-Nya.

Meski dalam aspek administratif gereja memiliki struktur organisasi, otoritas utama dalam gereja bukan berasal dari manusia, tetapi dari Kristus sebagai Kepala Gereja (Efesus 1:22-23). Oleh karena itu, gereja harus beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitabiah, bukan sekadar mengikuti tren dunia.

Mitos #4: Gereja Tidak Penting untuk Orang Kristen

Mitos: Ada orang yang berpikir bahwa mereka tidak perlu bergabung dalam gereja karena mereka bisa beriman kepada Tuhan secara pribadi. Dengan semakin berkembangnya teknologi, banyak orang merasa cukup beribadah secara online atau menjalani kehidupan Kristen sendirian tanpa keterlibatan dalam komunitas gereja.

Fakta: Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa hidup sebagai orang percaya tidak bisa dilakukan secara individu. Ibrani 10:25 menasihatkan agar kita tidak menjauhkan diri dari pertemuan ibadah, karena di dalam gereja kita saling menasihati dan membangun satu sama lain.

John Calvin menekankan bahwa "gereja adalah ibu bagi semua orang percaya," karena melalui gereja kita bertumbuh dalam iman, menerima sakramen, dan mendapatkan pengajaran yang benar. Herman Bavinck juga menegaskan bahwa iman Kristen tidak bisa dijalani dalam isolasi, tetapi harus ada dalam konteks komunitas iman.

Gereja adalah tempat di mana orang percaya saling menguatkan dan bersama-sama menjalankan Amanat Agung (Matius 28:19-20). Meskipun ibadah online dapat menjadi sarana tambahan, itu tidak dapat menggantikan komunitas gereja secara fisik yang nyata.

Mitos #5: Gereja Hanya tentang Ibadah Minggu

Mitos: Banyak orang menganggap bahwa gereja hanya berfungsi sebagai tempat ibadah mingguan di hari Minggu, dan setelah itu tidak ada peran lain dalam kehidupan sehari-hari.

Fakta: Gereja bukan hanya tentang ibadah Minggu, tetapi juga tentang kehidupan sehari-hari orang percaya. Efesus 4:12 menjelaskan bahwa gereja ada untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan dan membangun tubuh Kristus. Ini berarti bahwa gereja harus menjadi pusat pertumbuhan rohani yang aktif sepanjang minggu, bukan hanya di hari Minggu.

John Piper sering mengajarkan bahwa "gereja adalah komunitas yang hidup, bukan hanya sebuah acara yang kita hadiri sekali seminggu." Ini berarti bahwa persekutuan, doa bersama, pelayanan kepada sesama, dan pembelajaran Alkitab harus menjadi bagian dari kehidupan jemaat setiap hari.

Gereja juga memiliki peran penting dalam misi dan pelayanan sosial. Herman Bavinck menekankan bahwa gereja harus menjadi terang dan garam bagi dunia, bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai agen perubahan dalam masyarakat.

Kesimpulan

Banyak mitos tentang gereja yang perlu diluruskan agar kita dapat memahami dan menjalani kehidupan bergereja yang sesuai dengan firman Tuhan. Gereja bukanlah bangunan fisik, bukan hanya untuk orang sempurna, bukan organisasi manusia biasa, bukan sesuatu yang opsional, dan bukan hanya tentang ibadah Minggu.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjadi bagian dari tubuh Kristus yang hidup, di mana kita bertumbuh dalam komunitas iman, saling menguatkan, dan menjalankan misi yang diberikan oleh Tuhan.

Mari kita terus membangun pemahaman yang benar tentang gereja dan hidup sebagai bagian dari keluarga Allah yang sejati!

"Karena di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Matius 18:20)

Next Post Previous Post